Aku berdiri disini. Dipinggiran tebing, dekat pantai. Dengan angin yang kencang, dan ombak berderu deru menabrak karang.
Aku teringat lagi, saat aku jatuh cinta. Jatuh cinta padamu. Saat itu aku hanya berpapasan, dalam hitungan tiga detik... Dan aku jatuh cinta.
Aku mencari tau banyak tentangmu. Dan aku tau banyak tentangmu. Kecintaanmu dengan basket, pukul tujuh lewat lima belas kamu datang, selalu pulang terlambat karena bermain basket dulu, jurusanmu, kelasmu, gayamu berpakaian, gayamu menggendong tas. Aku hafal paten bagaimana wajahmu hingga ketika kamu memakai masker ketika sakitpun aku tau itu kamu.
Aku juga tau bagaimana gadis yang kamu suka. Simpel. Tinggi, cantik, mempesona. Hanya tiga. dan tiga tiganya aku tidak masuk. Apa dayaku? Aku hanya gadis sederhana yang mencintaimu sebisaku.
Suatu hari, kamu tiba tiba mengajakku berbicara. Entah hari itu hari apa, perayaan apa. Cuaca pun normal. Cerah, tak berawan. Jantungku berdebar. Sangat kencang hingga aku merasa jantungku berada di kerongkonganku. Tiba lah kamu meminta nomorku. Senangnya bukan main. Hingga rasanya aku bisa meleleh, ditambah senyum simpul yang kamu lemparkan ketika kita akan berpisah.
Kita dekat bagaikan teman. Aku menyukainya. Aku semakin menyukaimu. Lampu hijau sering kau tunjukkan padaku hingga kutak tau diri. Aku merasa kamu membalas rasaku.
Lalu, dengan cuaca yang tak secerah saat itu, aku berlari menuju tempat kita berjanji bertemu. Dibalik punggungku ada surat berwarna merah jambu yang siap aku berikan. Namun... Kamu berkata, "aku suka sama temanmu. Bisa kenalin?"
Itu. 6 huruf itu lah alasanku berdiri disini. Aku menyobek kertas yang kubawa. Membiarkan terbang bersama angin. Andai rasaku semudah itu membuangnya.
Jikalau kamu memang tidak ada rasa, janganlah bertingkah kalau kau punya.