Hari Sabtu suasana di kantin selalu sepi. Sebenarnya tidak hanya di kantin saja, tapi hampir di seluruh area sekolah. Aturan di SMA asrama ini memang memperbolehkan para siswa untuk pergi ke luar asrama pada hari libur, jadi mereka memanfaatkan kebebasan itu dengan maksimal. Namun, satu hal yang pasti, mereka harus sudah berada di asrama sebelum jam 10 malam—atau mereka akan berada dalam masalah.Jisoo dan Jennie sedang duduk di kantin untuk menikmati makan siang. Mereka sebisa mungkin tidak melewatkan menu yang disajikan oleh kantin sekolah mereka, karena percayalah, masakannya benar-benar kelas satu.
Jennie melirik ke arah Jisoo yang duduk di seberangnya. Hari ini Jisoo terlihat lebih diam dari biasanya. Tangan Jisoo pun berkutat malas saat menyendok kuah supnya dan menyingkirkan kacang polong yang ada di dalamnya. Hal itu membuat Jennie mengernyit.
"Kenapa nggak dimakan?" tanya Jennie. "Biasanya kamu suka."
"Nggak enak," jawab Jisoo singkat.
"Masih mentah?"
Jisoo cuma mengedikkan bahunya sebagai jawaban.
"Kamu kenapa sih?" tanya Jennie sekali lagi. Dia tahu pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran Jisoo sekarang.
Jisoo mendesah berat. "Tadi papa abis telepon aku."
"Kenapa? Om Junsu ngomel lagi soal temen-temenmu di luar asrama itu?" tanya Jennie dengan tatapan menyelidik.
"Hm... Bukan sih. Tapi ada hubungannya sedikit."
"Jis, aku bukan cenayang," seloroh Jennie.
"Papa nggak jadi ngijinin aku ke Jerman," jawab Jisoo lesu bercampur sebal.
Hal itu tentu saja bikin Jennie kaget. Masalahnya, setahu Jennie, ayah Jisoo awalnya menyetujui permintaan anaknya untuk kuliah di Jerman sekaligus menemani ibunya yang bekerja di sana. Tapi ini kok tiba-tiba ayah Jisoo bilang begitu?
"Loh? Yang bener?" Jennie mengeluarkan pertanyaan yang sia-sia karena dia tahu Jisoo gak mungkin bohong.
"Enggak. Aku nge-prank doang," kata Jisoo santai, tapi sedetik kemudian dia langsung sewot. "Ya iyalah bener!"
"Alasannya kenapa gitu loh?"
"Katanya gara-gara nilaiku yang ancur semua. Kenapa sih, tumben banget padahal biasanya gak peduli sama nilai-nilaiku?" Rasanya otak Jisoo sudah mau meledak kalau mengingat percakapan ayahnya di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oddtention! - jisoo ; taeyong ; jaehyun
FanfictionIn which, the oddball Jisoo had to team up with Taeyongㅡwho always became the centre of attentionㅡto call off her father's plan. ◾️ acciotrashure, 2019 { Written in Bahasa : Semi Baku } On Going 🍻 #17 in Taesoo 07/04/19