Part 3

18.5K 514 16
                                    

Gadis itu merasakan beban yang begitu berat di kepala dan pundakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu merasakan beban yang begitu berat di kepala dan pundakku. Begitu berat hingga rasanya seperti tak sanggup untuk bangkit. Perlahan aku pun membuka mataku. Menetralisir cahaya yang masuk. Hingga yang pertama kali kulihat adalah warna putih. Putih bersih. Langit berwarna putih. Dan lama kelamaan bayangan itu semakin jelas, dan menggambar sebuah objek. Sebuah ruangan. Aku tak mengenal tempat ini. Ini bukan kamarku.

Kududukkan diriku, memandang sekeliling aneh. Otakku terus berputar. Dimana aku? Kamar siapa ini? Begitu luas dan mewah. Aku melihat, mencari

seseorang untuk bertanya, tapi aku sendirian. Kepalaku mendadak pusing.

Mendadak sebuah memori berhasil kutangkap. Memori yang terjadi beberapa waktu lalu, lebih tepatnya kemarin malam. Menyedihkan.

Aku merasakan sesak di dadaku memikirkannya. Kenapa ibu begitu tega? Sekarang aku bahkan tak memiliki siapapun lagi.

Dengan langkah berat aku bangkit dari dudukku. Berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di kamar ini. Pintu kamar mandinya saja terlihat begitu megah. Tanpa sadar aku kembali terkagum melihat kamar mandinya yang mewah, seiring dadaku yang semakin berdenyut nyeri.

Kutatapi diriku di wastafel. Wajahku begitu pucat seperti hantu, dengan air mata yang mengalir. Aku kembali menangis. Kenapa dunia begitu kejam? Apa salahku?
Gadis itu memejamkan matanya. Mengingat hal yang membuatnya sakit hati 2 tahun yang lalu.

Hubungannya tak seindah dan tidak semanis kala mereka melakukan masa pendekatan. Tidak ada yang lebih manis selain pernyataan cinta Brian setahun yang lalu di tempat kerjanya, dan hanya dengan mengingat peristiwa itu perasaan Dia menjadi sedikit membaik. Luka dan airmata senantiasa menemani Anastasia kemanapun ia pergi. Di mana pun ia berada. Brian tidak pernah mengutamakannya. Dan itu menjadi luka tersendiri bagi Anastasia. Brian yang hidupnya mewah tidak setara dengan dirinya yang biasa biasa saja.

Kabar tentang Brian yang melakukan hubungan seks dengan gadis-gadis selingkuhannya pun sudah sering Anastasia dengar. Namun seolah telinganya tuli, Anastasia tidak pernah peduli.

Hanya butuh satu detik bagi Anastasia untuk mencerna apa yang sedang ia lihat. Kekasih yang duia cintai, sedang bercumbu dengan gadis yang sangat familiar baginya. Teman karibnya sendiri

tanpa sadar Anastasia Memanggil nama mereka. yang saat itu Juliet sedang mencengkram kerah leher, Juliet melepas cengkramannya dan melepas tautan bibirnya dengan. Sama halnya dengan Juliet, Brian juga terperanjat. Baru kali ini ia tertangkap basah oleh Anastasia. Betapa inginnya Anastasia merasakan bibir tipis milik Brian menyentuh bibirnya. Tapi brian belum pernah menciumnya barang sekali pun. Dan kini, teman karibnya sendiri sudah mendapatkan hal yang Anastasia idamkan. “Maaf mengganggu, kalian…. Lanjutkan saja” ujar Anastasia yang kemudian berlari menjauh tanpa mendengarkan penjelasan Brian.

Airmata menggenang di pelupuk matanya. sakit. Bahkan ini lebih sakit dari kebiasaan Brian yang selalu mengacuhkannya. Kenapa mereka tega melakukan itu? Bahkan perasaan kecewa itu telah ditumpuknya menjadi sebuah gundukan rasa kecewanya. jika saja ia mampu. Mungkin kata perpisahan sudah terlontar dari mulutnya. Tapi sayangnya, Anastasia terlalu mencintai Brian. Hingga ia tidak peduli lagi pada hatinya yang sudah porak poranda. Tanpa mengucapkan kata perpisahan Anstasia meninggalkan Brian dan tidak akan muncul dihadapan dia lagi.

That's My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang