Boss, dia adalah atasan kita
Boss, dia adalah orang yang menggaji kita
Boss, setiap perkataan nya bagaikan perintah yang harus dipatuhi
Dan tambahan ...
Boss, dia adalah orang yang bisa merusak masa depanku
.
.
Naruto menatap selembar surat yang baru keluar dari mesin printernya, gadis bersurai pirang tersebut membaca kembali surat yang telah di-print nya, takut jika ada kesalahan ketikan yang dilakukannya. Ia kemudian mengambil pena dan menandatangani surat tersebut.
"Yosh, sempurna" gumamnya pelan
Naruto mengambil map kosong yang ada di laci meja kerjanya, kemudian memasukkan selembar surat tersebut ke dalam map. Gadis bersurai pirang tersebut sedikit menggeser kursinya, kemudian melangkahkan kakinya berjalan menuju sebuah ruangan dimana Ia akan memberikan surat tersebut.
Naruto kini berdiri di depan sebuah pintu bertuliskan 'Direktur Utama' perlahan Ia menelan ludahnya, sungguh rasanya sangat berat saat jemari mungilnya harus mengetuk pintu berwarna mahoni tersebut, tapi mau bagaimana lagi, Ia membutuhkan tanda tangan seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut. Perlahan Ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tersebut.
Tok, tok
Belum terdengar jawaban dari dalam ruangan tersebut, Naruto menghela nafasnya pelan. Sekali lagi gadis bersurai pirang tersebut mengetuk pintu ruangan sang Direktur Utama.
Tok, tok
"Masuk"
Naruto segera membuka pintu perlahan saat mendengar jawaban dari dalam ruangan, perlahan kedua sapphire nya menangkap sosok pria bersurai raven yang sedang fokus pada dokumen-dokumen yang ada diatas mejanya.
"Ehm" Naruto berdehem pelan yang sukses menarik atensi sang pria bersurai raven tersebut.
"Ah, Naruto, ada apa?" ujarnya seraya meletakkan kembali dokumen yang sedari tadi dibacanya, oniksnya menatap lurus pada gadis yang kini sudah duduk dihadapannya
"Ano, Uchiha-san, maaf mengganggu, saya hanya ingin menyerahkan surat pengajuan cuti saya" ujar Naruto seraya memberikan map yang sedari tadi dibawanya kepada Sasuke
Bukannya mengambil map yang disodorkan Naruto padanya, Sasuke malah menopangkan dagunya pada kedua tangannya, matanya sedikit menyipit menatap gadis bersurai pirang tersebut.
"Kamu mau kemana?" ujarnya dengan nada sing song, yah terkadang Sasuke memang tidak terlalu bersikap formal pada sekretarisnya yang sudah bekerja bersamanya selama setahun belakangan ini
Naruto menelan ludahnya kasar, sungguh Ia sangat takut untuk mengatakannya pada sang boss.
"Saya ingin mengambil cuti untuk menikah pak, jadi saya ingin menghabiskan seluruh jatah cuti tahunan saya untuk pernikahan sekaligus honeymoon" ujar Naruto seraya menundukkan wajahnya, terlalu malu untuk menatap pria bersurai raven yang berada di depannya.
Perkataan Naruto sontak membuat kedua oniks Sasuke melebar sempurna, sayang hal tersebut luput dari penglihatan Naruto karena gadis itu masih betah menundukkan wajahnya.
"Apa, menikah?" Sasuke tidak bisa menyembunyikan nada keterkejutannya
Langsung saja pria itu mengambil map yang tadi diberikan Naruto padanya, kemudian membuka nya kasar. Oniksnya membaca kata demi kata yang ada di surat tersebut.
"Bulan depan? Tidak bisa, aku tidak mengizinkan mu"
Kali ini giliran kedua sapphire Naruto yang melebar sempurna, bahkan sangking terkejutnya dengan jawaban yang keluar dari bibir sang boss, gadis itu tercengang, bahkan mulutnya sampai ternganga.
"Pak, bagaimana bisa anda tidak memberiku izin, aku bahkan sudah menyewa gedung pernikahan dan hari ini aku akan ke percetakan untuk mengambil undangan ku yang sudah siap"
"Batalkan!" ujarnya seraya menyerahkan kembali map tersebut pada Naruto
"Pak .." Naruto menatap tak percaya pada Sasuke, bagaimana bisa boss nya ini setega itu pada dirinya
"Namikaze Naruto, bulan depan itu kita ada meeting dengan Perusahaan Nara di Kyoto selama seminggu, kau lupa atau pura-pura lupa? Kemudian lanjut presentasi dengan Sabaku Group minggu depannya lagi, jadwal kita sangat padat"
"Tapi, kan masih ada Sakura pak, anda lupa, anda punya dua sekretaris disini"
"Sakura tidak bisa ikut jika perjalanan dinas keluar kota, kau lupa kalau anaknya masih berumur 10 bulan?"
Naruto menggerutu pelan, Ia menghembuskan nafasnya kasar, jika seperti ini maka Ia tidak punya pilihan lain, selain ..
"Baiklah, kalau begitu saya mengundurkan diri" ujarnya mantap
Sasuke menatap kedua sapphire yang sedang menatapnya tanpa keraguan, sepertinya gadis didepannya benar-benar serius dengan keputusannya. Sekilas muncul sebuah seringai yang terukir di bibir nya.
"Sepertinya kau memang benar-benar pelupa Namikaze Naruto, kau masih mempunyai ikatan dinas selama 6 bulan lagi, itu artinya jika dirimu mengundurkan diri sekarang artinya kau sudah siap untuk menerima penalty sesuai kontrak kerja yang kau tanda tangani di awal"
Naruto menatap horror kearah Sasuke, bagaimana bisa Ia lupa dengan penalty itu, Oh tidak, Ia tidak akan mungkin mau mengeluarkan uang jutaan yen untuk sebuah perusahaan yang sudah kaya seperti Uchiha Corp ini.
Naruto mengepalkan kedua tangannya, Ia menatap sebal kepada sang boss, ingin rasanya Ia meneriaki boss nya tersebut, menjambak surai raven nya hingga rontok. Sedangkan Sasuke, Ia menatap Naruto masih dengan seringai yang tercetak di bibirnya.
Naruto mengambil map yang tadi dibawanya dengan kasar, Ia tidak peduli saat sang boss menatapnya heran, mungkin sang boss berpikir 'berani sekali gadis ini?' Ia kemudian berjalan menuju pintu kemudian membantingnya dengan kasar.
Blam,
Sasuke menatap pintu ruangannya dengan kedua oniksnya yang telah membulat sempurna.
"Dasar gadis itu" gumamnya pelan.
Naruto meletakkan map yang dibawanya dengan kasar diatas meja nya, sebelum akhirnya Ia terduduk di lantai, bahkan gadis itu tidak peduli lagi jika nantinya rok nya akan kotor atau tindakannya akan menarik atensi Sakura yang berada diruangan sebelahnya yang hanya dibatasi sebuah dinding kaca.
"Huaaaa ,,,, " akhirnya pecah tangis Naruto, bahkan gadis itu menangis layaknya anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh orangtuanya
Dengan suara tangis yang sebesar itu, tentunya Sasuke yang berada didalam ruangan nya dapat mendengar dengan jelas suara tangis Naruto. Tapi Sasuke berusaha menulikan telinganya, lagipula Ia punya alasan lain mengapa Ia tidak mengizinkan sekretarisnya itu untuk cuti.
"Huuuaaaaa , Sai-kun"
.
######
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
Fiksi PenggemarBoss, dia adalah atasan kita. Orang yang menggaji kita. Setiap perkataan nya bagaikan perintah yang harus dipatuhi. Dan tambahan ... Boss, dia adalah orang yang bisa merusak masa depanku (warn : Fem Naruto)