Festival Musim Semi

922 43 4
                                    

Suasana pondok itu menjadi lebih ramai setelah ditambah dua penghuni lagi. Rupanya pengawal pribadi Putri Fine, Bianca, datang beberapa saat setelah kedatangan Putri Fine. Izetta dan Lotte menyambut Bianca dengan gembira. Selama ini Putri Fine hanya mengunjungi mereka sendirian, dan Lotte juga merindukan sahabat lamanya itu. Mereka berempat mengobrol ringan di beranda sementara Putri Fine dan Bianca memakan sarapan buatan Lotte.

"Fine, bagaimana kalau hari ini kita pergi ke kota dekat sini? aku sudah lama ingin pergi kesana," ucap Izetta mengusulkan ide bersemangat.

"Tidak boleh, kalau ada yang mengenali Izetta-sama bagaimana? bisa-bisa lokasi persembunyian Izetta-sama ketahuan!" Protes Lotte. Sebagai tokoh penting dalam kemenangan perang dunia kedua, sosok Izetta punya banyak musuh politik yang ingin mengincarnya. Intel, tentara bayaran, siapa yang tahu negara musuh bermain sekotor apa?

"Tapi aku kan belum pernah kesana... Lotte-san selalu melarangku keluar hutan. Bahkan aku jarang diizinkan turun ke desa dekat sini," Tukas Izetta.

Fine tertawa. "Tidak apa-apa kan, sesekali saja. Kau terlalu keras, Lotte. lagipula kali ini ada Bianca yang akan menjaga kita," Ucapnya menepuk bahu si pengawal pribadi ratu.

"Serahkan saja padaku, prajurit ratu sekaligus mantan mata-mata profesional negara," Ucap Bianca bangga.

"E-eh? tapi Fine-sama, itu kan sudah peraturan kerajaan!?" Lotte menepuk dahinya. Bagaimana jadinya kalau malah ratu kerajaannya sendiri yang melanggar peraturan kerajaan? 

"Kudengar disana sedang ada festival musim semi, lho, Fine." Ucap Izetta.

"Wah! Pasti menyenangkan." Balas Fine tak menggubris Lotte.

Tapi tak apalah. Lotte tersenyum menatap mereka berdua. Putri Fine pasti lelah mengurus segala urusan kerajaan. Hanya saat mengunjungi Izetta-lah dia dapat beristirahat dari kesehariannya sebagai pemimpin negara. 

Lagipula, Izetta-sama berhak menikmati tiap waktu yang ia punya dengan Fine-sama. Lotte menatap Izetta sedih.

Karena waktu hidup Izetta-sama hanya tinggal sebentar.

***

Tiga tahun yang lalu, saat perang besar dunia ke-II, setelah deklarasi Elystadt atas perlindungan Weiss Hexe terhadap mereka, Kekaisaran Germania menemukan penyihir yang masih hidup lagi selain Izetta. Germania menggemparkan dunia kembali dan mulai merebut balik kekuasaan.

Satu-satunya cara menang ialah membunuh Weiss Hexe Germania, yang harus mengorbankan Sang Penyihir Izetta. Izetta menggunakan kekuatan batu sihir miliknya dan menyerap semua energi sihir di dunia hingga habis. Dan sebagai ganti dari kekuatan yang kuat itu, jangka hidup Izetta berkurang drastis.

"Menurut perkiraan kami, jangka hidup penyihir Izetta hanya sekitar 6 tahun. itu saja sudah keajaiban beliau dapat bertahan selama ini." Begitu ucapan para ilmuwan yang memeriksa Izetta.

Saat Lotte mendengar itu, kakinya tak kuasa menopang tubuhnya.

***

"Oke...! aku dan Izetta akan berkeliling festival dulu. Kalian boleh jalan-jalan dan melihat-lihat festival kalau mau," Ucap Fine sambil mendorong kursi roda Izetta.

Mereka semua akhirnya pergi ke festival kota. Mereka memakai baju merakyat agar dapat berbaur dengan para penduduk---ditambah dua topi lebar untuk Putri Fine dan Izetta untuk menutupi wajah mereka.

"Putri, kita tidak boleh berpisah. itu terlalu berbahaya!" Protes Bianca.

"Kalau kita berempat bergerak kesana-semari berendengan seperti itu akan susah bergerak. Apalagi di festival seramai ini, Bianca-san." Ucap Izetta keras menyaingi suara berisik festival kota.

"Tapi..."

"Sudahlah! kalau kalian khawatir kalian bisa mengikuti kami, asalkan jangan terlalu dekat. Nikmati saja festivalnya, oke?" Ucap Fine sebelum mendorong kursi roda Izetta menuju kerumunan. Bianca yang ingin mengejar mereka ditahan oleh Lotte.

"Kenapa kau menahanku Lotte?" Tukas Bianca protes.

"Sudahlah, biarkan Fine-sama dan Izetta-sama menikmati festivalnya. mereka jarang menikmati waktu berdua, tahu." Tegur Lotte.

Bianca menghela napas kesal, "Aku juga tahu itu. Walau begitu keamanan adalah prioritas. Kalau disini ada mata-mata negara musuh bagaimana?" Ucapnya meraba pistol yang ia sembunyikan dibalik sweater yang ia pakai.

"Bianca-san terlalu khawatir! ayolah, kita bisa mengikuti mereka sambil menikmati festival! Bianca-san juga jarang ke tempat seperti ini kan?" Lotte menarik Bianca menuju stan permainan festival terdekat. Bianca hanya bisa menggerutu protes.

***

Bianca dan Lotte duduk di sebuah kursi taman sambil memakan es krim dan minuman lemon. mereka mengawasi Fine dan Izetta yang sedang mencoba stan permainan darts beberapa meter dari sana. 

Sudah setengah jam mereka berkeliling sambil mengawasi Fine dan Izetta, sebelum Lotte mengajak Bianca duduk menjauhi kerumunan disini. Mereka berdua lalu memandangi Putri Fine dan Izetta dalam diam.

Lotte membuka mulutnya pelan, "Bianca..."

"...Hm?" Bianca menjawab pendek sambil menyesap jus lemonnya. Ia masih asyik memandangi Fine dan Izetta.

"Aku... Ingin melihat mereka berdua menikah." 

Bianca nyaris tersedak. Dia terbatuk-batuk sambil menatap Lotte seperti manusia aneh.

"Hah, bagaimana?" tanyanya memastikan ucapan Lotte.

"Kenapa? Memangnya Bianca-san tidak berpikiran seperti itu?" Lotte menoleh dengan ekspresi sakit hati. 

"Yah... Mereka memang terlihat jelas saling menyayangi, sih... Putri Fine sangat mencintai Izetta, dan sebaliknya kan?" Ucap Bianca ragu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya kan!? Aku kesal dengan mereka berdua. Bianca tahu sendiri kan, waktu hidup Izetta-sama kurang dari 3 tahun lagi? Tapi mereka bersikap biasa saja!"

"Yah, kurasa itu karena..." Ucap Bianca menambahkan.

"Putri Fine juga, bukannya menikmati waktunya bersama Izetta-sama, beliau hanya mengunjungi Izetta-sama sesekali. Itu nggak cukup, bahkan menurutku sendiri!" Lotte berseru, seperti ingin melempar gelas limun yang dipegangnya.

"Izetta-sama juga! Izetta-sama hanya bilang, tujuannya hidup untuk mewujudkan mimpi Fine bla-bla-bla. Aku sudah bahagia dengan ini bla-bla-bla. Kenapa mereka tidak ada yang lebih peduli dan menghargai waktu yang mereka punya sih!?" Protes Lotte.

"Te...tenang Lotte..." Ucap Bianca yang dibuat bingung dengan temannya yang satu ini. Napas Lotte naik-turun setelah mengeluarkan uneg-unegnya dalam satu tarikan napas.

Jadi selama ini Lotte sakit hati melihat mereka tak menikah?  Bianca tak habis pikir.

"Tapi, kau memang benar. Izetta-sama berhak mendapatkan yang lebih baik. Lagipula waktu yang ada bagi mereka terbatas," Ucap Bianca setuju. Mereka berdua menatap Fine yang sedang tertawa bersama Izetta di kejauhan festival.

"Ya kan!? ...Oh iya, Bianca, bagaimana kalau sepulang dari festival kita minta Fine-sama untuk melamar Izetta-sama?"

"Hah- kau ini bicara apa, Lotte? Jangan mengundang masalah aneh-aneh lagi!" protes Bianca kesal.

"Kalau kau tidak berani tak apa-apa. pokoknya mereka harus bahagia! itu kewajibanku sebagai pelayan kerajaan," Ucap Lotte mengepalkan tinjunya.

Bianca menggeleng. "Kau ini..."

Ia menghela napas, "Apa boleh buat, aku akan membantumu. kita paksa Fine-sama untuk bisa bersama Izetta-sama," ucap Bianca menepuk kepala Lotte.

Lotte tersenyum cerah, "Terima kasih Biancaa! kau sahabatku yang terbaik!"

Would You Be Mine? [FineZetta Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang