Beberapa hari setelah kejadian baku hantam Aslan-Usman, Aslan seolah menjaga jarak denganku. Padahal kemarin semua masih baik-baik saja.
"Aslan," kupanggil namanya sekali lagi dnegan pasrah. Ini sudah yang ke lima kalinya--ya, aku menghitungnya. Dia akhirnya berbalik, dan menatapku datar. "Kenapa kamu ngejauh? Kamu punya masalah apa sih sama aku?"
Aslan tampak kesal, nafasnya ia hembus kasar, "Lo kurang update banget ya?" Aku mengernyit, gak mengerti. "Angkatan kita sama angkatan abang lo, lagi musuhan."
"Hubungannya sama kamu tiba-tiba ngejauhin aku?"
Bola mata Aslan berputar, "Gue tanya, lo berangkat atau pulang sekolah, sama siapa?"
Oh, oke, aku ngerti. Aku menepuk dahiku pelan, "Itu juga alasan kenapa setiap hari banyak anak-anak yang ngeliatin aku sinis?" Aslan mengangkat bahunya pelan seraya memutar pandangannya.
"Kalo lo gak pengen digituin, jaga jarak sama abang lo itu. Oh, lo juga punya kembaran kan? Ilyas, right? Bilangin dia juga." ujarnya lalu pergi.
Seleraku untuk ke kantin langsung hancur. Aku kembali ke tempat duduk ku, mengambil handphone ku di kantong kecil dalam tasku, lalu membuka sebuah aplikasi chatting.
Alyasyifa Z. : assalamu'alaikum, bang sibuk gak?
Usman Z. : wa'alaikumsalam, nggak. kenapa?
Alyasyifa Z. : emang bener angakatan kita musuhan?
Usman Z. : kata siapa? abang aja ga tau. kok bisa?
Alyasyifa Z. : kata aslan.. kayaknya berawal dari kejadian abang sama aslan di kantin waktu itu deh(?) gak tau juga si ehehe
Usman Z. : yang bener yas? terus gimana lanjutannya?
Alyasyifa Z. : nah, kan aku berangkat selalu sama bang omar, bang emir, bang umar, juga ilyas.. kayaknya untuk sementara, aku sama ilyas gak bisa berangkat sama abang-abang yang lain deh :/
Usman Z. : oh, abang ngerti. tapi gimana bilangnya ke abi sama umi? gak mungkin terang-terangan bilang gitu kan?
Alyasyifa Z. : yasyi malah niatnya mau cerita ke umi
Usman Z. : aduh jangan. kamu kayak ga tau umi sama abi aja, makin panjang ntar.
Alyasyifa Z. : terus gimana bang?
Usman Z. : ntar kita bicarain pas pulang aja.
Alyasyifa Z. : siap!
Usman Z. : :)
Kurang dari 20 menit lagi waktu istirahat akan berakhir. Berdiri dari tempat duduk saja, semua pasang mata yang ada langsung mengikuti. Aku berdecak kesal, aku tidak bisa pura-pura gak peduli ataupun mengacuhkan cara mereka menatapku.
Langkahku terhenti tepat di ambang pintu, sebuah tubuh menghalangi jalanku. Dari posturnya yang tinggi tegap, dan aroma parfum yang dia gunakan.. sepertinya Aslan.
Saat hendak melihat siapa yang orang itu, sebuah roti isi terulur didepan perutku. Seketika pandanganku naik ke wajah orang itu.
"Ilyas titipin ke gue." ia melempar roti ditangan kanannya, untungnya berhasil ku tangkap.
"Oh," aku kembali lagi ke tempatku duduk. "Makasih," dia hanya mengangguk samar.
Kini aku hanya duduk dan memperhatikan Aslan yang berjalan kesana-kemari sambil bercanda dengan teman sekelas kami. Pandanganku beralih pada handphone dan roti isi yang ku taruh diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
beyond books
FantasyBuku dapat membawamu pergi ke manapun kamu mau, tanpa melangkahkan kaki. Ajaib, bukan? Lalu, apakah kamu masih meragukan keajaiban?