"Udah buka ya Mi??" entah sudah berapa kali Ali menanyakan hal yang sama pada Zahra, dan kali ini benar-benar terdengar memalukan.
"Kamu bisa diem nggak Li, tuh liat Ibu-ibu komplek pada ngliatin kita. Nggak malu kamu??" tanya Zahra mencubit bahu Ali, menciptakan ringisan pedas dibibir pria itu.
Ali mengedarkan pandangannya, benar saja semua wanita didalam Masjid memandanginya aneh. Zahra tersenyum kikuk, memperbaiki letak jilbabnya menutupi kegugupan.
"Hahahaha, hahaha"
Kembali seluruh mata menatap Ali aneh, bahkan Kyai yang sedang berceramahpun ikut menghentikan ucapannya ganti menatapi Ali kebingungan. Kenapa dia tertawa??
"Kita pulang sekarang" Zahra sudah benar-benar geram sekarang, keturunan siapakah Ali ini??
Ali masih terbahak ketika Zahra menarik tangannya keluar dari dalam Masjid, tempat berlangsungnya pengajian siang itu. Zahra merasa senang saat Ali menawari diri ingin ikut, namun jika tau kejadiannya segila ini Zahra bersumpah tidak pernah mengajak Ali sekalipun dia yang berkata ingin ikut.
"Kamu berhenti ketawa sekarang atau Umi karetin mulut kamu pakek karet ban!!" ancaman itu membuat Ali menundukkan kepalanya dengan bahu bergetar menahan tawa.
"Bah nanti Ali ganti nama jadi Eli kalo bibirnya monyong bin aduhai" jelas Ali terengah.
"Iya Eli Sugigi tuh.."
"Bwahahahahahahaha, gokil, gokil, emak gue ngelawak woyyy"
Lagi-lagi Ali terbahak, bahkan tubuhnya sudah berguling-guling diatas jalan tak kuat menahan tawa.
"Bukan anak saya ini" tunjuk Zahra pada Ali saat beberapa orang menatap aneh kearah Pria tampan itu.
Tak lama mata pemuda itu mengerjap merasakan sesuatu yang basah menyiprat disekitar wajahnya, Ali mendongak dan menemukan seekor Anjing tengah mengencingi tubuhnya.
"Anjaayyy, dikira gue got apa. Husshh minggat lo, hei dog minggatlah dirimu. Dengan kekuatan bulan kuhilangkan dirimu dari muka bumi, clinggg" Ali memejamkan mata, merapal beberapa bait mantra yang sering dilihatnya pada DVD Barbie koleksinya. Maksudnya sepupunya.
"Kok lo nggak ilang sih, ilang woyy, ilang" setelah membuka mata Ali masih menemukan anjing itu tengah menatap dia tak berdosa, dengan segala sumpah serapahnya Ali menepuk kepala Anjing itu keras.
"Aaaaaaaa, Umi... huaaaa" Zahra tertawa begitu melihat jari Ali digigit oleh Anjing didekat Ali.
"Lo emang kurang ajar ya sama yang gede, terkutuklah dirimu wahai Anjing yang biadap"
"Udah pulang sekarang, kamu udah kena najis itu buru bersih-bersih sana jijik Umi. Kena karma kayaknya kamu"
Ali menatap Anjing itu dendam, selanjutnya dia berdiri memegangi dada kirinya yang berdetak.
"Mi jantung Ali kok deg-degan ya Mi, jangan bilang kalo Ali jatuh cinta sama dia" goda Ali menunjuk Anjing disampingnya.
"ALI PULANG SEKARANG!!" teriak Zahra, dan membuat Ali lari terbirit-birit meninggalkan Uminya.
~KUJC~
Prilly mengusap Al-Qur'an didalam genggamannya halus, setelah mengaji selepas Sholat Dhuhur dia membenahi Meja penyimpanannya. Tak tahan melihat barang-barang tergeletak tak jelas diatas mejanya, pikiran gadis itu tiba-tiba melayang pada kejadian pagi tadi.
Dadanya terasa nyeri sesaat kala rasa gejolak berderit didalam sana.
'Astaghfirullahaladzim, ampuni hambamu yang telah melakukan dosa ini Ya Allah' Prilly membatin, tersadar bahwa dia telah berdosa melamuni seseorang yang bukan mahramnya. Sekalipun Prilly tak paham bagaimana lekukan wajah Ikhwan itu, dia masih mengingat suara ketus milik ikhwan itu.
'Astaghfirullah' dia kembali mengelus dadanya ber-istighfar, kenapa dirinya tak bisa berhenti memikirkan ikhwan itu?? ada apa dengannya??
"Prilly..."
"Uty, tumben nggak ngetuk pintu dulu. Ada apa??" Prilly bertanya sambil terburu-buru memakai Jilbabnya yang sengaja dilepas setelah berwudhu tadi, niatnya ingin berdiam dalam kamar.
"Ada Pras dibawah, dia bilang ada perlu sama kamu. Sebel Uty sama orang itu, berkunjung kok kalo ada perlu doang katanya ngerti agama masak pentingnya silaturahim aja nggam paham. Abah kamu itu juga, bisa-bisa nya kesemsem sama dia sampe mau jadiin dia mantu segala"
Wanita yang sudah berkepala 5 lebih itu mengomel, mengembangkan senyum Prilly. Rasa rindu pada Uminya terobati begitu saja mendengar kecerewetan wanita ini.
Andai saja perceraian itu tidak pernah terjadi.
"Heh, kok melamun sih?? sana buruan temuin si Pras itu biar cepet pulang, pengen nonjokin aja tuh ngliat muka sok alimnya" ujar Wati, Ibu dari Rahman Abah-nya.
"Prilly nggak mau turun ah, mau ngliat Uty keluarin jiwa premannya" sahut Prilly merangkul bahu Wati keluar dari kamar. Prilly menahan tawanya melihat ekspresi tak suka Wati, dia tahu betul betapa sebalnya Wati pada Pras teman satu kampusnya dulu. Entah ada apa, akhir-akhir ini Pras sering sekali berkunjung untuk menemuinya dan membahas hal-hal yang sama setiap hari.
Ingin menolak Prilly merasa tidak enak mengingat bagaimana dulu Pras selalu membantunya menyelesaikan tugas kampus.
"Hai Prill" begitu melihat Prilly menuruni tangga, Pras segera bangkit dan menyapa dengan senyum menawannya.
"Wa'alaikummussalam Pras"
Skak Mat!!
Pras tersenyum kikuk melihat Wati tertawa kemenangan kearahnya.
"Ada apa kamu berkunjung siang-siang begini??"
"Duduk dulu yuk Prill, aku pengen ngobrol sama kamu"
"Eittsss bukan mahram" celah Wati menepuk tangan Pras yang bergerak menyentuh lengan Prilly.
"Maaf" Pras melepas tangannya kemudian beringsut duduk diatas single sofa.
"Siapa yang nyuruh kamu duduk??"
"Uty..."
~KUJC~
"Tai, tai apa yang menipu??"
"Taiyangnya kamu tertipu hahaha" Ali mengetuk ujung jarinya pada kaca akuarium bulat didalam kamarnya.
Bosan.
Pria itu merasa bosan sekarang, Ali dikurung dalam kamar setelah ritual menguras kamar mandi. Dia menghabiskan seluruh air dalam bak mandi dan itu membuat Zahra memekik sabar-_-
"Kapan buka puasa sih, nggak lucu kan kalo gue jadi kurus"
Matanya beredar melihat ruangan hitam putih dengan beberapa poster tengkorak dan miniatur Barbie disudut ruangan-_-
"Njayyy itu bukan punya gue Thor"
Lupakan.
"Kok gue jadi keinget sama cewek tadi pagi ya Kan, gue kira spesies macem Umi Abi gitu udah punah eh tadi gue nemu dijalan atu" gumam Ali menatap Ikan emas yang terus berputar didalam akuarium.
"Lo nggak jawab gue?? kok jahad sih lu jadi ikan, ntar gue suruh Umi goreng lo pas buka puasa atau mungkin lo mau kagak gue kasih makan biar tau rasa" ancaman Ali terasa tak berpengaruh bagi Ikan itu, nyatanya dia masih berputar dan bergerak.
"Ah nggak asik lo, males gue ngomong sama lo. Pokoknya gue ngambek sama lo" Ali bersedekap mengalihkan pandangan.
"Rayu nape Kan??"
"Ikan yuhuwww, ada yang liat Ikan nggak"
"Kok lo Anjayy sih Kan-_-"
"Ck, oke gue nggak jadi marah" putus Ali kembali menatap Ikan yang tetap asik dengan aktivitasnya.
Tik, tok, tik, tok...
"Gue punya ide" tiba-tiba Ali berlari kearah balkon sambil mengumbar senyum devil.
TBC.
Vote dan Coment ya guysss..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Ustadzah Jatuh Cinta
RomansaBukankah Cinta itu sebagian dari iman?? lantas apakah yang salah dari rasa cinta Ali kepada Fatimahnya?? apa yang salah dari rasa cinta Adam kepada Hawanya?? Muhammad Naufal Ali, pria tampan tanpa profesi. Jika ditanya apa keahliannya, "Keahlianku h...