*Jangan lupa vote & comment ya. Thankyou before. Happy enjoying!*
Title: Angin
Author: Astrid Monica
ig: @astridmoniica
________________________________Mentari pagi ini sangat terik sekali, suasananya sangat panas, aku benci panas karena selalu membuat aku emosi sendiri. Aku akan pergi ke rumah Agatha, sahabatku dari SMP. Sekarang juga.
Aku sedikit berlari terengah-engah ke rumah Agatha meskipun perjalanan dari rumahku ke rumah Agatha hanya memakan waktu 10 menit karena kami 1 perumahan, tapi beda komplek.
Kuketuk pintu rumah Agatha karena aku tidak kuat menghadapi panasnya terik matahari yang super duper panas ini. Aku terlalu terburu-buru ingin ke rumah Agatha sampai-sampai lupa membawa payung dari rumah.
"Agatha, cepet buka pintunya! Gue kepanasan nih di luar!" teriakku.
Tidak ada balasan dari dalam rumah Agatha. Aku coba menambah volume suaraku.
"Agatha, cepet buka pintunya! Gue udah kepanasan banget nih di luar!" teriakku lebih keras dari sebelumnya.
Pintu rumah Agatha pun terbuka sedikit demi sedikit. Tampaklah sosok gadis berambut terurai indah se-pinggang dengan baju lengan panjang berwarna putih dan celana jeans warna biru dongker. Awalnya aku mengiranya hantu, ternyata Agatha. Hehe.
"Ini lo Agatha kan? Kok penampilan lo nyeremin banget sih? Mirip kayak.."
"Sst. Nggak usah ngelanjutin kata-kata lo deh Je. Cepet masuk katanya lo kepanasan." Jawabnya sedikit memelas sembari mengajakku masuk ke dalam rumahnya.
"By the way, ada apa lo ke rumah gue?"
Aku segera mengangkat kedua bahu seperti tanpa memiliki tujuan hidup yang tepat. Aku hanya ingin menikmati AC di rumahnya karena rumah Agatha suasananya sejuk, beda jauh dari rumahku, panas sekali sampai-sampai aku tidak betah.
"Nanti gue mau ke kampus jam 10. Lo ngga kuliah Je?" tanyanya.
"Gue ngampusnya sore, Tha. Soalnya gue males pagi-pagi udah panas gini harus ke kampus." ucapku sambil mengambil salah satu majalah milik Agatha. Agatha hanya ber-oh ria.
Namaku Jeapple Orangea. Sulit ya? Tapi panggil aja aku Jeje biar lebih gampang diingat. Di kampus, aku tergolong mahasiswi yang cukup pintar tapi sayangnya aku pemalas. Aku lebih suka di rumah daripada keluar rumah karena suasana di luar rumah setiap hari panas sekali.
Kalau bicara soal hubungan, aku bisa dibilang masih single. Aku paling cuek dan merasa bodo amat kalau ada lawan jenis yang mendekati aku karena aku tidak suka bergaul dengan banyak laki-laki. Nanti malah dibilang cewek ganjen.
S
K
I
P15:00 ~
Aku pergi ke kampus dengan malas. Aku jadi ingin pulang ke rumah saja dan melanjutkan tidur nyenyak. Tiba-tiba ada laki-laki yang menabrak tubuhku keras sampai aku terpental jatuh ke tanah.
"Aw.."
Aku memegang pinggangku yang sakit karena terantuk batu. Aku hanya memandang laki-laki itu sinis tanpa sepatah kata pun. Laki-laki itu mencoba menolongku.
"Maaf, gue buru-buru." ucap lelaki itu sambil membantu membangunkanku.
"Lo bisa nggak sih kalo jalan tuh lihat-lihat kek. Gue besar gini juga apa lo engga bisa lihat gue? Apa perlu mata lo diperiksain ke dokter karena mata lo minus 100000+++ ?" Aku mengomel penuh emosi dan terus memegang pinggangku yang sakit sekali.
"Ah taulah, gue kan udah bilang kalo gue buru-buru." jawabnya lalu pergi.
Hari itu aku benar-benar kesal sekali karena aku belum selesai bicara tapi dia malah pergi begitu saja tanpa mengganti rugi sakitnya pinggangku ini.
Aku mencoba untuk tidak memikirkan laki-laki aneh tidak bertanggung jawab itu. Aku melanjutkan perjalanan malasku ke kampus karena 15.30 sudah saatnya melanjutkan materi.
10 menit kemudian aku sudah sampai di kampus. Aku duduk sendirian di bangku kelas sambil mewadahi kedua pipiku dengan kedua telapak tanganku. Aku terdiam sampai dosen masuk ke kelas dan menjelaskan beberapa hal-hal tentang tema hari ini.
-Bersambung
Gimana? Awalnya mungkin sedikit garing, tapi ikuti aja kisah Jeje di episode berikutnya.
Jangan lupa vote & comment. Thankyou!
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin
RomanceKutemui dirimu dalam cerahnya langit Kita jalani semua hari-hari di bawahnya mentari Hingga semuanya berakhir dibawa angin Deras hujan membasahi semuanya Kilat petir merusak segalanya Namun, sayangku untuknya sebesar laut samudra Tak terhingga seper...