lima

3 0 0
                                    

Andra masih termangu menatap sebuah gerbang besar tempat beberapa mahasiswa berlalu-lalang. Ia tak begitu yakin untuk masuk kuliah hari ini. Kejadian kemarin saja masih begitu melekat diingatannya. Bagaimana lagi ia harus menjelaskan kepada teman-temannya kalau dia itu normal. Ia sama saja dengan anak yang lain. Suara dentingan ini hanyalah efek dari operasi yang ia lakukan. Ia bukan robot ataupun orang gila yang telah menelan jam tangan.

"Andra.. kenapa kau masih disini. Sebentar lagi kelas kita akan dimulai, ayo cepat masuk" ajak miss Nichole yang sepertinya juga baru saja datang. Ini membuat Andra mau tak mau terpaksa harus masuk.

Langkahnya terasa berat, beberapa kali ia harus berhenti dan meyakinkan dirinya. Andra bersikap seperti ini bukan karena ia adalah orang yang lemah tapi lebih kepada sikap toleransinya, dan mungkin juga karena perasaan minder, yang akhirnya membuat Andra enggan membuat masalah dengan orang lain. Jika ia mau, ia bisa saja menghajar orang-orang yang telah menghinanya itu. Tapi melawan dengan kekerasan terlalu kekanakan sepertinya.

"Andraa... kenapa kau masih disini. Cepatlah masuk. Apa kau akan membolos lagi hari ini, ayo cepat masuk. Dan... satu lagi, jangan pulang dulu saat kelas melukis ini selesai, karena ada yang ingin miss bicarakan denganmu" ujar miss Nichole, yang kemudian berjalan mendahului Andra.

ᴥ ᴥ ᴥ

Hari ini tak ada kata-kata tajam yang terdengar, namun tatapan sinis itu masih saja terarah kepada Andra. Ia berusaha untuk tetap tenang, sikap paniknya hanya akan membuat dentingan itu berbunyi lebih nyaring.

Kelas usai, hampir semua mahasiswa telah meninggalkan kelas. Andra masih sibuk membersihkan beberapa kuas yang ia pakai tadi. Disela kesibukannya miss Nichole yang memang ingin bicara dengannya mendekat.

"Apakah kau baik-baik saja Andra?" tanya miss Nichole.

Andra mengangguk, kemudian kembali membereskan beberapa botol cat yang berserakan dibawah.

"Ibu mendengar dari Cecil bahwa kau sedang ada masalah dengan teman-temanmu, apakah itu benar? Kalau ibu boleh tahu, masalah apa itu?" tanya miss Nichole lagi.

Ternyata Cecil telah memberitahukan hal ini kepada miss Nichole, tapi entah ia mengadu apa. Termasuk ke pihak mana Cecil sebenarnya, apakah ia sama saja dengan Brian yang awalnya begitu akrab dan baik, tapi ternyata ia menusuk dari belakang. Ataukah ia berada dipihak yang sebenarnya ingin membela Andra tapi tak tahu dengan cara apa harus menjelaskan kepada teman-teman kelasnya, sama seperti kebingungan yang Andra rasakan?

"Bukan teman-temanku yang membuat masalah, tapi masalah itu ada pada diriku" kata Andra mulai menjelaskan.

"Apa maksudnya, ibu tak mengerti. Bisakah kau jelaskan dengan lebih rinci?" pinta miss Nichole.

"Apakah ibu tak mendengarnya?" kali ini tatapan Andra mengarah ke miss Nichole yang berdiri disamping Andra dengan kedua tangan yang dilipat didada.

"Mendengar apa?" tanya miss Nichole dengan dahi berkerut.

"Suara dentingan aneh yang berasal dari dalam diriku"

"Apa maksudmu?"

"Jika tak keberatan ibu bisa mendekat dan mendengar suara dentingan yang berasal dari dalam dadaku" ujar Andra mencoba meyakinkan miss Nichole. Meskipun Andra yakin pasti miss Nichole sedang berfikir kalau Andra sedang mempermainkannya.

Perlahan miss Nichole mendekatkan dirinya ke arah dada Andra. Sama dengan reaksi yang diberikan oleh Cecil waktu itu. Miss Nichole nampak terkejut dengan suara dentingan itu.

"Bunyi apakah itu Andra" tanya miss Nichole dengan satu tangan yang menutup mulutnya.

"Ini adalah suara yang ditimbukan oleh dua buah titanium yang tertaman dalam katup paru-paruku. Kecelakaan itu mengakibatkan adanya gangguan dikatup paru-paruku" jelas Andra.

HEART BEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang