***
Ran berjalan bersisian dengan Ab, keduanya bertujuan ke toilet setelah tadi sang guru membubarkan kelas karena bel istirahat berbunyi.Sepanjang koridor, orang-orang terus saja melihati keduanya. Sebab penasaran pada Ab, orang yang berjalan di samping seorang Rani yang terkenal galak dan acuh.
"Ran, kok orang-orang pada ngeliatin kita sih? Apa gara-gara aku ya? Aneh kali ya liatin aku?" Ab memulai percakapan setelah keduanya sampai di toilet wanita.
"Cuekin aja, udah biasa kali. Emang suka pada kepo. Paling suka bikin orang risih emang mereka." Balas Rani seraya menguncir rambutnya.
"Ah jadi gak percaya diri deh aku, aku jelek banget apaya?" Ab membenahi kacamata dan pakaiannya.
Rani berkacak pinggang, sedikit kesal dengan ucapan Ab.
"Cuekin aja, gausah dipikirin. Mereka iri, makanya gitu. Lo harus pd, gaboleh insecure! Apaan kayak gitu, hidup lo gaakan bahagia kalo cuman mikirin omongan orang lain." Rani menepuk kepala Ab dua kali, lalu melanjutkan kegiatan membenahi pakaiannya yang dirasa kurang pas.
Ab tertegun mendengarnya, lalu tersenyum tulus.
"Makasih Rani, udah bikin aku percaya diri lagi." Ucap Ab seraya memeluk Rani .
"Ih ih apaan anjir, gausah peluk-peluk ya lo, geli gue! Sana gak?" Pekik Rani kesal.
"Iya yaampun, maaf aku seneng sih! Gak nyangka aja hari pertama aku masuk malah udah nemuin temen baik kayak kamu." Ucap Ab seraya melepaskan pelukannya dengan tawa kecil keluar dari bibirnya.
"Apaansi alay! Udah ah ayo ke kantin, laper gue." Ajak Rani
Ab tersenyum seraya menganggukan kepalanya. Lalu menggandeng lengan Rani spontan membuat sang empu lengan terkejut.
"Lepasin anjir! Kayak ke pacar aja lo, sono ih jalan sendiri gausah gandeng gandeng. Geli gue." Ucap Rani galak.
Bukannya melepaskan gandengannya, Ab malah tertawa dan mengeratkan gandengannya pada lengan kiri Rani.
"Biarin dong, kapan lagi kan digandeng orang cupu. Limited edition loh.." Ab tertawa geli mendengar ucapannya sendiri.
"Terserah lo deh, tapi inget ya! Kali ini aja lo boleh gandeng gue. Besok-besok gausah!" Rani menekankan tiap ucapannya, menekan kesan galak yang ada di dirinya. Tapi diam-diam tersenyum.
"Siap kapten!" Ab melebarkan senyumnya.
Orang-orang sepanjang koridor yang berjalan menuju kantin makin terkejut melihat Rani begitu akrab dengan Ab.
Tak ayal bisik-bisik di antara para murid tertuju pada penampilan dan juga sikap Rani yang sedikit terbuka pada Ab.
Tapi tentu saja Rani dan Ab mengabaikan bisik-bisik yang terjadi di kalangan murid itu. Keduanya berjalan dengan dipenuhi aura kebahagiaan. Tak sekalipun terpengaruh bisikan yang dapat menyakiti hati keduanya.
***
"Loh loh, itu si Rani?Ari ih Kok bisa?"
"Tumben dah bocah mau digandeng."
"Tau, biasanya paling anti!"
"Btw, tadi di kelas juga dia belain anak baru itu."
"Lah emang iya? Kok bisa?"
"Beneran, tanya Nantha noh"
"Beneran Nan?"
"Hmm"
"Rani! Sebelah sini." Pekik Ari membuat Rani segera menghampirinya.
"Wuih, teteh galak tumben nih"
"Eh, lo yang tadi pagi kan?"
"Eh iya kamu! Si anak baik, makasih ya tadi." Ab menyunggingkan senyumnya.
"Bengek woi, sheryl anak baik? Titisan mak lampir dia mah"
"Sembarangan lo!"
"Udah woi udah! Ran, Sri, sini duduk dulu. Nih udah kita pesenin, Mie Ayam sama es teh manis! Persis kayak Rani terluv"
"Sialan Ari muka gue disamain sama Mie, keriting dong anjir."
"Ngakak sianjir!"
"Ari bego hahaha"
"Ran keriting dong muka lo whahaha"
"Yaelah, maksud gue kan Manisnya kayak Ran! Ih otak lu pada gapaham gombalan gue, iq nya jongkok apa gimanasi?" Ucap Ari kesal
"Wah, Ran iq lo dikatain jongkok sama Ari!"
"Enggak anjir, Rani mah ter luv terpinter tersegalanya, muach."
"Jijik anjir! Sana lo pergi."
"Eh udah udah, kasian ini anak baru nge gabut liatin kita."
"Oh iya lupa."
"Sri kenalin, yang paling ganteng sejagat ini nama gue Leo. Ini yang bar-bar namanya Sheryl. Ini si iq jongkok namanya Ari. Akang kulkas depan lo namanya Nantha. Nah samping lo Rani, si galak! Sekian dan terima gaji."
Bugh!
Plak!
Leo meringis kesakitan sesaat setelah menyelesaikan perkataannya.
"Sialan! Iq lo yang jongkok!" Pekik Ari kesal setelah memukul Leo.
"Elu yang barbar!" Ucap Sheryl setelah menampar wajah Leo.
Ab tertawa kecil melihatnya. Rani acuh tak acuh, ia dengan tenang memakan mie ayamnya. Sedangkan Nantha tanpa terganggu dengan kebisingan, ia fokus pada buku bacaannya. Dengan sesekali menyeruput minuman yang dipesannya.
"Parah gue dianiaya! Raniii, tegakkan keadilan buat gue!" Pekik Leo tak terima.
"Berisik lo alay!" Ucap Rani tanpa menoleh.
"Rasain whahaha" Ari dan Sheryl melakukan high five, dengan Leo menggerutu sebal.
"Rani, makasih udah nunjukin persahabatan hangat diantara kalian" Bisik Ab pada Rani, membuat Rani menghentikan kegiatan makannya.
"Hm, dan hari-hari berikutnya lo bisa jadi bagian hangat dalam persahabatan ini." Balas Rani seraya tersenyum.
"Welcome in the gang Sri" Ucap Leo, Ari dan Sheryl dengan kompak.
Nantha tersenyum kecil setelah mendengar percakapan teman-temannya.
Ab juga tersenyum, hatinya menghangat. Ia merasa seperti bagian hatinya yang selama ini kosong, telah kembali.
"Hari pertama yang menyenangkan. Terimakasih semuanya."
***
Tbc.
Note: Ini aku revisi semua ya. Cerita nya sama aja sama cerita yang awal, cuman emang banyak tambahan. So, nantikan kelanjutannya.
Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu
FanfictionREVISI Gadis cantik yang menyamar jadi seorang yang cupu di sekolah barunya yang dimana sekolah itu sekolah milik orangtuanya. Demi mendapatkan sahabat dan Cinta sejatinya. yang mau berhubungan dengannya tanpa memandang harta dan fisiknya. Setelah m...