Bicara Memang Mudah Ketimbang Melakukannya

29 1 0
                                    

Kemarin aku menjauhi Kania karena aku lupa memabawa lukisan yang ku buat untuk menggantikan lukisan kaca yang telah ku pecahkan, dan sekarang aku harus membawanya jangan sampai lupa.

Aku sengaja bangun pagi-pagi agar tidak lupa membawa lukisan kaca tersebut. Aku memasukannya ke dalam sebuah kantong plastik bekas, walaupun kantong plastik itu bekas pembelian frame kemarin tapi tak apalah.

Sambil mengikat tali sepatuku, aku menggiggit sebuah roti isi yang ibu sediakan, seperti remaja sekolah pada umumnya biasanya remaja jepang maupun seperti di komik atau anime biasanya ketika telat sarapan mereka hanya memakan sebuah roti isi sambil berlari dan di perjalanan ada sedikit adegan tak sengaja menabrak seseorang.

Tapi ini bukan di komik komik maupun di jepang jadi aku memakannya sambil mengayuh sepeda keranjangku. Sambil lepas tangan satu untuk sekedar memakan roti isi itu, 'jangan di tiru ya' biasanya anak anak kecil sering melakukan hal ini baik itu lepas tangan satu maupun tangan dua dan mereka melakukan hal ini karena mereka anggap hal seperti ini sesuatu yang keren. 'Ada-ada saja kids jaman now'.

Setibanya di sekolah aku memarkirkan sepedaku, aku menjinjing lukisan yang ku bawa menuju kekelas.

Terlihat Rudy sudah berada di dalam kelas, dia memasang wajah yang riang gembira dengan menatap ponsel yang ia genggam, dia juga memakai headset di kedua telinganya dari caranya memegang ponsel dengan posisi landscape sepertinya dia sedang bermain game.

"Hey kamu sedang apa"

Mendengar pertanyaanku tadi secepat flash ia sembunyikan ponselnya dariku. Dia seperti melihat setan saja.

"Kamu bermain Eroge ya"

"... ahh.. nehi nehi"

"Kamu itu cukup populer di kalangan perempuan di sekolah ini, sebaiknya kamu cari pacar"

"Jangan pacaran sama karakter 2D"

"Untuk kesenangan tidak ada salahnya kan"

Ya memang tidak ada salahnya sih bermain game seperti itu, aku juga sering bermain visual game, dan semuanya berisikan dialog.

Biasanya visual game bertema romance itu kita sebagai MC (main character) harus memperjuangkan kisah cintanya dan siapa yang akan kita pacari dari karakter cwek di dalam game tersebut.

Kalau aku boleh memilih, aku lebih memilih bermain game Harvest moon, selain bercocok tanam ada juga acara pernikahan. Disitu kita harus memilih salah satu perempuan yg harus kita nikahi, dan jika di tanya 'kau ingin menikah dengan karakter yang mana?' Biasanya orang kebanyakan pasti memilih "Karen" karena memiliki wajah yang cantik, tapi kepribadiannya yg buruk itu dan sering mabuk jadi Aku lebih memilih menikah dengan "Elli" selain short hair ia juga seorang Perawat di Rumah sakit Mineral Town , ia Bekerja bersama dengan seorang Dokter, Elli sangat Dewasa dan sangat bertanggung Jawab, ia Memiliki Seorang adik bernama Stu dan seorang nenek Bernama Ellen.

Kalau boleh jujur aku sebenernya menyukai semua karakter perempuan dalam game itu.

"Hey apa yang kamu bawa?" Tanya Rudy sambil melirik kantong plastik yg ku bawa.

"Oh ini... sebuah lukisan kaca"

"Memangnya ada tugas kesenian?"

"Tidak"

"Terus itu untuk apa?"

Spertinya dia sedikit kepo.

"Sebenarnya ini untuk seseorang, tapi aku bingung harus memberikannya bagaimana"

"Untuk siapa! Permempuan kah?"

Dia mulai penasaran mendengar hal tersebut, matanya berkilauan seperti ikan tongkol. Uh menyebalkan sekalai.

Sugar With SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang