kanad dan Senja

269 12 1
                                    

     **************** 4
          Hari tetap seperti biasa, dia selalu ada di dekatku. Senyumnya tak pernah lepas dari bayang ku, menemani setiap tidur malam ku. Di siang hari, empat minggu setelah balapan motor kanad menghilang tanpa memberikan jejak. Entah kemana dia pergi, sehingga membuat sore ku terasa sepi.

        Hari senin, aku duduk di bangku deretan belakang pojok kiri kelas ku, sambil memainkan ponsel ku, tak terasa jam kosong itu cepat berlalu, raut senang wajah teman-teman ku karna waktu sekolah telah usai, dan harus pulang.

      Seperti biasa, di setiap pulang sekolah kami tidak langsung pulang, melainkan kami duduk di parkiran motor. Menyaksikan bidadari-bidadari sekolah yang sedang berjalan ke arah motornya. Kami tertawa lepas karna kekonyolan kami sendiri. Namun di balik tertawa lepas karna kekonyolan itu, tepat di layar ponsel ku, aku melihat sebuah postingan di instagram, sebuah foto mesra Kanad dan Arif. Dari akunnya Kanad.

        Seketika tertawa ku terdiam, prosesnya tak terduga. Seakan kebingungan, entah apa yang terjadi, apa yang akan ku lakukan, dan apa. Entahlah. Pikiran ku kacau, tak punya arah, disitu aku sensitif.

      Gito berjalan ke arah kami, tidak sengaja dia menyenggol anak kelas dua. Aku yang sedang sensitif dan teman-teman ku yang tidak akan mungkin diam, kami berlari ke arah Gito yang sedang bercekcokkan dengan anak kelas dua itu. Aku memukulnya, kami semua memukulnya, anak itu tertidur tak berdaya di tanah dan kami pun lari, pergi dari tempat itu.

     Ke esokan harinya Aku, Erwin, Gito, Tom, dan Amal di panggil oleh guru BK untuk menghadap Kepsek di ruangannya. Yaa karna kami sudah tidak bisa mengelak akhirnya kami menurut, sesampai di sana kami di marahi, kami di caci maki, sampai kami di berikan hukuman untuk tidak boleh bersekolah selama 3 hari. Kami senang karna kami tidak di ijinkan untuk bersekolah besok.

     Pagi jam 07:13 yang orang tua kami tau kami pergi sekolah, kami kumpul di satu  titik, di samping sekolah. Kami pergi kemanapun, ke sekolah lain, buat onar sana sini, dan kabur. Itu kami.

       Kelakuan kami yang sepeti ini pernah usai, pernah berakhir. Tapi Kanad memulai kembali kelakuan ku yang seperti dulu ini. Aku kembali menjadi siswa nakal yang tak tau aturan bersama teman-teman ku.

      Aku tak ingin lagi membahas apapun tentang Kanad, bahkan aku tak pernah menanyakan apa maksud dari foto yang di postingnya itu. Aku mulai tidak memikirkan masa depan lagi, yang aku tau, aku hanya ingin bersenang-senang dengan temanku.

      Aku melepasnya, dan takkan pernah ku sebut lagi namanya. Empat bulan lamanya  aku dia bersama Arif, tak memikirkan bahwa disini ada seseorang yang sangat menyayanginya.

      Malam, sabtu malam, di amahami dimana aku dan tim motorku ikut balapan liar. Di ujung jalan, Kanad berboncengan dengan Arif. Mereka melihat ku, bukanya malu, malah makin erat pelukan dari Kanad untuk Arif.  Yaa aku hanya bisa menyaksikan. Hingga lawan balapanku telah menempati posisi star, dan aku harus kesana untuk balapan dengannya.

    Di star aku gak memikirkan menang atau kalah, yang aku pikirkan hanyalah bayangan sosok manusia yang berboncengan secara nyata tadi. Balapan di mulai aku jatuh, menabrak sebuah tiang kokoh yang berdiri. Aku tidak sadarkan diri, siapa yang mengangkat ku pun aku tak tau. Hingga di rumah sakit aku siauman setelah beberapa jam pingsan. Aku tersenyum kepada rekan tim ku, tanpa menghiraukan kaki ku yang telah patah tulang, dan sedikit bocor di kepala ku.

      Akhirnya aku di oprasi, dan di rawat nginap selama 4 hari di rumah sakit itu. Aku hanya berharap Kanad datang untuk menjengukku, namun sayang batang idungnya tak terlihat sama sekali sedikit pun.  Yaa tapi tak apalah setidaknya ada keluarga dan teman-teman ku yang selalu setia menemani ku saat ini.

       Seminggu setelah keluar dari rumah sakit, dokter mengijinkanku untuk bersekolah, yaaa walaupun masih di bantu dengan tongkat. Saat pulang sekolah aku di bonceng oleh Owan, aku meminta untuk tidak langsung pulang, melainkan mampir di suatu taman untuk meminum es kelapa. Ternyata hari itu aku sedang beruntung, aku melihat seorang gadis manis yang tak kalah cantik dari Kanad. Dia temannya Owan, teman jauh tidak terlalu dekat. Lalu aku meminta Owan untuk menyampaikan salam ku untuknya.

       Owan adalah teman kecil dan besar bahkan sampai tua ku, dialah yang tau keburukan dan kebusukan ku. Jadi tidak mungkin tidak ingin melihatku bahagia.

    Keesokan harinya Owan memberiku kabar gembira, dia telah menyampaikan salam ku terhadap wanita itu dan wanita itupun membalas salam ku.

   "Eeh  salam mu udah ku sampaikan"
"Trus apa dia bilang?" Aku kembali bertanya
      "Iyaa dia juga kirim salam balik buat kamu"
     "Eeeee memang kau kawan terbaikku"
   "Kamu kawan terbaik pas lagi gini dasar monyet tua keladi"
        "Hahahahaaa oiyah namanya siapa?"
   "namanya Jingga.

kanad dan senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang