Part 2 : Sadisme

16 5 1
                                    

"Romeo, dipanggil ketua ke ruangannya." Ucap Amarily, salah satu anggota osis se-angkatannya.

Romeo menengadah, ia baru selesai membereskan alat-alat tulisnya sesaat setelah bel istirahat. Niatnya ingin makan dulu di kantin, tapi apa boleh buat kalau Alex, si ketua Osis memanggilnya. "Ya, gue kesana sekarang."

Melihat hal itu, Juliet yang duduk di meja sebelah Romeo langsung bersuara. "Romeo doang? Gue gak dipanggil?"

Amarily menggeleng, "kata kak Alex, Juliet harus makan yang banyak di kantin."

Juliet mengangguk-angguk sambil menggumam -Oh- panjang. "Emang Kak Alex itu ketua terdabest banget."

Romeo bangkit dari kursinya. "Seneng jadi anak kesayangan? Kalo gue sih, malu."

"Sirik aja lu siluman! Udah hush hush sana pergi! Panas rasanya ada lo." Juliet menendang-nendang celana abu-abu Romeo dengan sepatunya untuk mengusir.

Romeo berdecih tapi tetap saja pergi sambil membersihkan celananya yang sudah belepotan debu milik sepatu gadis itu.

Juliet langsung ikutan bangkit dari mejanya setelah memastikan Romeo menghilang dari balik pintu. Ia langsung mengajak Reno, Harry, Angga, Amarily, dan June untuk pergi ke kantin yang langsung di setujui mereka. Ah, jangan lupakan tentang 3 anak buah Romeo yang saat ini sudah mengabdi pada Juliet.

.
.

Romeo memasuki ruang Osis, disana sudah duduk Alex, si Ketua yang sedang menggigit-gigit ujung pulpen karena bingung dengan berkas yang ada di hadapannya. Alex langsung menegakkan kepalanya setelah menyadari Romeo datang. "Rom sini. Gue pusing banget."

Romeo mengernyitkan dahinya, sudah hafal dengan sikap ketuanya yang kebocah-bocahan ini. "Ada apa lex? Ada sesuatu yang kelewat lagi?"

Alex menggeleng-geleng. Romeo sudah ada di depan meja Alex, ia langsung tau apa yang membuatnya sangat bingung. "Jadi lo bingung mau ngundang Sheila atau Hivi?"

Alex mengangguk. "Menurut lo gimana? Kita udah ngadain voting untuk 7 kandidat. Dan dua band ini yang punya skor voting sama."

"Udah di rapatin lagi?" Tanya Romeo.

"Bu Via minta gue yang nentuin. Gaperlu ada rapat-rapat katanya soalnya udah mendekati UTS. Sedangkan acara kita aja seminggu setelah UTS."

"Gue sih mana aja." Ucap Romeo sambil mengedikkan bahunya. "Kita udah tentu ngundang Raisa, Isyana, Saykoji, Dj Angger Dimas, Last Child dan lo bingung nentuin Hivi atau Sheila?"

"Oke gue pilih Sheila." Putus Alex.

"Apa?"

Alex menatap layar handphonenya sambil senyum sendiri. Kemudian menengadah, "My Juliet suka sama Sheila On Seven. Why not?"

"My Juliet ndasmu!" Romeo hampir menempeleng kepala Alex kalau ia tidak mengingat bahwa Alex beberapa bulan lebih tua darinya sekaligus ketua Osis. "Ya terserah lah terserah. Gue laper dan mau ke kantin sekarang."

Romeo berbalik, hendak pergi namun berbalik lagi. "Ikut ga? Ada Juliet di sana."

Alex langsung berdiri dari mejanya kemudian merangkul pundak Romeo. "Sure, gue traktir kalo lo mau PDKTin gue sama Juliet."

"Cowo mah kalo mau PDKT sama cewe itu sendiri biar gantle dikit. Jangan pake cara curang kaya gini." Balas Romeo dengan malas, tapi ia buru-buru melanjutkan. "Tapi boleh juga si, nanti malem jemput gue di rumah. Traktir gue kaya biasa."

Alex terkekeh kemudian mengiyakan. "We have a deal bro."

.
.

"Nama gue tuh sebenernya Amarilis, tapi karena tukang ketik aktenya typo, jadi Amarily." Amarily tertawa ngakak saat menceritakan asal mula namanya.

Ro'Meow' & 'July'ietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang