1

4 1 0
                                    

"Hanbin-ssi?"

"Ne ssaem?"

"Bisa saya bicara dengan anda sebentar?"

"Tentu."

Suara derap langkah kaki keduanya perlahan menjauh dari ruangan putih yang hanya terdengar gerak sebuah mesin yang cukup membuat hati semua orang yang menatapnya menjadi gemetar.

Kakinya terus membawa pemiliknya mengikuti seorang pria paruh baya dengan setelan rapi dan mengenakan jubah putih panjang masuk kedalam ruangan yang dipenuhi ornamen kesehatan.

Mereka berbincang mengenai keadaan yang sekarang tengah terjadi dan bagaimana nantinya kelanjutan kehidupannya.

Hanbin kembali menuju ruangan putih yang ditengahnya tengah tidur seorang Putri cantik yang entah kapan akan bangun dan mencium Pangerannya. Hanbin hanya bisa menggenggam erat tangannya dan terus berharap Putri Tidurnya bisa sadar kembali.

"Ireona jebal~ bogosipeo!"

Pria itu tertunduk sambil terus mencium punggung tangan kekasihnya itu dan terus menitihkan air mata.

Sudah satu bulan 2 minggu ini kekasihnya tak kunjung menyapanuya. Setelah kejadian malam itu, Hanbin tidak pernah meninggalkan gadis pujaannya itu.

Lee Hana, gadis berparas cantik bak Putri yang turun dari kayangan kini hanya bisa terbaring lemah dengan bantuan alat untuk dapat menjalani harinya yang gelap. Dia mengalami kecelakaan didepan mata kekasihnya Hanbin. Gadis itu sebenarnya ingin memarkirkan mobilnya ke tepi jalan. Tapi, entah kenapa sebuah truk pengangkut barang datang dengan kecepatan diatas rata-rata menghantam mobil sedan putih milik Hana. Beruntungnya, Hana masih bisa diselamatkan tapi dengan keadaan yang seperti ini. Dirinya harus terperangkap dalam tubuhnya sendiri.

Hanbin tidak memperdulikan pelaku yang kini sudah ditangkap dan dipenjarakan. Yang dia butuhkan hanya senyuman manis dari kekasihnya.

Mereka berdua sudah menjalani kisah cinta mereka sekitar 5 tahun. Mereka selalu kompak dan serasi, bahkan menjadi pasangan yang selalu membuat orang lain iri dengan mereka. Tapi sekarang, mereka berdua sama-sama berjuang untuk kelanjutan cerita cinta mereka yang tak berujung.

~~~~~

Hari ini genap 2 bulan Hanbin berada di Rumah Sakit milik ayahnya dan genap 2 bulan juga Hana tak kunjung membuka matanya yang indah.

Ayah dan Ibu Hanbin sedang menjaga Hana karna anak mereka harus pulang dan mengurus urusan perusahaannya. Hanbin adalah seorang pengusaha muda yang sukses dikalangan masyarakat maupun dunia. Keluarganya adalah keluarga yang cukup terhormat dan berkelas.

Sama seperti Hanbin, Hana juga adalah anak tunggal dari keluarga terpandang. Tapi, semuanya kini menjadi tanggung jawab gadis itu karna kematian orang tuanya yang cukup menggemparkan. Banyak anak-anak dari pemegang saham ataupun pemilik perusahaan terkenal ingin menjodohkan Hana dengan anak mereka dengan iming-imingan ingin menguasai Perusahaan besar milik keluarga Lee.

Tapi, Hana sudah menjadi milik Kim Hanbin sejak mereka kuliah. Awalnya Hanbin dan Hana tidak mengetahui jika mereka berdua adalah anak konglemerat terkaya di Korea. Mereka berdua sama-sama tidak menunjukkan sisi mewah dan arogan, tapi justru sebaliknya. Mereka berbaur dengan semua orang dan bahkan Hana dan Hanbin sama-sama memiliki prestasi yang gemilang di Campus.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Hanbin menyusuri lorong yang membawanya menuju ruangan kekasihnya berada. Tinggal beberapa langkah sampai Hanbin tiba di depan pintu. Terdengar teriakan dari dalam ruangan Hana.

"PERGI KALIAN!!!"

Matanya terbuka sempurna saat melihat gadis yang dicintainya kini sudah sadar. Tapi, jantungnya berhenti saat melihat gadis itu meronta dan menangis sementara kedua orang tua pria itu mencoba menenangkan Hana.

Pria itu bergerak perlahan mendekati Hana yang kini tengah terisak dan terus memegang kepalanya.

"Hana-ya~"
Suara lembut nan halus milik Hanbin seakan membawa Hana untuk mengangkat kepalanya dan menatap pria didepannya itu.

Hanbin mencoba untuk memeluk tubuh mungil gadis itu tapi dengan cepat Hana mendorong jauh tubuh Hanbin.

"Menjauh dariku! Aku tidak mengenal kalian!"

Tanpa menyerah, Hanbin yang tadinya agak mundur setelah dorongan Hana kini dengan cepat memeluk tubuh gadis yang sangat dia rindukan itu.
"Ini aku Hanbin~ kumohon jangan seperti ini..."

Terdengar isakan tangis dari keduanya. Tetesan air mata jatuh diatas kepala Hana sedangkan gadis itu menangis di dada Hanbin. Suasana yang tadinya menegangkan kini berubah menjadi suasana yang mengharukan.

Ibu Hanbin juga tak luput dari tangisan, Tuan Kim memeluk istrinya yang tak kuasa melihat perubahan Hana yang dari tadi terus meronta dan mengatakan dia tidak mengenal mereka.

Didalam pelukan Hanbin, Hana terus menangis dan memukul dada bidang Hanbin tanpa henti. Merasa tubuhnya dipukul Hanbin dengan cepat melepaskan pelukannya dan menggenggam erat tangan Hana dan menatap kedua manik matanya dalam.

"Kumohon, lepaskan aku~"
Air mata kembali jatuh dipipi Hana. Hanbin kebingungan dengan sikap kekasihnya yang berubah seperti ini.

"Kumohon Tuan, lepaskan saya!"
Dan sekarang Hana berbicara pada Hanbin sangat formal dan berhasil membuat genggaman tangan Hanbin yang tadinya keras menjadi lemah dan tiba-tiba menjatuhkan kedua tangan Hana setelah mendengarkan gadisnya itu berubah.

"Ini tidak mungkin terjadi!"
Hanbin berdiri dan berjalan mundur menjauh dari ranjang Hana. Hal yang paling di takuti Hanbin datang, dirinya tidak sanggup harus melihat kekasih pujaannya itu menjadi seperti ini.

"Anakku, ada apa?"

"Hana. Dia melupakanku..."

Remember Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang