Dimulai dari siklus perkenalan, ia secara tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bisa dibilang cakep, tapi tak bisa melihatnya lama karena sudah ada yang menunggunya di depan gerbang kolam renang ini. Ya, dia Dirga kekasihnya Caca. Ponsel Caca berbunyi tak henti-hentinya, ia yakin karena itu notif dari Dirga yang sudah tak sabar menunuggunya di depan gerbang.
"Baa!" kejutnya, tetapi pemuda itu tak terkejut sama sekali, usahanya gagal.
"Buruan ah! Nanti keburu malem." ucap pemuda itu padanya. Tanpa bantahan, ia langsung menaiki motor pemuda tersebut.
Sejurus kemudian motor tersebut berlalu menjauhi gerbang kolam renang itu. Motor itu melaju tanpa tahu arah, sebab Dirga tahu kalau gadis yang duduk di belakangnya tersebut pasti lapar.
"Mau makan apa?" tanya pemuda itu lembut.
"Gimana kalau sate om Tukul aja?" ia bertanya sekaligus menawari pemuda itu, padahal ia tau kalau pemuda itu pasti setuju saja dengan keputusannya.
Kemudian Dirga melajukan motornya ke arah Diponegoro yang tak jauh dari tempat Caca berenang tadi. Sate om Tukul memang sangat terkenal di daerah tersebut, dengan dua pilihan kuah yaitu kuah pedas dan kuah kacang. Biasanya ketika Dirga makan sate pasti selalu nambah, ia tak perna cukup jika hanya makan seporsi, sate om Tukul memang sate terenak di muka Bumi.
Selang beberapa menit motor Dirga telah ia parkirkan di tempat yang tak jauh dari sate om Tukul. Karena tak boleh parkir sembarangan, di sana juga ada taman, tempatnya strategis untuk malam mingguan bersama pujaan hati. Sejenak, Caca melepaskan gundah setelah seminggu penuh belajar di sekolah. Cara satu-satunya yang bisa buat Caca melupakan tugas-tugas dari sekolah yaitu pergi bersama Dirga.
Cuma Dirga yang bisa melengkapinya sekarang, dia sangat beruntung bisa mempunyai Dirga di dalam hidupnya. Pemuda itu bisa mengerti isi hati Caca, bahkan saat gadis itu tak mengatakannya. Dirga itu bagaikan cowok-cowok yang ada di relationship chat, pemuda yang sangat diidamkan oleh kebanyakan wanita.
Kenapa demikian begitu? Karena di saat Caca membutuhkan kebaradaannya, Dirga akan senang hati muncul di hadapan gadis itu. Apalagi Dirga tahu kalau gadis itu sangat sulit disuruh makan, tapi akan dengan senang hati mengemil banyak coklat dan makanan ringan lainnya. Alhasil badan Caca yang tidak tinggi itu terlihat berisi. Dirga, selalu nama pemuda itu yang akan mencetak senyum di bibirnya yang mungil. Bahkan kali ini pun dengan hanya menatap pemuda itu melahap satenya saja bisa membuat senyuman di bibir Caca terangkat.
"Ca, jangan lihatin aku gitu ah!" titahnya malu, ah ya pemuda ini juga pemalu.
"Sosoan malu!" Caca melemparkan tisu ke muka Dirga.
"Kan emang aku pemalu kali, emang kamu urat malunya udah putus!" ledek pemuda tersebut, berhasil membuatnya mengerucutkan bibirnya.
Ini piring kedua Dirga, keringat sudah mengucur deras dari kepalanya dan mengalir deras ke muka pemuda tersebut.
"Ga! Muka lo lucu kalau lagi kepedasan gitu, tahu gak?!" tawa Caca meledak, melihat bibir Dirga megap-megap, "Kaya ikan sapu-sapu!" lagi tawanya pecah.
"Aduuuh, gak kuat gue nahan ketawa! Sumpah sampah banget muka lo, Ga!" pekiknya tanpa memerdulikan orang-orang yang duduk di sekitar mereka.
Dirga menghapus keringat yang sudah deras di mukanya, sedangkan Caca tertawa bahagia melihat penderitaan dari sang pacar. Caca tahu kalau Dirga itu orangnya emang pantang nyerah, apalagi cuma menghabiskan sate pedas khas om Tukul.
Pernah juga waktu itu, Dirga tak sengaja menjatuhkan ponselnya dari balkon kamarnya alhasil ponselnya mati mengenaskan. Karena ponselnya mati, ia jadi tak bisa mengabari Caca, ia langsung menggedor pintu rumah Caca dan memperlihatkan keadaan ponselnya. Bukannya dapat pengertian dari gadis tersebut, ia malah dapat semburan ketawa.
"Lo kok malah ketawa sih, Ca?!"
"Habisnya lo bego sih, Ga. Masa bisa ponsel lo jatuh dari balkon kamar lo!" Caca tak henti-hentinya tertawa.
"Dasar cewek bocor halus lo!" lantas Dirga pergi sari hadapan Caca.
Dirga berhasil menghabiskan piring keduanya, lantas ia duduk sejenak untuk menurunkan makanan yang baru saja ditelannya.
"Ga buruan, udah mau malem ini." ucap gadis itu untuk mengingatkan. Kelemahan Dirga adalah mengingat waktu, jadi Caca harus selalu mengingatkan jam pulangnya agar tidak terlambat dan kena marah oleh papanya.
Dirga pun mengeluarkan motornya dari parkiran, sedang Caca menunggu di pinggir trotoar. Selama menunggu ia memikirkan apa hubungannya akan selalu begini dengan Dirga. Gadis itu mulai meragui pemuda yang sedang mengambil motornya. Beberapa kali teman sekelas Caca memergoki Dirga pergi bersama perempuan, tapi ditepisnya pikiran buruk yang menggerayangi pikirannya. Caca justru percaya penuh pada pemuda tersebut.
"Ca, buruan naik!" perintahnya.
Caca masih memikirkan rentetan cerita dari teman-temannya. Mungkin hubungannya tak akan bisa bertahan lama jika saja terus diusik dengan cerita negatif. Mungkin hanya menunggu waktu untuk semuanya terbongkar, lantas Caca akan menguatkan hatinya dari sekarang agar nantinya tak akan terlalu sakit. Caca itu gadis yang kuat, jadi siap tak siap ia akan menerimanya juga suatu saat.
"Gue tadi lihat cewek cantik, Ca!" ucap Dirga untuk mencairkan suasana. Dirga tahu, sekarang Caca sedang memikirkan sesuatu, tapi ia tak tahu apa yang dipikirkan gadis itu.
"Emang lo doang! Tadi gue lama ke gerbang karena ada yang minta nomor hp gue dong!" titahnya untuk berusaha tidak memperlihatkan bebannya.
"Jadi lo gitu?" ucap Dirga pura-pura marah. Caca hanya menjulurkan lidahnya. Sedetik kemudian motor itu melaju dengan cepat.
Suatu hubungan akan berhasil jika keduanya saling mempercayai bukan saling menutupi. Hubungan Caca dan Dirga sudah mulai tidak sehat, karena mereka sama-sama saling menutupi. Dirga yang menutupi kedekatannya dengan teman sekolahnya, begitupun Caca menutupi belangnya Dirga. Caca tak mau putus dengan cara ribut, Caca memilih ia hanya butuh menguatkan hatinya jika hari itu akan benar datang.
4 September 2017
CR
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionCERITA INI DI PRIVATE Buat kalian yang baru gabung baca cerita ini follow dulu akun aku untuk bisa membaca semua part. Beberapa part dengan konflik berat aku Private. Ini bukan kisah dimana siklus pdkt-jadian-putus berlaku. Gadis ini terjebak pada...