Chapter 6

237 42 9
                                    

Sore itu lapangan basket indoor Cube High School tampak begitu kacau. Bola berserakan di mana-mana dan 4 anak laki-laki yang tidur terlentang dengan dada yang terus naik turun.


Mereka seperti ikan yang terdampar. Wajah mereka merah sampai ke telinga. Mereka benar-benar butuh ion.

"Well, sepertinya sudah saatnya pulang." Si tampan, Woojin, mulai memaksakan dirinya untuk duduk.

Demi Tuhan, rasanya badan Woojin telah remuk.

"Pokoknya jika kau stress, jangan pernah ajak aku lagi. Cara menghilangkan penat versimu itu benar-benar payah!" Woojin bangkit; berdiri dan mulai memunguti bola-bola yang tergeletak di sekitarnya.

"Kau yang payah! Kita hanya main selama 2 jam," Guanlin yang menjadi bahan ocehan Woojin itu-pun membela diri.

"Aku netral, tapi Woojin juga benar, harusnya kau menggunakan cara lain untuk melupakan masalahmu. Kita bisa ke cafe jika kau mau." Jeno bersuara.

"Ayolah! Kita hanya bermain basket, dan kau tahu? Ini menyenangkan bukan?" Guanlin berusaha meyakinkan tapi nihil. Tak seorangpun bersuara, akhirnya Guanlin menyambung lagi kata-katanya.

"Kalian harus belajar menghargai aku, begini lah cara sahabatmu menghilangkan bebannya. Dengan basket."

Guanlin ikut bangkit dan sedikit menoleh kearah Samuel, teman mainnya yang masih terpejam sejak pertandingan mereka berakhir.

"Kau tak berniat untuk bermalam di sini, kan?" Jeno menghampiri Samuel.

"Menurut mu?" Hanya sekata dibalas Samuel, terlalu berat untuk kembali berbicara dengan mata yang belum benar-benar siap untuk bangun.

"Aku pulang duluan, ya?" Woojin bersiap-siap.

"Tunggu aku!" Samuel seketika pulih, ia berniat untuk ikut nebeng dengan Woojin. Mengingat sekarang terlalu sore untuk naik busway sendirian, Samuel memang penakut.

"Kau, Jeno?" Guanlin bertanya, apakah Jeno akan pulang juga?

"Ya, Kau bisa ikut jika mau." Jeno menawarkan tumpangan.

"Kalian duluan saja, aku ingin main beberapa menit lagi."

"Oke, baiklah," Woojin, Jeno, dan Samuel akhirnya benar-benar pergi.

🔸


Lapangan basket seluas dan sesepi ini lumayan mencekam.  Guanlin sedang dalam masalah besar, di sisi lain ia penasaran kenapa Seonho tidak sekolah beberapa hari ini?

Padahal, setidaknya dengan melihat senyuman namja manis itu, Guanlin pastinya akan merasa lebih baik.

"Shoot yang satu ini, jika masuk kedalam ring berarti Seonho juga menyukaiku!"

1...

2...

3...

Beep.. Beep..

Bunyi ponsel mengalihkan perhatian Guanlin. "What!?! Ini benar-benar Seonho? Dia mengirimi aku pesan?" Guanlin hampir tak percaya.

Bukankah selama ini Guanlin yang selalu mengirimi pesan duluan?


🔸

Seonho & Guanlin on Short Massage

Seonho: Bisa temui aku?

Guanlin: Kau di mana? Tumben sekali menghubungi aku.

On And On ➖ GuanHo✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang