AND FINALLY THE CHEESIEST PART. PREPARE YOURSELF EVERYONE. You've been warned.
Sekarang aku bisa pergi tanpa penyesalan apapun :')
Anywei, kalo mau ngikutin sejarah aslinya dimana PD II selesai di tahun 1945, berarti masa dimana mereka menikah ini ada di tahun 1949. Jadi waktu Fine dan Izetta merayakan pernikahan mereka, saat itu Indonesia lagi mengalami Agresi Militer II. Dan kalau Fine masih hidup sampai sekarang, berarti tahun ini Fine berumur 88 tahun.
Kadang aku bertanya-tanya apakah Fine & Izetta didasarkan sama tokoh asli *-*)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*****
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba.
Pemimpin negeri Elystadt, Yang Mulia Ratu Fine akan mengikat tali pernikahan dengan calon isterinya, Izetta. Seluruh Elystadt bersuka-cita menyongsong upacara pernikahan besar Ratu mereka.
Musim semi lalu, Fine mengumumkan pertunangannya dengan Izetta kepada rakyat Elystadt. Seluruh negeri pun gegap gempita. Mereka berdua adalah duo pahlawan perang dunia kedua yang dikenal di seluruh belahan dunia. Semua orang yang pernah terlibat bersama perjuangan mereka sudah bisa menduga pertunangan ini. Setelah segala persiapan yang menyibukkan seisi istana, Upacara pernikahan kedua pahlawan perang itu dilangsungkan pada bulan ini, April, menjelang musim panas. Saat matahari yang cerah menjadi bersemangat untuk memancarkan cahayanya yang menyilaukan diatas hijau padang rumput.
Upacara akan dilakukan di Istana ibukota, tempat yang sama dimana dahulu Fine dinobatkan menjadi Ratu dan memproklamirkan Izetta sebagai Penyihir Putih Elystadt. Kerajaan tentu saja menyiapkan acara besar ini dengan serius. Pita-pita dipasang di setiap sudut istana. Buket-buket bunga ditaruh di setiap jalan istana. Puluhan kamera telah disiapkan dan mengarah altar dengan mantap.
"Yang Mulia, Upacara akan segera dimulai 15 menit lagi."
Jenderal Schneider, komandan tertinggi kemiliteran Elystadt sekaligus merangkap koordinator upacara pernikahan Fine masuk ke ruangan persiapan dimana Fine sedang duduk.
"Baiklah, kau sudah terlihat cantik, sayangku." Elvira, reporter terkenal dari negara Atlanta sekaligus stylist pribadi Fine mematut-matut gaun Fine.
Dia meneliti bayangan Fine yang sedang duduk di depan cermin, sebelum kemudian memeluk Fine.
"Aku sangat bahagia bisa turut menyaksikan saat-saat ini, Dear."
"Terima kasih, Elvira. Selama ini, kau sangat berjasa bagi kami." Fine balas memeluknya sebelum berdiri.
"Baiklah. Apa pasukan pengiring kerajaan sudah siap?" Fine menoleh.
"Tentu saja kami sudah siap dari tadi, Yang Mulia!"
Dari belakang, Bianca datang sambil tersenyum. Dia terlihat begitu gagah memakai seragam pasukan pengiring, jas militer khusus upacara lengkap dengan sebilah bayonet di pinggangnya. Dibelakangnya, pasukan wanita ratu berbaris dengan tegap.
"Oke, lalu Izetta..." Fine menoleh kekiri-kanan mencari calon istrinya itu.
"Izetta berada di ruang yang terpisah, Yang Mulia. Dia akan menunggumu di altar upacara," Ucap Bianca sambil tersenyum simpul. Sudah menjadi tradisi Elystadt bahwa kedua mempelai akan dipersiapkan di tempat terpisah semalam sebelumnya, dan baru akan bertemu dengan yang lain di altar upacara nanti.
"Oh..." Fine salah tingkah. Para pengawal Fine hanya terkikik pelan.
"Benar..." Fine berdeham, "Kalau begitu, ayo segera berangkat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine? [FineZetta Fanfiction]
Fiksi PenggemarShuumatsu no Izetta Fanfiction! Aku ga tahan liat happy ending setengah-setengah, jadi kubuatin fanfic Fine ngelamar Izetta. You're welcome.