***
Ab berjalan menyusuri koridor dengan senyum mengembang serta kedua tangan yang memegang tali tas punggungnya. Ia menyapa tiap-tiap orang yang ada di koridor, meski diabaikan dan ditatap sinis Ab tidak sekalipun melunturkan senyumnya.
"Baguslah, penyamaran gue berhasil." Ucap Ab dalam hati.
"Permisi, eung... aku boleh nanya? Ruangan kepala sekolah di sebelah mana ya?" Tanya Ab pada seorang siswi dengan style kekinian.
"Lo ngapain izin dulu kalo pertanyaannya langsung diomongin!" Balas siswi itu sinis.
"Eung, iya maaf ya. Tapi, boleh kasih tau aku ruangan kepala sekolah engga?" Ab tersenyum kikuk.
"Kalo gue jawab engga, mau apa lo?" Siswi itu memainkan rambutnya seraya tertawa sinis.
"Beneran enggak tau? Kamu murid baru juga?"
"Whahaha bego banget anjir!"
"Kalo enggak mau kasih tau, aku tanya orang lain aja."
"Lurus, belok kiri naik tangga sebelah kanan ketemu deh tuh ruangan."
"Ruang kepala sekolah?"
"Gudang! Hahahaha bego amat sih ya ampun."
"Tangganya yang sebelah kiri, naik aja tar juga ada plang kecil di atas pintunya. Udah sono lu pergi, ganggu pemandangan aja."
Ab menganggukan kepalanya, "yaudah, makasih ya info nya."
"Yoi, makasih juga udah bikin gue katawa. Hati-hati lo, banyak orang yang lebih jahat dari gue disini."
"Iya, makasih eum... Sheryl. Kamu orang baik, enggak jahat." Ucap Ab seraya memicingkan matanya melihat tanda pengenal di baju siswi perempuan yang menolongnya.
"Bawel lo, sana pergi." Usir Sheryl seraya mengibaskan tangannya di udara.
***
Keadaan kelas yang awalnya ramai, seketika hening ketika Kepala sekolah dan Ab berjalan masuk ke kelas 2-B.
Bisik-bisik mulai terdengar membicarakan perihal Ab yang datang dengan penampilan payah.
"Selamat pagi anak-anak, maaf bapak ganggu sebentar. Seperti yang kalian lihat, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu. " Ujar kepala sekolah seraya mempersilahkan Ab dengan senyum yang senantiasa mengembang.
"Hai, teman-teman perkenalkan nama aku Sri. Semoga kita bisa menjadi teman baik," Ucap Ab memulai penyamaran seraya tersenyum.
"Bwahahahaha" Tiba tiba semua murid tertawa.
"Pfftt, makhluk dari mana lo?"
"Anjir anjir parah mata gueee,"
"Gilasih berani banget dateng ke sekolah elit kayak gini."
"Gapunya cermin lo di rumah?"
"Gak mampu beli kali, ya gak?"
Semuanya tertawa dan mengejek penampilan Ab yang payah. Tapi Ab tersenyum tenang. Penampilan Ab memang sangat cupu, rambut yang sengaja ditata kepang dua, kacamata agak besar bertengger dihidungnya, baju dan rok lusuh kebesaran, ditambah tas dan sepatu lusuh juga membuat penyamarannya Ab yakini seratus persen berhasil.
"Hahaha Lo pindahan dari planet mana? penampilan lo ewhh! Gak banget tau gak.!"
"Iya bener banget! Kok bisa sih lo masuk SMA elit kayak gini dengan penampilan lo yang, ewwhhh"
"Bwahahaha bahan bullyan banget inima, fix!"
"Mual gue ya ampun! Semprotan disinfektan gue mana?"
"DIAM! Sudah, kalian ini anak berpendidikan. Kenapa ucapan mulut kalian rendahan seperti itu?" Bentak Kepala sekolah.
Seketika hening.
"Maafkan ucapan teman-temanmu yang lain ya Sri, bapak jadi tidak enak hati." Ucap kepala sekolah
"Tidak apa-apa, bapak tenang saja." balas Ab seraya tersenyum.
"Yasudah silahkan duduk dibangku ujung sana yang kosong. Terimakasih anak anak atas waktunya, Bapak tinggal dulu. Dan satu ingat satu hal, jangan sampe bapak denger kasus bully membully! Ingat sekolah kita sekolah terhormat." Ucap Kepala sekolah meninggalkan kelas.
"Baik pak."
"Maksudnya baik pak, saya pasti nge bully!" Ucap salah satu siswi setelah kepala sekolah pergi.
"Whaha, parah lo An."
"Kayak yang berani aja lo."
"Berani lah, tapi tenang. Yang bully bukan gue," ucap Aneu seraya tersenyum miring.
Ia menjulurkan kakinya keluar meja, berniat membuat Ab jatuh tersungkur karna tersandung ketika ia melihat Ab akan melewati mejanya.
"Ekhem, hai. Nama gue Fierani, lo bisa panggil gue Ran." Ucap seorang siswi yang tiba-tiba berdiri dihadapan Ab, menghentikan langkahnya.
Membuat Aneu, si cewek yang menjulurkan kaki nya berdecak kesal. Karena rencananya membuat Ab tersandung digagalkan oleh Ran.
Ran mengulurkan tangannya dengan senyum mengembang. Ab ikut tersenyum lalu menerima uluran tangan Ran seraya memperkenalkan dirinya.
"Anjir tangan lo cantik banget!" Celetuk Ran, setelah melihat tangan Ab yang putih bersih dengan kuku berwarna biru.
"Buat apa tangan cantik, kalo muka gak sesuai." Desis Aneu sinis.
Ab buru-buru menarik tangannya, berusaha menyembunyikannya dari pandangan Ran.
"A-aku cat sendiri. Mana ada uang aku cat kuku ke tempat sejenis salon kayak gitu." Ab tersenyum kikuk.
"Mom Ab lupaaa!" pekik Ab dalam hati.
"Nah kan, ketauan misqueen!" Lagi-lagi Aneu berdesis sinis.
"Iri? Bilang bos!" Tiba tiba Ran bernyanyi seraya menarik lengan Ab pelan, agar menghiraukan desisan Aneu.
"Anjir, whahaha Ran! Aku padamu." Celetuk seorang laki-laki yang sedari tadi memperhatikan.
"Berisik, Ari ndut!" Ucap Ran mengejek
"Gapapa gendut, yang penting gak emosian." Balas Ari seraya melirik Aneu.
"Awas ya lo!" Pekik Aneu kesal.
"Awas? Dikira mau nyebrang?"
"Berani lo sama gue?"
"Ampun bang jago, tet tet tew yok nyanyi bareng!"
"Ari gila! Liat nanti lo!"
"Auh, mau liatin wajah gue gaperlu nanti nanti. Nih sekarang juga boleh"
Ran dan Ab tidak memedulikan Aneu dan Ari, keduanya berjalan seraya mengobrol ringan. Seakan-akan sudah mengenal lama.
"Nah Sri. Udah sampe, ini tempat duduk lo. Gue tepat di depan lo. Kalo ada apa-apa tepuk pundak gue. Oke?"
"Iya Ran, makasih banyak."
"Dan lo, baik-baik lo sama temen baru gue!" Desis Ran pada siswa laki-laki yang sedang membaca buku.
"Berisik!"
"Dia siapa?" Tanya Ab.
"Oh iya lupa, namanya Nantha. Gausah ngomong sama dia, gabakal di tanggepin balik." Jawab Ran
"Orang jahat?" Tanya Ab pelan.
"Sembarangan lo!" Ucap Nantha sinis.
"Tumben lo mau ngomong, ah udah. Baik kok, dia temen gue. Cuman emang anaknya irit ngomong. Kulkas berjalan." Ran melirik Nantha sinis, sedangkan Nantha berdecak kesal setelah mendengar ucapan Ran.
"Gituu, makasih Ran. Udahan dulu ngobrolnya, tuh ada guru masuk." Ucap Ab seraya menunjuk wanita paruh baya yang berjalan memasuki kelas.
Ran membalikkan badannya, menghadap ke depan. Bertepatan dengan itu Ab berbisik pada Nantha, "salam kenal, aku sri."
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu
FanfictionREVISI Gadis cantik yang menyamar jadi seorang yang cupu di sekolah barunya yang dimana sekolah itu sekolah milik orangtuanya. Demi mendapatkan sahabat dan Cinta sejatinya. yang mau berhubungan dengannya tanpa memandang harta dan fisiknya. Setelah m...