Ketika aku memutuskan untuk pergi, ada harapan terbesar bahwa kamu berkata, "Jangan!" Tapi kamu tetap memasang senyum terindah yang sedikit mencabik dinding hati.
Baru saja aku bercengkrama dengan awan-awan yang berarak, lalu mereka bekumpul dan menyapaku, "Apa kau sakit?"
Aku melayangkan senyum, berusaha agar terlihat lebih baik. Padahal nyatanya berbanding terbalik. Dan awan berubah menjadi kelabu, seolah melihat bahasa tubuh yang sedang terserang rindu.
Jet lag, tak juga mengalihkan perasaan ini. Mungkin hingga hilang kesadaran sekali pun, dalam gila aku tetap mencintaimu.
Azka Prawira
Singapore, August2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Secangkir Kehilangan
PuisiCurahan hati tentang beragam rasa kehilangan. Azka Prawira