Di pagi hari yang cerah.
Mingyu yang terbiasa bangun tepat waktu mulai membuka matanya, menampilkan iris segelap malam yang kini mulai memperhatikan sekitarnya. Sebuah senyuman tipis terlukis di wajahnya. Binar bahagia terlihat dari bola mata pria itu.
Ini lah yang Mingyu harapkan.
Mendapati wajah seorang wanita yang ia cintai ketika terbangun dari tidur. Mengagumi wajah cantik Wonwoo yang masih enggan lepas dari pelukannya. Hangat napas nan teratur menerpa dada bidangnya. Kecupan lembut dan lama Mingyu berikan pada dahi Wonwoo.
"Pagi," bisik Mingyu di telinga Wonwoo tapi wanita cantik itu hanya menggeliat dan enggan membuka matanya. Malah semakin menyamankan diri dalam pelukan Mingyu. Hidung mancungnya mencari tempat terbaik untuk menghirup aroma maskulin dari tubuh sang bodyguard.
Mingyu terkekeh geli ketika merasakan terpaan udara hangat pada lehernya, bahkan ia merasa jika Wonwoo tanpa sadar mengecup kulitnya kemudian mengerang saat lidah Mingyu yang basah menggelitik telinganya.
"Bangun." Suara seksi pria di sampingnya bahkan belum cukup untuk membukakan mata indah Wonwoo.
"Wonwoo sayang," bujuk Mingyu, bibirnya masih bermain-main di telinga Wonwoo.
Wonwoo mengusap matanya perlahan, menguap kecil lalu mengerjap kemudian berhasil membuka matanya walau hanya setengah. Terlihat Mingyu yang tengah menatapnya. Mengerjap sekali lagi. Oh, Tuhan... Mingyu patut bersyukur menemukan seorang wanita seksi sekaligus imut di pagi hari. Dirinya berjanji jika seumur hidupnya, setiap hari ia harus melihat pemandangan seperti ini. Ia yakin tidak akan bosan menatap Wonwoo bagaimanapun keadaan wanita Jeon tersebut.
"Gyu~?"
"Iya, Sayang. Ini aku," sahut Mingyu dengan kecupan singkat pada bibir yang menjadi candunya. Akhirnya Wonwoo tersadar, jika saat ini ia berada dalam pelukan Mingyu yang tidak mengenakan pakaian.
Hah?! Wonwoo melotot saat menyadari jika dada keras Mingyu menyentuh kulitnya dan jantungnya seakan berhenti berdetak saat menyadari jika Mingyu juga tidak mengenakan penutup bahwanya.
"Gyu-kau, telanjang?" tanya Wonwoo tercekat, tidak berani menatap ke bawah ke dalam selimut yang mereka pakai bersama, yang ia lakukan hanyalah menatap wajah tampan sang bodyguard. "Bagaimana aku bisa di sini?" sambungnya. Wonwoo melirik sekitarnya dan paham jika ini bukan kamar tidur miliknya.
"Kau tertidur di sofa dan aku membawamu kemari. Untuk ketelanjanganku, ugh-" Mingyu bernapas berat, suaranya menjadi semakin serak, "-kau menyadarinya bukan, Sayang? Semalaman penisku sering terbangun jadi aku melepas boxer dan membiarkannya bebas," ucapnya sambil menggesekkan tubuh keduanya.
Tubuh Wonwoo terasa panas, menyadari jika dirinya juga hanya mengenakan gaun tidur tipis tanpa pakaian dalam. Sama saja jika mengatakan dirinya telanjang. Payudaranya menekan dada bidang Mingyu, bahkan vaginanya mulai terasa lembab karena penis Mingyu yang dirasanya semakin membesar dengan mudahnya menemukan vaginanya. Bergerak perlahan, menekan seakan ingin memasuki. Tangan Mingyu bahkan telah bergerak membelai, menggoda seluruh tubuh Wonwoo.
"Nngghh~ Gyu~" Wonwoo mendesah, terangsang akibat tubuh mereka yang bersentuhan.
"Apa percakapan kita saat malam pertama aku tinggal di sini harus terulang lagi, Sayang? Sial. Bahkan kini kau lebih menggoda dengan gaun tidur ini."
"Kau yang harus terbiasa dengan segala macam pakaian tidurku, Tuan Kim." Suara serak nan seksi meluncur dari bibir Wonwoo. Mengalun agak lemah namun begitu menggoda.
Keduanya sadar jika mereka saling membutuhkan. Seks. Bercinta dengan hebat. Haruskah Wonwoo menghapuskan perjanjian tidak boleh adanya seks dalam hubungan mereka sekarang? Tapi Wonwoo butuh! Begitupula dengan Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
Fanfiction[ Warning 21+ ] Wonwoo tidak mengira jika bodyguard suruhan sang kakak merupakan pria yang pernah ditemuinya di bar. Bahkan mereka pernah melewatkan satu malam panas bersama.