Bab 9 ( Balasan )

36 1 0
                                    

Tiga minggu...
Aren telah sabar menunggu jawaban dari Belia. Dan kini saatnya ucapan Belia yang akan dilontarkan kepada Aren. Melalui telefon. Aren mencoba menghubunginya.
Tuuuut....tuuuut......tuuuut
Aren lama menunggu jawaban telefon dari Belia. Tiba-tiba diangkat.
"Halo, iya Ren, ada apa ya?"
"Lo udah lupa apa? Balasan lo apa Bel?"
"Balasan apa ya? Gue udah lupa?"
"Balasan permintaan gue mau nggak jadi...." kalimat terakhir langsung dipotong oleh Belia.
"Ooooh yang itu, emang kalo gak mau hukumannya apa?"
"Loh kok tanya balik sih, kan lo udah janji sama gue, balesan lo butuh waktu ya jadi gue beri waktu lah"
"Kalo gue sih jawabannya enggak"
"Apa?" Dengan wajah memelas.
"Enggak Ren,"
"Kenapa enggak sih?? Padahal gue kan ganteng, lucu, tinggi lagi, cewek banyak yang naksir sama gue, tapi lo kok nggak sih?"
"Geer banget lo sih, gue sebenarnya enggak akan nolak dari lo, justru gue ngerasa berterima kasih, karena lo juga udah ngebantu gue disaat susah, sedih, senang, marah. Lo selalu muncul pas gue dalam keadaan genting."
"Siaaap! Cantiiik, gue akan selalu jadi teman hidup lo selamanya sampe akhir hayat ini." Dengan hati riang dan girang Aren langsung meloncat-loncat kian kemari kayak kelinci kehabisan obat.
"Iya, Lucu karena lo udah jadi pelangi gue, yang bikin hati berwarna. Dengan senyumu mengalihkan duniaku," Belia tertawa geget, mendengar jawaban dari Aren.
"Eh ngomong-ngomong Cantik, kan gue udah libur nih nah mumpung libur jalan-jalan yuk kemana buat refreshing, putek otak gue nih, bete di rumah terus, bosen banget, nanti habis jalan-jalan kita ke mall beli makan atau minum terserah kamu deh, panggilnya kamu-aku ya Cantikkk"
"Hmmm, iya iya, bentar kalo gue manggil lo apa"
"Terserah deh, kamu mau manggil apa, Cantik, kamu jangan panggil gue panggil aja aku. Selama liburan kita isi bareng-bareng yuk"
"Maksudnya?"
"Hanya kita saja yang pergi kemanapun yang kamu mau Cantiiik, yang penting kamu selalu ada di hati One Heart, only you!" Aren gombal.
"Bisa aja Ren, kamu tuh ih, lucuuuu gombalnya pinter banget, pantesan kamu dideketin banyak cewek cantik"
"Yaaa itu, kamu lah yang paling bisa meraih gombalku, kamu paling hebat diantara milyaran cewek yang suka sama aku, aku lebih suka sama Cantik."
"Udahlah gombal terus, aku mau tidur siang dulu,"
"Yah gitu doang ngambek, masa calon istri ngambek sih, jangan ngambek nanti Cantiknya hilang, loh, katanya jalan-jalan, kok tidur sih???"
"Iyaaah, aku ngantuk banget, nantian aja yaa, sorean aja, aku seringnya kalau pergi sore-sore, soalnya kalo siang mataharinya jahat banget. Sorry ya sorean aja"
"Ya udah deh kalo gitu, Cantik"
"Iya Lucu, makasih ya udah ngertiin aku, met bobo siang"
"Iya met bobo cantik" Aren mematikan telefonnya. Dan mulai tidur siang.
Menjelang sore, Aren menelfon Belia kembali untuk jalan-jalan.
Tuuut....tuuuut....tuuut
Hpnya masih disamping kasur, dan Belia masih tidur nyenyak. Sedangkan hpnya masih berdering dan bergetar. Lalu Belia terbangun karena mendengar suara tersebut. Angkatlah telefon dari Aren.
"Halo Cantik, yuk jadi kan?"
"Halo Cu, jadi kemana?" Belia lupa karena maklum habis bangun tidur kadang amnesia berat.
"Ke hatimu lah" Aren tak habis-habisnya menggombal Belia.
"Bisa aja, Ren eh Cu," Belia wajahnya sedikit memerah karena suhu kamarnya yang panas bukan digombal Aren.
"Yuk, keburu malem, ntar nggak jadi pergi deh, buruan yaa, nanti aku mampir ke rumahmu"
"Iya,iya, iya Cu," Belia segera mematikan telefon dari Aren dan bergegas mandi dan ganti pakaian yang Belia mau, kadang sesuai mood aja.
Tak lama kemudian...
Akhirnya Aren datang dengan motor yang sederhana. Motor ninja modelnya. Bagi Belia, harta ngga selamanya dibawa mati, yang penting adalah kenyamanan saat bersamanya. Jika kenyamanan itu tercipta maka pertahankanlah dengan cara apapun, yang terpenting rasa kenyamanan itu tertahankan oleh kedua belah pihak yang saling melengkapi.
"Belia Anggit Laksani! Aku udah dateng depan rumahmu!" Sambil berteriak-teriak dengan penuh semangat.
"Ih malu-maluin, didengar banyak orang lagi, semoga aja orangnya lagi pada pergi ke tempat lain, dan lagi pada tidur sore" Belia bergumam, mendekat ke telinganya Aren, lalu malah Aren menyuruh Belia diam untuk berkomat-kamit mengomelnya dengan jari telunjuk menempel dibibirnya.
"Sssst, jangan ngomel terus nanti Cantiknya hilang loh,"
Lalu tangan Aren langsung dilempar. Oya Belia orangnya tuh malu kalau lagi di romantisin. Malu dilihat orang saat seperti itu. Akhirnya mereka pergi bersama, setelah Belia izin ke papahnya. Karena mamahnya lagi beli makanan sama Bi Eti. Biasa sore-sore mereka beli makanan. Dan akhirnya papahnya Belia mengijinkan. Belia merasa senang dan gembira. Hati Belia bagaikan pelangi yang sedang muncul karena ada hujan kecil yang mengiringi. Begitulah dua orang ini yang layaknya seperti itu. Pelangi yang bisa membuat hati berwarna, membuat dunia tertawa penuh kasih sayang tersimpan dalam Aren dan juga Belia. Hati mereka sedang melengkapi satu sama lain, mereka sepertinya cocok banget jadi pasangan hidup sejati, semati dan takkan pernah terganti.
Cinta yang mengandung kasih sayang, melengkapi satu sama lain, memperbaiki kekurangan satu sama lain, memahami satu sama lain itu dinamakan that's a True Love❤.
Abadi dan kekal selamanya, apa yang diharapkan oleh Si Aren dan Si Belia.
Selepas jalan-jalan, Belia kini merasakan gak enak badan. Akhirnya mereka berunjuk pulang, Aren nganterin Belia ke rumahnya. Senja di batas akhir, yang menghiasi dunia milik mereka, namun si Belia tidak menikmatinya dan Aren khawatir tentang dia. Dalam perjalanan pulang, Aren bertanya pada Belia.
"Tik, lo ngga papakan?" Tanya Aren dengan khawatir.
"Iya ngga papa koh Cu, udah mending kamu fokus kedepan aja biar nggak nabrak," pinta Belia.
"Mending kalo kamu sakit kita berhenti aja di deket warung situ tuh, warung yang biasa aku nongkrong bareng temen, aku ngga mau kalo Cantik kenapa-napa, aku maunya  Cantik tetep kelihatan Cantik di hatiku" gombal Aren.
"Bisa aja, aku ngga papa koh, udah kamu lanjutin aja perjalanannya aja dan fokus ke depan biar ngga salah jalan" pinta Belia.
"Aku maunya salahin aku bila ngga sejalan di hatimu" Aren malah tambah ngegombal Belia. Kini Belia diam dan tidak menanggapi gombalan tersebut. Tetapi wajahnya sedikit memerah, karena habis-habisan digombal oleh Aren. Sewaktu perjalanan, Aren berusaha ngehibur Belia agar tetap terlihat cantik saat bersamanya. Karena senyumnya mengalihkan dunia Aren. Wadeeeuuuuh!
Tiba-tiba Belia kepalanya ngedungkur ke bawah, lalu Aren terkejut dan berhenti sejenak.
"Tik, lo ngga papa? Tik kepala kamu kok kebawah?" Tik!!!" Aren gelisah, resah atas apa Belia yang dialami. Dan Belia menjawab,
"Aku ngga papa koh, cuma kayanya aku masuk angin deh Cu,"
"Ya dah, mending kita mampir aja ke warung situ ya, biar dibikinin jahe anget supaya badanmu ngga masuk angin lagi"
"Ya Cu," Belia hanya meng-Iyakan saja.
Nah, sampai di warung. Mereka berhenti sejenak untuk menghangatkan badan Belia yang masuk angin ternyata.
"Makan yang banyak biar nggak sakit, jangan lupa jaga kesehatan ya Tik" Aren menyarankan.
"Iya Cu, sok care banget sih"
"Emang, khusus buat kamu yang tercantik di dunia ini"
"Ah bisa aja deh,"
Beberapa kemudian, Aren mengantar ke suatu restoran yang murah namun elegant.
"Tik, makan soup yuk?" ajak Aren.
"Terserah kamu aja, deh, yang penting kamunya seneng"
"Eh jangan begitu dong, Tik, kalo kamu seneng aku juga seneng. Kesenanganmu juga kesenanganku."
"Iya deh"
"Okeh, kamu akan kubawa ke samudra biru yang ada pelangi disertai gerimis."
"Emang kamu tau samudranya letaknya dimana?"
"Tau dong,"
"Dimana?"
"Yaitu ada di dalam hatimu yang bersatu padu dengan hatiku kemudian munculah warna-warni yaitu pelangi."
"Aah... bisa aja kamu nih Cu," Belia tersipu malu-malu kucing.
"Iya, Tik, kamu memang paling berarti buat aku Tik!,"
"Ayok! buruan ke restoran, aku mau soupnya"
"Ok! Tik Let's Gooooo..."
Dalam perjalanan menuju ke restoran, Aren memakaikan jaketnya ke Belia agar tidak masuk angin. Aren yang selalu care banget sama semua cewek apalagi khusus buat pacarnya, pasti diperhatiin terus sampe ujung kaki dari ujung kepala layaknya seperti Nyokapnya Aren. Pas masih remaja, katanya wajah Belia mirip sekali dengan wajahnya Nyokap Aren. Maka dari itu, Aren semakin terpesona melihat kecantikan wajahnya si Belia. Bukan wajahnya saja melainkan INNER BEAUTY yaitu kecantikan yang ada didalam hatinya. Aren sudah tau karakter Belia, selama SMP hingga sekarang. Entah ini akan membawakan ke jenjang yang lebih serius atau mungkin berakhir disini. Kok ngomongin riwayat hidup seseorang ya.... kebawa perasaan aja.
Sesampainya di Restoran Murahan tapi Elegant, Belia turun dari motornya dan masih memakai jaketnya Aren.
"Tik, kalo kamu masih masuk angin, pake aja jaketku, nanti bawa pulang ya simpen, baik-baik jaketnya!" Aren pinta.
"Iya Cu, makasih ya" Belia menatap Aren dengan tersenyum lebar.
Lalu mereka masuk ke restoran tersebut. Sambil menggandeng tangan. Aren memilih tempat duduk yang sweetbox yang artinya tempat duduknya itu terdiri dari 2 orang atau muatannya memang buat 2 orang.
"Mbak!" Aren pinta ke pelayan.
"Mbak saya pesen paketannya yah, khusus buat My Beauty yang enak yah Mba!"
"Siap Mas!"
"Okeh, makasih Mba Cans"
"Sama-sama Mas" pelayannya baper deh.
"Tik kamu mau makan apa aja kan, kalo aku pesen?"
Namun Belia terdiam sementara. Tidak menjawab. Kesal.
"Kamu kenapa sih Tik?? Kamu sakit apa?" Dengan memegang dahi Belia.
Tidak ada jawaban satupun dari mulut Belia.
" Tik? kamu marah sama aku apa? Ooo aku tau, mesti kamu tadi ndenger aku ngegombalin si Pelayan ya? Kamu cemburu yaaa? Haaa ketahuan kamu Tik, kamu berarti cemburu sama aku yaaa?" Ngeledek Aren.
"Enggak, siapa juga yang cemburu sama orang yang udah aku percaya, eem maksudku sama orang yang hobi banget ngegombal sama semua cewek"
"Kok muka kamu ngga kayak biasanya?"
"Aku lagi kesel aja sama diriku sendiri"
"Halaaah ngaku aja kamu, bilang aja kamu cemburu sama aku kan??"
"Iya aku cemburu sama kamu, habisnya kamu ngegombal cewek didepannya ada yang punya gimana rasanya dong? Aku ngga mau ada cowok yang ngegombalin selain pacarnya sendiri, boleh ngegombal sih boleh tapi jangan kelewatan batas huh! Lain kali jangan gitu lagi loh, nanti aku marah sama kamu!" Kesal Belia.
"Iyaiyaiya, maafin aku ya Tik, aku yang salah, memang aku tuh sifatnya kek gini, jadi kamu kan dah tau sifatku kek gimana? Lagian aku tuh ngga serius- serius amat sama gombalan cewek, kecuali pacarnya sendiri lah aku baru percaya dan serius sama Kamu pastinya. Karena kamu sel..." kata terakhir ngga terucap karena pesanan udah dateng, jadi lewatin aja yaaa. Selamat makan!

Note: Sorry ceritanya sedikit abstrak, tetep comment, like, follow. 😀


Don't Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang