Bab 7 ( Someone Like You )

20 1 0
                                    

Ya kebetulan bulan ini memang bulan Oktober, bulan ini di sekolah Aren mengadakan Tes. Setelah mengadakan Tes ini, Aren pulang kampung ke habitat asli pastinya. Berhubungan setelah tes itu libur, maka liburan kali ini Aren pulang kampung untuk mengisi liburannya. Dan Aren bakalan kangen sama yang di kampung. Kinon juga pulang kampung, kalau Sylviaaa entah dia nggak ngabarin ke Aren dan Kinon. Seminggu sebelum acara Tes, Sylvia sepertinya jaga jarak sama Aren. Nggak tahu penyebabnya kenapa dia bisa begitu. Kembali lagi ke topik. Aren pulang naik kereta api firstclass bukan yang ekonomi karena dia baru mencoba yang firstclass. Sebelum pulang, Aren ngabarin yang dikampungnya. Lewat telepon.
"Mah, aku mau pulang kampung dulu, habis melaksanakan Tes Mah, di sekolahku. Nanti Papah suruh jemput aku ya di Stasiun Purwokerto, kira-kira pukul 20.30, jangan lupa sampaikan ya Mah!" Aren pinta jemput.
"Iya anaku yang ganteng melebihi papahnyaaa, nanti mamah sampaikan Le"
"Bisa aja mamah gombal, oke, makasih Mah, kutunggu papah disana yaaa,"
"Iya Le, tunggu aja disana"
"Ok Mah! Tepat waktu yaaa Mah kalau jemputnyaaa"
"Iyaaa Le"
Lalu 5 jam kemudian, Aren sampai di Stasiun Purwokerto. Aren menunggu jemputan. Tiba-tiba bokapnya datang menghampirinya.
"Ren!, Aren! Ini papah dah sampai nunggu kamu!"
"Pah, pas banget waktunya nggak lebih nggak kurang walau hanya sedetik itung-itung itu bonus Pah!"
"Iya Ren!, ayok pulang Ren!"
"Ayok Pah!"
Beberapa sejam kemudian, mereka sampai di rumah.
"Le, udah pulang" Nyokap Aren menyodorkan tangan.
"Iya Mah, mumpung liburan, asalamualaikum" sambil mencium tangan.
"Iya Le, wangalaikumsalam, mandi dulu Le, makan jangan lupa habis itu tidur ya Le,"
"Iya bu, Aren mau mandi, makan, lalu tidur"
"Bagus, Le"
Habis melaksanakan kegiatan tersebut Aren datang menuju kamarnya yang lama tak terpakai.
"Huft ini kamarnya kotor sekali kaya ngga pernah dipakai"
Lalu tiba-tiba mamah datang ke kamarnya.
"Le, kamarmu ini jarang dipakai karena nggak ada yang pakai"
"Lah ko ngga dipakai Mah, nanti kalo jarang dipake berarti sudah jadi kamar hantu, serem Mah jadinya"
"Nggaklah mamah yang bersihin dulu sinih sambil bacaiin Al-quran nanti hantunya pergi takut mendengar ayat Al-quran"
"Enggak Mah, biar Aren aja yang bersihin, iya nanti Aren tek bacain ayat-ayat cinta eeeh ayat-ayat suci yang disebut Al-quran."
"Ya, udah kalo gitu, mamah mau nyiapin makanan buat papahmu"
"Ya Mah,"
Setelah itu, Aren menelfon nomor yang belakangnya 41 yaitu nomor Belia. Pertama, Aren menelfon dengan perasaan yang nggak tenang artinya gelisah. Kedua, Aren mulai berprasangka buruk mengenai jawaban atau respon Belia. Ketiga, Aren mau menyatakan perasaannya ke Belia.
Tulilit...tulilit...tulillit bunyi suara telefon saat menghubungkan.
"Angkat dong Bel!" Kesal Aren.
"Bel lo lagi dimana sih!"
"Bel angkat dong" Aren terus berusaha optimis dan berharap telefonnya diterima atau diangkat oleh Belia. Namun, alhasil telefonnya
Nggak diangkat-angkat. Aren marah, kesal, putus harapan. Tangannya yang diletakkan diatas mejanya, sebagai media untuk tidur diatas tangannya.
Lalu 1 jam kemudian...
Hp Aren bergetar dan berdering
Ternyata message dari Belia. Kini Aren langsung membalas dengan telepon.
"Ah tek telefon aja deh!" Gumam Aren.
"Halo Bel!"
"Eeem halo, dengan siapa ya ini?"
"Ini lah masa lupa, kawan lama jangan dilupakan! Aren yang paling ganteng sedunia dan seakhirat."
"Oooh Aren, iya Ren. Sorry tadi gue habis nemenin nyokap gue beli makanan"
"Oooh iya nggak papa kok, Bel, lo lagi sibuk ngga?"
"Eeem... enggak kayanya, emang ada apa Ren?"
"Temenin pergi sebentar yuk"
"Kemana Ren?"
"Kemana aja asal pergi ke hatimu eaaak"
"Ih gombal lo,"
"Temenin mau nggak?"
"Nggak mau Ren kalo perginya nggak jelas tanpa tujuan"
"Ya udah, lo penginnya kemana?"
"Ya terserah lo, lo kan yang ngajak pergi,"
"Ia sih ya, Belia lo..."
"Apa Ren? Ada apa?"
"Lo itu..."
"Apa Ren, jangan bikin penasaran deh, kalo mau pergi tinggal bilang aja sih kenapa!"
"Lo kalo nyolot tetep imut kaya marmut"
"Eh malah gombal, udahlah kalo nelefon nggak jelas kayak gini"
"PMS banget sih lo, lo itu ..."
"Apa sih Ren? Mau lo apa sih"
"Mau gue ..."

Note: Ceritanya sedikit nggantung, nggak nyambung, masih vote, like, comment and follow yaa judulnya sama persis like "Don't Let Go" tetep support yaaa, dan penasaran cerita selanjutnya tetep stay tune it! Dan penasaran sama jawaban dari Belia, ikuti terus kisah Belia dan Aren.😅😅

Don't Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang