Tubuhnya terbakar oleh panas yang sekuat lava, dan yang bisa menyelamatkan dia, hanyalah pria di depannya. . .
Dia memegang erat kulit yang sedingin marmer itu, insting bertahannya membuatnya melepaskan semua perlawanan. . .
Rasa sakit diiringi dengan perasaan bahagia perlahan meningkat, seperti ada sebuah pertunjukan kembang api di dalam pikirannya, membuat dia merasa seperti sebuah perahu di tengah lautan api. . .
Meningkat, lalu tenggelam, sulit baginya untuk melepaskan dirinya sendiri. . .
"Hei, bangun. . . disini dingin, kau bisa terkena flu. . ."
Tekanan di pundaknya membuat Ning Xi tiba-tiba terbangun, tatapan matanya yang kabur berjumpa dengan mata lembut seorang perawat. Dalam sekejap, rasa bersalah membuat wajahnya memerah, dia berharap dia bisa mengubur dirinya sendiri saat ini dan menghindari rasa malu akibat tatapan perawat itu.
Sial, walaupun sudah lama sekali sejak malam itu, malam yang panas bersama dengan Su Yan terus muncul dalam mimpinya dari waktu ke waktu.
Karena dia sangat mabuk sampai tidak sadarkan diri, dia tidak ingat apa-apa tentang malam itu, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat bertemu dengan Yan-gege.
Perawat itu melihat Ning Xi akhirnya sadar, dan menyerahkan beberapa lembar kertas. "Kau lupa mengambil hasil tes kehamilanmu, Dokter Zhang ingin bertemu denganmu minggu depan!"
Ning Xi menerima laporan itu, dia tersenyum dengan manis, dan dengan hati-hati memasukkan kertas itu kedalam dompetnya.
Su Yan masih belajar di luar negeri, dia akan kembali malam ini. Membayangkan pertemuan malam ini, Ning Xi secara tidak sadar menjadi tegang.
Karena susah bertemu dengan Su Yan, di saat kehamilannya memasuki bulan ketujuh baru dia bisa mengubunginya.
Ning Xi sedikit gugup memikirkan ekspresi Su Yan yang akan terkejut saat melihat dia hamil.
Apa dia terlalu sensitif karena hamil? Ning Xi merasa Su Yan tidak akan merasa senang saat mendengar hal ini.
Dokter meyakinkan dia jika pria memang akan seperti ini jika berhadapan dengan kehamilan yang pertama, mereka perlu waktu untuk membiasakan diri.
Tapi. . . jangan-jangan, soal pernikahan, apa dia yang harus bicara terlebih dahulu?
Matahari bersinar dengan cerah di langit ketika dia keluar dari rumah sakit.
Ning Xi berusaha menopang pinggulnya, saat dia hendak masuk ke dalam taxi, sebuah mobil sport merah menuju ke arahnya.
Jantung Ning Xi berdegup kencang, dan dia mundur beberapa langkah kebelakang.
Mobil merah itu baru berhenti saat hampir menyerempetnya dan meninggalkan jejak ban yang lumayan panjang.
Jantung Ning Xi hampir saja berhenti, setelah menenangkan diri, dia melihat seorang wanita, mengenakan gaun merah yang memikat, mengibaskan rambut panjangnya yang bergelombang saat keluar dari mobil.
"Ning Xueluo, apa kau sudah gila?"
Ning Xueluo melihat kearahnya dan tertawa. Dengan lengan yang disilangkan di depan dadanya, seolah sedang berjalan di atas catwalk dia berjalan mendekati Ning Xi. Memanfaatkan hak sepatunya yang tinggi, dengan arogan dia memandang rendah ke arah perut Ning Xi yang buncit. "Apa? Takut aku membunuh anak haram di dalam perutmu itu?"
Ning Xi tanpa sadar melindungi kandungannya, sambil mundur beberapa langkah, dia melihat Ning Xueluo dengan geram. "Ning Xueluo! Kau sudah keterlaluan!"
Walaupun dia tahu jika Ning Xueluo selalu memperlakukannya dengan buruk, Ning Xi tidak menyangka dia akan mengucapkan perkataan sekejam itu.
"Keterlaluan? Kau itu yang keterlaluan! Setelah mabuk dan melakukan hal yang tidak senonoh dengan pria lain lalu hamil, kau kemudian meminta Su Yan bertanggung jawab! ck. . ck. . . ck. . . Ning Xi, kau tidak tahu malu!"
Ning Xi membeku, "Omong kosong apa yang kau katakan?"
"Hei, jangan bilang kau percaya jika pria yang tidur denganmu malam itu adalah Su Yan?" Ning Xueluo tertawa sebelum bersandar. "Kau yang tumbuh besar bersama dengan Su Yan sejak masih kanak-kanak, masa kau tidak bisa membedakan tubuh Su Yan dengan tubuh pria lain?"
Wajah Ning Xi menjadi semakin pucat saat dia mendengarkan hal itu, walaupun berdiri di bawah sinar matahari, seluruh tubuhnya terasa dingin.
Ya, pria pada malam itu. . .
Sekarang setelah mendengarkan perkataan Ning Xueluo, dia baru sadar, jika pria pada malam itu, memang memiliki postur tubuh yang berbeda dengan Su Yan. . .
***
25-08-2017
Diterjemahkan oleh pandapan24
[catatan]
Gege : panggilan sayang dari gadis bagi pria yang dia sukai. Bisa juga berarti kakak laki-laki. Mirip akhiran 'oppa' di korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Marriage
RomanceSetelah lima tahun, Ning Xi akhirnya kembali dan akan membalaskan dendamnya pada adik yang sudah menjebaknya, merebut kasih sayang orang tuanya. Juga teman masa kecil yang sudah mengkhianati dia demi adiknya. Dia ingin mewujudkan impian masa kecilny...