Aku berlari dibawah sang surya yang mulai menuju barat.
Namun panasnya tak lah mungkin pergi begitu saja.
Keringat dan air mata keraguan menjadi satu.
Lalu aku tak sengaja menatap sosok dirimu
Dirimu yang berdiri ditempat teduh, mengenakan kaos putih yang kusuka.
Dan aku menangkap senyum.
Senyum terbaik yang pernah aku lihat sejak aku menyukaimu.
Senyum yang berhasil membawaku ke lorong waktu, dimasa semuanya berhenti seketika.
Sorak sorak, teriakan lawan, suara teman teman tiba tiba kosong.
Bahkan aku melewatkan satu detakan jantung.
Aku tidak mau menganggap senyum itu sangat berarti.
Aku tidak ingin terbang terlalu tinggi karna kamu selalu menjatuhkannya.Namun, bolehkah aku menyukai senyum itu?