Dirumah Garnis
Garnis pulang dan nemuin ibu yang lagi nyuci baju di kamar mandi pas sore hari.
" assalamualaikum buk" ucap Garnis ketika masuk rumah.
Rumah pun dalam keadaan sepi, kemudian Garnis masuk ke dapur. Lalu garnis ambil gelas untuk minum di dapur. Lalu ibu kaget melihat garnis tiba tiba muncul minum air putih gak ada suaranya sama sekali.
"Garnis, kamu ngapain minum kok banyak banget ? gak ada suara lagi bikin kaget ibu aja tiba tiba bunyi gelas. " ujar ibu yang kaget tiba tiba ada garnis minum di dapur.
"maaf bu garnis boleh ngomong nggak buk?" ucap Garnis.
"mau ngomong apa nis, ibuk lagi nyuci baju ini. Udah ngomong aja." ucap ibuk. ,
"garnis keterima bu di universitas di Jakarta. Gimana nih bu ?." ujar garnis sambil cemberut bilangnya ke ibu.
Lalu ibu menjawab " Alhamdulillah. udahlah nis, enaknya garnis gimana? Tapi itu tergantung ganis aja mau ambil apa gak ? kalau gak mau ambil yaudah kerja aja sana sama kakak kamu. Kakak kamu juga bisa kok cariin kerja buat kamu nis" ujar ibu sambil bilang nya cuek gitu da nada sedikit keraguan dari wajah ibu.
"ibu, yaudah deh garnis ambil. Tapi ibu harus doain garnis supaya jadi orang pinter yang bisa bahagiain semua keluarga terutama ibu" ujar garnis sambil cemberut dan sedih karena ibu menyuruh garnis untuk kerja. Jadi garnis mengambil keputusan untuk tetap ambil beasiswa itu.
Dan lalu garnis juga ingin sekali kuliah di kampus impiannya keinginannya pun terkabul untuk kuliah di universitas yang diinginkan tapi karena jurusan garnis mulai merasa kurang lengkap. Mungkin rezeki garnis ada di fakultas MIPA. Dan lalu garnis juga minta ijin ke kakak kakaknya juga kalau garnis ambil beasiswa itu dan karena kakak garnis juga suka pelajaran matematika. Malahan kakak garnis mendukung garnis untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya dan kakak garnis sangat support kalau garnis keterima di fakultas MIPA. Dan kakak garnis bangga banget karena salah satu universitas terbaik di Jakarta.
" Kakak bangga dek kalau kamu bisa diterima universitas ternama di jawa barat juga , beasiswa lagi. Pasti kakak biayain deh kalau adek mau ambil kesempatan ini. " ujar kakak pertama garnis namanya kak gerald yang sangat bahagia sekali melihat adeknya keterima.
Lalu kakak garnis bakal ngebiayain garnis untuk kuliah di Jakarta. Dan garnis pun juga seneng sih kalau banyak yang setuju tapi beratnya garnis sih di mata kuliah nya karena garnis juga atlit renang dan garnis pun juga ingin mata kuliah sih yang santai gitu karena garnis juga ada buat latihan renang atau sedikit waktu luang gitu buat istirahat. Tapi kan kakak tingkat garnis kan beda universitas. Garnis kan di universitas ternama di Jakarta. Apakah seberat itukah mata kuliah matematika dan statistika yang dibilang kakak tingkat garnis butuh waktu belajar yang lama. Tapi ya udah deh aku coba aja karena kesempatan emas ini rugi banget gak diambil. Lalu kakak garnis yang kedua datang dari kerja. Dan kakak garnis yang kedua mendengar pembicaraan garnis dengan kakak yang pertama. Dan kakak garnis yang kedua kelihatan marah sekali melihat garnis kuliah. Padahal ibu dan kakak garnis yang pertama setuju.
Kenapa dengan kakak kedua garnis.
"aku gak setuju garnis kuliah , nanti kejadian kayak pak deh gimana ? pakdeh kuliah dapet apa ? kerja aja nggak setelah kuliah. Mending kerja aja enak dapat duit banyak. " ujar kakak kedua garnis namanya kak renal sambil marah marah.
" dek , garnis kan cewek , ini beasiswa , ini meringankan beban ringan kita untuk membiayai garnis. Jangan liat pak deh kamu. Ini adek kamu Garnis anaknya ibuk. Semoga Garnis nggak akan seperti pakdehnya." ujar kak Gerald bilang ke kakak kedua garnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARNIS
Teen Fiction[#275 in CHICKLIT 26/11/2017][ROMANCE & CHICKLIT] Bagaimana seorang perempuan hijab, yang hidup dengan dunia yang sangat luas, dan bagaimana dalam kehidupan berteman bisa menjadi persahabatan dan menjalin hubungan yang erat selayaknya keluarga.