Part 29

5.8K 254 6
                                    

Suara senar gitar yang selalu menemani keseharian Alif. Dan kali ini ia memainkannya dengan sedikit frustasi.

Brak

Alif membanting gitarnya kasar kelantai. Ia mengacak rambut frustasi kemudian memukul tembok kamarnya dengan keras.

"Maafin gue San. Gue udah nyakitin lo, gue juga gak mau ninggalin lo. Tapi, gue juga gak mau nyakitin hati kakak gue dihari-hari terakhir hidupnya." Ucap Alif dengan nada frustasi. Ia menenggelamkan kepalanya diantara tekukan kakinya. Alif menangis.

"Maaf, gue gak bisa nepatin janji gue buat jagain hidup lo selalu San." Tambahnya dengan lebih frustasi.

* DRRRT DRRRTT DRRRTT *

Hp Alif bergetar. Dengan terpaksan Alif beranjak dari tempatnya dan mengusap kasar air matanya.

Ia mengambil hp yang tergeletak dikasurnya itu. Dengan nanar ia melihat siapa yang meneleponnya. Kemudian ia menggeser tombol hijau.

"Iya" ucap Alif dengan nada setenang mungkin. Agar mamanya itu tak terlalu khawatir dengan keadaannya saat ini.

("Kamu gapapa kan lif? Maafin mama lif.") Balas Vira dari sebrang telfon.

"Alif gapapa."

("Lif maafin mama, mama gak bermaksud buat nyakitin hati Alif. Tapi Alif tau sendirikan kalau kakak kamu sedang membutuh kan Sandra dihari-hari akhirnya ini. Dan----") ucap Vira dengan menangis yang dipotong oleh Alif.

"Alif gapapa ma. Alif ngerti kok. Yaudah Alif mau les dulu. Assalamu'alaikum."

Tut Tut Tut

Sebelum mamanya mebalas salam yang Alif ucapkan. Alif telah terlebih dahulu mematikan panggilannya. Ia melempar hpnya kekasurnya lagi.

Kemudian Alif langsung mengambil jaket dan berjalan keluar.

* * * * * * * * *

Alif tengah mematung rooftop sebuah gedung. Ia menatap matahari yang mulai tenggelam.

Dan sesekali ia membenamkan matanya sambil mengambil nafas dalam-dalam.

Ia menghembuskan nafas dengan perlahan guna membuat perasaannya sedikit tenang.

Tiba-tiba ada seseorang memeluk Alif dari belakang. Sontak Alif langsung membalikkan badannya dan menatap kearah orang itu.

"Ngapain kesini?" Tanya Alif dan kembali membalikkan badannya sambil terfokus ke pemandangan langitnya.

Oliv menghela nafas kasar. Ia kembali memeluk Alif dari belakang. Namun Alif menepis kasar tangan Oliv.

"Gue mau sendiri." Ucap Alif dengan nada sedikit halus.

Oliv tersenyum miring kearah Alif. Ia menatap remeh Alif.

"Lo mau terus-terusan mikirin Sandra? Haah? Lo bego ya, katanya lo mau lupain Sandra demi Rio kakak lo. Tapi apa lo masih mikirin Sandra lif. Lo harus move on. Tinggalin dia." Ucap Oliv sambil memegang pundak Alif.

Ya, Oliv memang mengetahui apa yang terjadi pada Alif. Karna Oliv telah bertanya saat ia bertemu Alif diSingapura ini.

Flashback ON

Alif mengacak rambut kasar dengan tampang sedikit masam. Ia menunggu mobil yang telah ia pesan buat menjemputnya ditempat lesnya itu.

Ia menatap jam tangannya berkali-kali.

Bruk

Tubuh Alif tertabrak sesuatu dari belakang. Ia menoleh geram kearah orang yang menabraknya tadi. Namun, tiba-tiba ia tertegun saat mengetahui siapa yang menabraknya itu.

"Oliv?" Ucap Alif yang membuat wanita itu melepas kacamata hitamnya.

"Loh, Alif. Kok lo ada disini?"

"Iya, gue pindah kesini." Ucap Alif dengan pandangan yang kembali mengarah kejamnya.

"Lo nungguin siapa?"

"Taksi. Lo?" Ucap Alif dengan pandangan yang tertuju kearah jalannan bukan memandang lawan bicaranya itu.

"Gue juga mau nyari taksi."

Dan sebuah mobil sedan hitampun berhenti dihadapan Alif dan Oliv. Kemudian ia hendak memasuki mobilnya. Tapi, tiba-tiba ia melihat Oliv yang masih kebingungan mencari taksi.

"Yuk bareng gue." Ucap Alif. Dan Oliv langsung tersenyum sumringah, ia memasuki mobil tersebut.

Alif telah sampai disebuah apartemen yang ia tempati selama tinggal diSingapura ini.

Ia memasuki tempat itu dengan berjalan sedikit cepat. Sedangkan Oliv juga masih membuntutinya dari belakang.

Ya, karna Oliv gak mau diantar pulang. Ia malah mau berkunjung ketempat baru Alif.

Alif memasuki kamar dan Oliv masih mengekorinya. Alif mendesah geram.

"Ngapain lo ikutin gue terus?" Tanya Aluf dan langsung mendudukkan pantatnya diujung kasur miliknya.

Oliv hanya cengengesan.

"Oh iya, kenapa lo bisa pindah kesini?" Tanya Oliv dan Alif hanya menghela nafas kasar. Mungkin memang saatnya ia mengutarakan iasi hatinya. Ia menceritakan semua yang ia alami dan membuat air mata menetes dipipinya.

Oliv memeluk tubuh Alif. Oliv berusaha menenangkan Alif. Namun, tiba-tiba kamar Alif terbuka dan nampaklah Sandra dengan wajah pedihnya.

Alif terperangah saat melihat kehadiran Sandra itu. Ia melepaskan paksa pelukannya dengan Oliv dan langsung menatap dalam Sandra.

*Buk* satu tinjuan dari Rio telah berhasil melayang keperutnya. Ia tak menghiraukan ucapan atau pukulan Rio. Alif masih terfokus dengan Sandra yang memasang tampang sedihnya. Ya, Sandra menangis dan hatinya sangat hancur saat melihat gadis yang ia cintai harus menangis seperti itu.

Flashback OFF

Alif menepis tangan Oliv dari pundaknya.

"Lo pergi dari sini. Gue gak mau liat lo lagi. Gue mau sendiri." Ucap Alif dengan sedikit penekanan.

Dan dengan terpaksa Oliv pergi meninggalkan Alif yang masih sendiri disana.

* * * * * * * * *

Sandra dan Rio selalu berangkat sekolah bareng. Dan hubungan sebagai pacar mereka pun semakin terkuak yang membuat heboh satu sekolah.

Dan Sandra juga semakin merasa nyaman dengan perhatian dari Rio. Meskipun belum sepenuhnya ia bisa move on dari Alif.

Sandra menatap pedih Rio yang sedang memakan bakso pesanannya dikantin.

Ia teringat dengan moment saat ia dan Alif juga sedang makan bakso bersama dimeja ini.

"Makan. Jangan liatin gue mulu napa." Ucap Rio dan Sandra hanya cengengesan dan langsung menyumpal mulutnya dengan bakso.

"Keinget Alif ya?" Tanya Rio.

Sandra keselek saat mendengar pertanyaan dari Rio itu.

"E-enggak." Ucap Sandra gugup.

"Beneran?" Tanya Rio sambil sedikit terkekeh. Namun sebenarnya hatinya menahan sakit.

"I-iya."

"Kalo keinget juga gapapa. Tujuan utama kita pacaran kan biar kamu bisa move on dari Alif." Ucap Rio.

"Gak gitu. Aku beneran sayang sama kak Rio kok." Ucap Sandra sambil menyenggol lengan Rio.

Rio hanya terkekeh mendengar ucapan Sandra.

"Iyain aja deh. Makan lagi gih, biar cepet gede." Ucap Rio sambil mengacak rambut Sandra pelan.

------ --------

Aku balik lagi.

Jangan lupa vomment ya😊

Ketua Osis Or Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang