Hanbin kembali setelah 1 jam dia keluar meratapi dirinya yang tengah dilanda kesusahan seperti ini. Dia tidak kembali sendiri, tapi dia datang bersama Dr. Junhoe.
Setelah mereka berdua masuk, Hana yang awalnya menatap datar kearah Hanbin berubah menjadi bahagia setelah melihat siapa yang datang.
Senyuman Hana sangat tulus dan hangat menyambut kedatangan Junhoe. Bahkan senyumannya itu sama seperti Hana tersenyum pada Hanbin waktu dia masih mengingat segalanya.Entah kenapa perasaan Hanbin jadi khawatir dan takut, jika suatu saat nanti kekasihnya benar-benar tidak akan pernah tersenyum seperti itu lagi padanya. Rasa cemburu menggerogoti hatinya, kenapa harus Dr. Junhoe yang mendapatkan senyuman itu sedangkan dirinya hanya mendapat tatapan datar.
"Annyeong Hana-ssi, sudah baikan?"
"Ne, ssaem!"
"Kudengar tadi kau bermimpi. Ada apa?"
"Aku bermimpi tentang seorang pria, ah-- entahlah, itu hanya sebuah bayangan."
"Apa kau mengenal wajahnya?"
"Aku tidak melihatnya, yang kutahu dia bernama B.I"
Junhoe mengalihkan pandangannya kearah Hanbin yang tengah duduk disofa dengan wajah kesalnya.
"Hanbin-ssi, apa kau mengenal B.I?"
Hanbin terdiam sejanak, dirinya bimbang apakah dia harus memberitahukannya pada Hana dan Junhoe atau tidak. Sebenarnya itu mudah saja, tapi dia juga harus memikirkan kedepannya. Apakah Hana akan mempercayainya atau bahkan menganggapnya adalah seorang penipu.
Lama terdiam dalam pemikirannya sendiri. Junhoe kini sudah berpindah tempat disamping Hana dan mengecek perkembangan Hana.
"Ssaem? Apa aku boleh tahu kenapa aku bisa berada disini?"
DEG!
Lamunan Hanbin kini buyar, matanya kini tengah menatap kearah Junhoe dan Hana. Bahkan untuk kejadian malam itu dia melupakannya.
"Maaf. Tapi, saya tidak mendapat informasi apa-apa dari Dr. Choi."
Terlihat wajah kekecewaan terpampang jelas diwajah Hana. Kebalikan dengan Hanbin pria itu justru semakin khawatir dan bimbang dengan pertanyaan Hana.
"Saya akan melakukan beberapa test untuk Hana. Jadi, saya mohon untuk menjawabnya."
Hana mengangguk mengerti diikuti oleh Junhoe yang mengambil posisi duduk disamping ranjang Hana.
"Apa anda mengingat sesuatu saat anda sadar dari koma?"
"Yang hanya aku ingat adalah namaku dan perusahaanku."
"Apa ada lagi?"
"Kurasa tidak. Tapi, aku sering melihat bayangan seseorang dalam pikiranku."
"Anda mengetahui namanya?"
Hana terdiam sejenak sambil tertunduk dan terdengar hembusan nafas keluar dari tubuh Hana.
"Entahlah."
Suasana semakin menjadi canggung. Hana masih saja tertunduk dan Hanbin hanya menatap kearah Hana. Dipikiran gadis itu sekarang dipenuhi dengan nama Hanbin, dirinya tidak bisa berhenti memikirkan Hanbin tapi dia juga tidak mengerti, Hana sama sekali tidak mengingat Hanbin, hubungan seperti apa yang mereka jalani, itu masih saja membuat Hana bingung dan terus bertanya-tanya.
"Baiklah, saya tidak akan memaksa anda untuk mengingatnya."
Junhoe perlahan berdiri dan mendekati Hanbin yang masih duduk disofa menatap sendu kearah Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me!
Fanfiction"Melupakan sesuatu yang sangat indah itu sangat sulit. Tapi, bagaimana jika itu adalah sebuah takdir?"