Bagian 7

86 13 29
                                    

Aku tak percaya ini, aku tak percaya... Cyntia resmi PACARAN?!

Cyntia yang kukenal sejak kecil. Cyntia yang begitu berarti bagiku.

Apakah kau ingin melepaskan genggamanku walau aku belum sempat melakukannya? Cyntia?

"Siapa pacarnya?" aku bertanya pada Soni dengan gigi beradu.

"Ari, anak IPA 2" Soni mengerutkan keningnya. "Nggak nyangka tipe Cyntia cowok playboy gitu"

Playboy?

Kupejamkan mataku. Kutarik napas dalam-dalam. Sekarang aku mengerti. Cyntia diperdaya.

"Lo mau kemana?" Soni menatap kepergianku.

Aku menatapnya lurus. "Tunggu gue, ada yang mau gue lurusin"

Kakiku melangkah ke luar kelas.

***

"Mana Ari?" aku bertanya kepada salah seorang siswi IPA 2.

Cewek itu memandangku tanpa menjawab. Mulutnya menganga.

"Woi!" aku menggebrak meja. "Mana Ari?!"

Cewek itu pun tersadar. "I.. tu... main catur di ruang catur"

Aku segera mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Sempat terdengar olehku jeritan histeris cewek itu dengan teman disebelahnya.

"Kyaaa... Adit nanyain gue..! Cakep banget! Kayak abangnya!"

Aku menghela napas dan hanya mampu geleng-geleng kepala.

***

Aku berjalan menuju ruang catur. Perasaanku campur aduk. Aku ingin segera menyelesaikan permasalahan ini.

"Mana yang namanya Ari?" lantang aku bertanya kepada seisi ruangan.

Salah seorang di ruangan itu menunjuk seseorang yang sedang main catur di pojok ruangan dengan lawannya. "Tuh"

Aku segera berjalan ke arah yang ditujukan.

"Mana diantara lo yang namanya Ari?"

Seorang cowok diantara mereka melirik yang lainnya. "Ni anak nyariin lo tuh"

Cowok yang diajak bicara berkata. "Skip dulu, gue lagi main"

Aku mulai hilang kesabaran. Kugebrak meja catur itu. Bidak-bidak catur itu berjatuhan.

"Ini penting!" ujarku. "Tentang Cyntia"

Ari berdiri. Tangannya mengepal. Aku tahu ia ingin memukulku.

Namun, yang terjadi malah sebaliknya.

"Kalo lo mau ngomong sama gue" Ari menghidupkan pematiknya dan menyalakan rokok. "Sini duduk sama gue. TANDING"

Catur?

Aku segera duduk di depannya. Ari menyusul duduk. Dikebulkan asap rokoknya. Ia menyeringai padaku. "Gue tantang lo"

   ***  

Permainan berlangsung sengit. Aku hampir tak bisa bergerak. Ari seakan menyadari kecemasanku. Ia menyeringai senang.

"Lo ngebet banget mau bicara sama gue tentang Cyntia" Ari memajukan bidak pionnya satu langkah.

"Diem lo, selesain permainan ini dan kita bisa ngomong tentang itu". Aku memajukan bidak pionku satu langkah.

Ari memajukan bidak gajahnya. "Lo seneng ya sama pacar gue?"

Gerahamku mengeras. Sial gue terpojok. Kumajukan bidak pionku sekali lagi. "Bukan urusan lo"

With You, I'm OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang