Bertemu Kembali

2.4K 75 11
                                    

Sebuah pagi yang cerah di musim semi di kerajaan Elystadt. 

Di sebuah pelosok hutan pada pinggir sebuah danau jernih, terlihat sebuah pondok kayu sederhana. Pondok itu adalah rumah persembunyian Izetta, sang penyihir legenda yang menjadi pahlawan pengakhir Perang dunia tiga tahun lalu, sekaligus penakluk kerajaan Germania yang pernah berkuasa.

Dari pondok itu, lamat-lamat terdengar suara pisau yang beradu memotong sayur. Aroma roti yang baru dipanggang tercium dari dapur menguar, membangunkan tupai-tupai di pohon dari hibernasi musim dinginnya. Sementara itu, pintu depan pondok berkeriut terbuka, dan kepala seorang gadis berambut merah muncul dari balik pintu. 

Gadis itu duduk diatas sebuah kursi roda karena kakinya lumpuh saat perang tiga tahun lalu, sebuah perang besar antara Germania melawan negara Elystadt. Kini, ia harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda. Tangannya mendorong kursi roda yang ia pakai menuju beranda pondok. Dia berhenti tepat didepan pagar, matanya menatap lurus menuju sebuah jalan setapak kecil diantara pepohonan lebat yang mengarahkan pondok itu keluar dari hutan. Gadis itu tampak sedang menunggu seseorang, matanya sekilas menyiratkan sebuah kerinduan.

"Izetta-sama, sarapan sudah siap. makanlah dulu!" dari dalam pondok terdengar suara seorang gadis. Izetta menoleh, dan mendapati Lotte mendatanginya sambil membawa nampan berisi roti panggang dan sup.

Terpaut 4 tahun lebih muda dari Izetta, Lotte adalah pelayan kerajaan Elystadt. Ia mendapat tugas menjaga Sang Penyihir Izetta yang disembunyikan negara untuk menjaganya dari pihak-pihak yang berniat buruk. Selama ini Lotte-lah yang mengurus dan merawat Izetta di tempat persembunyian mereka di pondok ini. Sebagai pelayan kerajaan, Lotte bisa melayani Izetta dengan baik walaupun hanya sendirian.

"Lotte-san, makanannya terlihat enak. terima kasih sudah membuatkan sarapan untukku." Izetta tersenyum lebar menaruh nampan sarapan itu diatas kedua pahanya.

"Iya, iya. makan sana, Izetta-sama," Ucap Lotte tertawa. Padahal sudah tugas yang diberikan kerajaan pada Lotte untuk menjadi perawat Izetta, tapi Izetta selalu bersikap rendah hati padanya. Lotte menatap Izetta yang sedang mengunyah roti. Izetta makan sambil sesekali menatap jalan setapak didepan pondok. Dia tahu apa yang sebenarnya berkecamuk dalam hati penyihir berambut merah ini.

"Tidak sabar menunggu kah, Izetta-sama?" ucap Lotte bersandar di pagar, ikut menatap jalan setapak.

Izetta tertawa. "Hehehe, ketahuan ya? aku ini memang tak sabaran."

"Tentu saja, semua orang juga tahu! kalau aku jadi Izetta-sama aku juga pasti tidak sabar menunggu Fine-sama." Lotte tersenyum jahil.

Izetta ikut tersenyum menatap jalan setapak. Putri Fine, ratu dari kerajaan Elystadt, orang yang menjadi partner Izetta selama perang. Orang yang menjadi saksi perjuangan Izetta melawan kerajaan Germania hingga akhir. Mereka berdua adalah otak dari tentara kerajaan Elystadt saat perang dunia tiga tahun lalu. 

Fine mengunjungi Izetta sesekali untuk mengecek keadaannya beberapa bulan sekali. Fine akan mengunjungi pondok seorang diri, tinggal disana beberapa hari, sebelum kembali mengurus pemerintahan Elystadt. Itupun jika keadaan kerajaan sedang tenang. Akhir-akhir ini kerajaan mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan Putri Fine membatalkan kunjungannya dengan Izetta berkali-kali.

Semua orang yang mengenal Izetta-sama pasti tahu, kalau itu saja tidak cukup. Lotte menunduk. Izetta-sama sangat mencintai Putri Fine. Tidak mungkin dia tidak merindukan Fine-sama setiap malam.

"Lotte! itu Fine!"

Lotte mendongak, dan melihat seorang wanita berambut pirang panjang menyeret sebuah koper. 


Itu putri Fine. Lotte segera berlari menyongsongnya.

"Fine-sama! selamat datang! biar kubawakan kopernya." Lotte menyambutnya.

Wanita muda itu tersenyum. "Halo. Kau tidak perlu repot-repot membawa kopernya Lotte."

Lotte hanya tersenyum, "Sudahlah, lebih baik Putri menemui seseorang yang sejak kemarin menunggui Putri," Ucapnya memberi kode pada putri Elystadt itu.

"Fine...!" Dari depan pondok, Izetta menggerakkan kursi rodanya cepat. Suaranya tergesa tak sabar ingin bertemu Fine.

Putri Fine berlari kecil, dan memeluk Izetta dalam kesenyapan hutan. 

"Izetta... aku pulang."

Izetta memeluk sang putri dengan erat. Mereka melepaskan kerinduan yang telah mereka simpan berbulan-bulan dalam pelukan itu.

"Selamat datang, Fine." Bisik Izetta.

Akhirnya, mereka telah bertemu kembali.

Would You Be Mine? [FineZetta Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang