Juliet melangkah gontai ke ruang makan sambil menenteng tas merah dengan gantungan kunci bergambar kucing di resletingnya. Hari ini- baginya adalah hari termalas sedunia yang wajib ia rayakan dengan bertidur ria di kamarnya. Tapi, ia tidak bisa melakukannya karena lelaki itu-- Romeo Payne menggedor pintu kamarnya pukul 5 pagi, setelah lelaki itu sudah mendapatkan Juliet bangun dan berjalan keluar dari kamar mandi, baru ia pulang ke rumahnya.
Jam lima pagi! Fucking Romeo! Juliet mengomel sendiri. Dia duduk di meja makan yang sudah tersedia roti isi dan susu murni. "Mba, ini selainya pake yang strowberry kan?"
Laela-Asisten Rumah Tangga yang bertugas untuk menyiapkan makanan pagi mengangguk. "Selai Strowberry sesuai kesukaan non."
Juliet memakan roti isinya kemudian ia teringat sesuatu. "Mba mba."
Laela yang sedang menuju ke dapur berhenti dan menatap Juliet. "Ada yang dibutuhin non?"
"Si anak laknat siluman kucing sejak jam berapa ada di kamar aku?"
Laela mengerutkan kening, bingung dengan siapa yang di maksud nonanya. Tapi setelah ia ingat kalau yang di kamar Juliet tadi pagi adalah Romeo, ia langsung bersuara. "Maksud non, mas Romeo?"
"Oh jadi siluman itu punya nama." Juliet mengangguk-angguk seperti baru mengetahui nama Romeo. "Iya, si siluman kucing sejak jam berapa ada di kamar aku?"
Laela mengingat-ingat, ia selalu bangun jam setengah 4, kemudian ada yang memaksa masuk ke rumahnya melalui balkon dengan cara memanjat. Ia kaget saat sedang berjalan menuju balkon, karena ada yang mengintip lewat jendela, Laela mengira bahwa orang itu adalah maling dan ia mengambil tongkat Baseball milik tuannya sebagai jaga-jaga, Tapi setelah melihat wajah orang yang memanjat balkon itu, ia lega bahwa orang itu adalah Romeo, tetangga sebelah rumahnya yang memang sering melakukan hal gila.
"Kira-kira jam 4 subuh non." Jawab Laela.
"Dia masuk lewat mana? Kan rumah belum di buka." Tanya Juliet lagi, ia mulai tertarik.
"Lewat balkon rumah non. Mas Romeo manjat memakai tali udah kaya Tom Cruise di film Mission Impossible non. Impossible berapa ya? Hmm, Mba lupa non. Maklum udah tua, tapi mas Romeo hebat sekali. Mba jadi kagum sama mas Romeo itu."
Juliet menghela nafas, "mba, lain kali kalau ada yang kaya gitu, langsung pukul kepalanya pakai tongkat Baseball milik Daddy."
"Tapi kan non, itu mas Romeo."
"Mau si iblis kucing atau siapapun, sama aja mba. Pokoknya kalau dia ngelakuin hal kaya gitu lagi, langsung pukul kepalanya pake tongkat Baseball Daddy. Aku gak suka dibantah, pokoknya lakuin! Kalo enggak, telfon polisi aja sekalian."
"Tapi kan non, itu mas Romeo." Laela mengulang perkataannya dengan ragu.
"Gak ada tapi-tapi." Juliet memakan roti isinya lagi. "Pokoknya lakuin apa yang aku suruh." Ucap Juliet tegas dengan mulut penuh.
Laela mengangguk pasrah. "Yaudah non, mba ke dapur dulu."
Juliet tidak menjawab. Dia melanjutkan sarapannya sambil berfikir apa yang laki-laki itu lakukan di rumahnya dari jam empat subuh selain membangunkannya untuk sekolah di hari senin.
"July! July! Yuk kita sekolah!" Nah, orangnya datang.
Juliet bangkit dari meja makan kemudian berlari ke pintu dapur dan mengumpat di sisinya.
"July! July! Arghhhhhh" Romeo hampir terjatuh karena jegalan kaki Juliet. Tapi laki-laki itu sedikit tangguh karena berhasil berdiri tegak sebelum benar-benar tersungkur, khas Romeo--yang selalu berhati-hati dengan mengantisipasi sikap usil Juliet yang tak terduga. "July, ini percobaan ke 103 yang lo lakuin ke gue. Tapi gak pernah berhasil. Poor you!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ro'Meow' & 'July'iet
Teen FictionPernah mendengar cerita Romeo & Juliet? Saya yakin kalian pernah. Tapi, jangan samakan cerita ini dengan cerita yang pernah kamu dengar ya. Romeo disini tidak akan meminum racun ketika melihat Julietnya terkapar. Boro-boro romantis, yang ada, Romeo...