I'd be super glad if you can spare your time to vote and comment on this book! 😉
"Taeyong!"
Suara Jisoo menggema penuh di dalam kamar Taeyong. Dia sedang menggelantungkan tubuhnya di luar jendela dengan bertumpu pada kedua lengannya. Salah satu tangannya menggenggam erat selembar kertas. Mungkin itu adalah penyebab Jisoo menampakkan wajah sumringah saat ini.
Dengan langkah gontai sambil memegangi kepalanya, Taeyong berjalan menghampiri Jisoo—yang dia pikir sudah tidak waras nyelonong begitu saja lewat jendela kamarnya di siang bolong.
Gila. Nekat parah.
"Kenapa?" tanya Taeyong sangat tidak bertenaga.
Jisoo melambai-lambaikan sebelah tangannya susah payah. "Bantuin dulu dong ini gak bisa naik!"
"Kemaren-kemaren bisa manjat sendiri kok sekarang gak bisa?"
Taeyong melengos dan malah duduk di pinggir tempat tidur. Badannya sudah mau ambruk saja rasanya. Lagian kenapa Jisoo tiba-tiba datang dan lewat jendela (lagi-lagi) padahal ya ampun, tolong. Kamar Taeyong kan punya satu hasil penemuan hebat bernama pintu!
Jadi Taeyong agak tega membiarkan Jisoo berjuang mengangkat tubuhnya sendirian agar bisa melewati ruang jendela itu.
"Yong! Cepetan aku gemeteran takut ada yang lewat!"
Taeyong malah membalasnya dengan tatapan dan sebuah suara lemas. "Aku lagi sakit."
"Tsk!" Jisoo mendecak sebal. Hingga akhirnya dia berhasil mendaratkan seluruh tubuhnya ke atas lantai kamar Taeyong. "Makasih udah nggak bantuin."
"Iya, sama-sama," balas Taeyong sambil mengembangkan sebuah senyum usil.
Jisoo berjalan sebentar sampai berdiri di hadapan Taeyong dan menatapnya curiga dengan perasaan khawatir. Kertas yang Jisoo genggam melambai pelan terkena angin, membuat Taeyong justru tertarik dan berusaha meraihnya. Penasaran dengan apa isi di balik kertas itu.
Namun, Jisoo malah menepis lengan Taeyong dan membawa tangannya menyentuh dahi Taeyong yang sedikit tertutup helaian rambutnya yang agak berantakan. Mendadak Taeyong menegakkan badannya sebagai reaksi dari rasa kaget dan heran.
"Agak panas..." kata Jisoo pelan. "Pantes aja dari tadi nggak liat kamu di kelas. Udah ke klinik? Udah minum obat?"
Taeyong tersenyum kecil seraya menyingkirkan tangan Jisoo dari dahinya. Ini cuma karena kelelahan, pikirnya. Gadis itu tidak perlu khawatir. "Mau ngomong apa? Itu... kertas apa?"
"Jawab dulu, Yong! Udah minum obat belum?"
"Kok sewot sih? Kenapa? Khawatir?" tanya Taeyong sedikit menggodanya.
"Iyalah," jawab Jisoo blak-blakan. Dia tidak perlu mengelak karena memang benar adanya. Juga tidak ada perasaan salah tingkah yang menggelayutinya saat Taeyong menanyakan itu. Dia hanya merasa bersalah karena mungkin itu gara-gara dia, memaksa Taeyong untuk tetap mengajarinya beberapa materi kuis terakhir sampai larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oddtention! - jisoo ; taeyong ; jaehyun
FanficIn which, the oddball Jisoo had to team up with Taeyongㅡwho always became the centre of attentionㅡto call off her father's plan. ◾️ acciotrashure, 2019 { Written in Bahasa : Semi Baku } On Going 🍻 #17 in Taesoo 07/04/19