Siang itu adalah jam olah raga, sungguh hari yang sangat panas menurutku, aku sangat tidak tahan akan panas dan juga aku tidak pandai berolah raga.
Semua siswa laki-laki di kelasku sedang asik bermain bola di lapangan sedangkan anak perempuan biasanya memghabiskan waktu bermain lompat tali, ada juga yang bermain hula hop maupun bulu tangkis. Cuman aku saja yang hanya duduk di pinggir lapangan sambil memandangi mereka."Mereka semua sepertinya asik sekali" ucapku sambil menaruh daguku kebagian lutut yang ku peluk dengan kedua tanganku.
Seperti inilah kebiasaanku ketika tidak ada tes dalam penilaian olah raga.
"Rasanya di waktu seperti ini aku ingin ke kantin"
"Si Rudy malah asik main bola" kataku sambil mengusap keringat yang turun dari keningku.
Aku kemudian berdiri dari tempat itu dan beranjak pergi ke kantin sendiri, duduk disini dan tidak melakukan apa-apa itu suatu hal yang membosankan walaupun terkadang sangat terasa nyaman.
Aku menyusuri koridor sekolah masih dengan pakaian olahragaku. kantin sekolah ini terletak di sebelah timur paling ujung tepatnya lantai satu. Jika siswa lantai atas ingin pergi ke kantin tentu saja harus menuruni tangga terlebih dahulu, dan contohnya sepertiku. Kelasku terletak di lantai dua bagian barat dan menempati kelas 11 Ipa 3.
Sekolah ini luasnya sekitar 3,7 hektar cukup luas, mungkin memang sangat luas ya karena memiliki lapangan baseball juga.
Akupun sampai di kantin dan memesan sebuah minuman bersoda, belum juga aku duduk dari bekang sudah ada yang menepuk punggungku,
"Hey Fan, kamu ke kantin sendirian aja gak ngajak-ngajak" ucap seorang laki-laki itu.
Dia memakai pakaian olah raga, sama sepertiku tubuhnya tinggi seperti Atlit pada umumnya, wajahnya lumayan taman dan juga rambut yang seperti landak berwarna oranye pipinya agak tirus. Oh aku lupa, dia Temanku namanya Rudy. Aku tidak ingin menyebutkan nama panjangnya selain susah dan juga panjang tentunya.
"Mau bagaimana lagi, kau asik main Bolakan" ucapku sambil beranjak duduk di bangku kantin yang sudah di sediakan.
"Setidaknya kau beritau aku dong" katanya.
"Iya iya, lupakan saja"
"Btw pulang sekolah antar aku beli kaca sama frame" ucapku.
"Untuk apa memangnya?" Tanyanya sambil meminum minumannya itu.
"Tidak, hanya untuk hiasan saja" jawabku.
"Hiasan? Hmm,... mencurigakan"
Sepulang sekolah, aku berjalan bersama Rudy untuk membeli frame dan kaca, kami memasuki toko bangunan yang ada di dekat pasar swalayan.
Kami mencari kaca ukuran 40x30 aku memilih kaca yang agak tebal, agar tahan terhadap panas maupun dari tekanan.Kami sudah mendapatkan kaca yang kami cari selanjutnya kami menuju toko cuci photo biasanya frame terdapat disana.
"Hey, selanjutnya kita kemana?" Tanya Rudy.
"Tentu saja toko poto" jawabku.
Kami langsung memasuki toko poto tersebut dan membeli sebuah frame yang seukuran kaca, dan juga sekalian memasangnya di sana. Karena aku tidak bisa memasangnya.
"Mas kacanya bisa di pasang disini gak?" Tanyaku.
"Bisa" jawab mas itu.
"Kalau begitu tolong di pasangin sekalian ya" ucapku.
Sambil menunggu mas mas itu memasangkan frame."Jadi semuanya berapa?" Tanyaku lagi.
"Semuanya jd 35k dek"
Aku mengeluarkan uang tersebut dan membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar With Sugar
RomanceFandy tak sengaja memecahkan lukisan milik Kania untuk tugas keseniannya tapi bukannya mendapat bentakan atau amarah dari Kania justru sebaliknya kania hanya menganggap itu kesalahan sendirinya yang tidak hati-hati dan lewat kejadian itulah mereka s...