Davin membuka matanya pelan-pelan, ia berusahamengambil posisi duduk dari pembaringannya. Penglihatan matanya masihsamar-samar, tak jelas ia berada di mana. Perlahan, ia mulai mendapatkanpenglihatannya kembali.
Ia mendapati dirinya tengah berada di sebuah hamparantanah tandus yang luas sekali. Tanah itu sangat gersang, terdapat banyakretakan di mana-mana, begitu kering dan tandus. Ia melihat sisi kanan dankirinya, ke belakang dan juga ke atas.
Tidak ada satu bangunan atau tumbuhanapapun di sana. Langit pun gelap seperti di malam hari. Ia berdiri dan mencobamerasakan keadaan sekitar, sembari mengingat apa yang terjadi, dan bagaimana iabisa berada di sini, dan sebenarnya tempat apa ini? *NYUT* "Ukh!" tiba-tibakepalanya terasa sakit luar biasa.
Davin memegang kepalanya karena sakit yangtak tertahankan. Di dalam kepalanya, kembali teringat memori sejak ia masihkecil hingga kejadian terakhir ia bertemu dengan segerombolan berandalan yangmenghajarnya. Davin menunggu, ia menunggu ingatan tertentu, ia berharap akanada yang menolongnya saat gerombolan berandalan itu menghajarnya, tapi tidakada.
Ia yakin betul, seharusnya ada satu atau dua orang teman yang akanmenyelamatkannya, tapi memori di otaknya menunjukkan ia tidak diselamatkan danpulang sekolah dalam keadaan babak belur.
Davin terjatuh dalam keadaan berlututsembari memegang kepalanya dengan kuat. Lama kelamaan, memori itu memudar danhilang. Davin memutuskan untuk berjalan, entah ke mana, ia yakin akan sampai disuatu tempat atau menemui seseorang jika terus berjalan.
Ia berjalan dan terusberjalan, namun sejauh mata memandang yang terlihat hanya hamparan tanah tandusyang sangat luas, hingga akhirnya melihat sebuah bangunan seperti altar dan adasemacam benda di atasnya.
Ia berlari menuju bangunan itu dan melihat sebuahpedang hitam di atasnya, tertancap di sebuah peti yang sepertinya makamseseorang. Davin menyentuh pedang hitam tersebut dan begitu ia menyentuhnya,memorinya kembali menunjukkan kenangan-kenangan masa lalunya, kali ini dalamversi terburuk yang mungkin terjadi.
Ia melihat begitu banyak kehilangan dankematian dalam memorinya, rangkaian kejadian yang sangat tidak ingin ia lihatdan tidak pernah terjadi namun terasa begitu nyata. "Hoeeeerrkkkhhh!!" Davinmuntah melihat begitu banyak memori yang mengerikan itu. Pedang hitam tadimasih di tangannya, tak dapat lepas, ia masih menunjukkan memori buruk.
Kaliini ia melihat seorang gadis dengan paras cantik, gadis itu tampak suram sekaliwajahnya. Terdapat bekas guratan tali di lehernya, seolah ia baru sajamelakukan tindakan gantung diri. Di sebelah gadis itu, ada seorang gadis yangterus-terusan memuntahkan paku dari mulutnya. "Siapa...?" Davin mencoba bertanyatentang mereka, namun mereka terlanjur menghilang.
Namun setelah itu, munculseorang pemuda dengan rambut pirang berwarna merah agak gondrong dengan badankurus. Terdapat cukup banyak bekas luka bacokan yang masih terbuka di belakanglehernya. Ia melihat Davin dengan tatapan yang penuh kebencian dan seolah inginmembunuhnya sekarang juga.
Davin merasa mengenalinya, namun ia sama sekalilupa, siapa? Davin mencoba menerka, ia terus-terusan menebak siapa pemuda dandua gadis tadi, namun ia sama sekali tidak mengingatnya. Dan ketika akhirnyasosok pemuda pirang itu menghilang, muncullah sesosok gadis yang sangat cantik.
Awalnya, gadis itu tampak cantik, namun kemudian tanduk muncul dari kepalanyadan matanya berubah seperti mata ular. "Kamu tangguh juga ya, Davin Primasetia.Tapi kali ini pasti kubunuh" ujar gadis itu. "Tapi sebelum itu, aku kembaliindulu deh ingatanmu, supaya rasa sakitmu semakin berat" ujar gadis itu.
Iamenjentikkan jarinya kemudian semua memori Davin kembali. Ia kembali ingatbahwa ada Faisal dan Evan yang membantunya saat dihajar berandalan. Ia ingatbahwa gadis dengan bekas guratan tali di lehernya tadi adalah Sherly, ia ingatgadis yang memuntahkan paku tadi ternyata adalah Tasya, dan yang terakhir,pemuda dengan tatapan mengerikan dan bekas luka bacokan di belakang lehernyaadalah Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Hell With Love
FantasyJatuh cinta? Itu hal biasa! Tapi dengan siapa kamu jatuh cinta? Pertanyaan besar untuk Davin Primasetia yang bersahabat dengan duo sahabatnya yang aneh, Evan dan Faisal. Pertemuannya dengan Sofia akan menjadi masalah besar yang melibatkan seisi nera...