OL -1- Syaira Salsabila

41.2K 2.1K 944
                                    

Ketika sebuah rasa mampu membungkam keberanian, menciutkan nyali, bahkan menggelapkan akal sehat, mampukah hati meleburkan semua dalam keikhlasan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika sebuah rasa mampu membungkam keberanian, menciutkan nyali, bahkan menggelapkan akal sehat, mampukah hati meleburkan semua dalam keikhlasan?

Ketika sebuah rasa mampu membungkam keberanian, menciutkan nyali, bahkan menggelapkan akal sehat, mampukah hati meleburkan semua dalam keikhlasan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syaira? Syairaaa...!"

Entah sudah berapa kali Raisha Abhinara memanggil muridnya yang terus menatap kosong ke arah meja.

"Syaira, kerjakan soal nomor empat!" lagi-lagi Nara berusaha menyadarkan Syaira yang masih bergeming.

"Eh, dipanggil Pak Nara tuh!" teman sebangku Syaira mulai berbisik.

Namun Syaira tetap tenggelam di dalam dunianya. Kosong. Keheningan menyumbat telinganya.

"Hei, kok diem sih?!"

Syaira merasakan senggolan di bahunya. Seperti tersengat listrik bertegangan tinggi, tiba-tiba sekujur tubuhnya bergetar. Sorot mata yang sejak tadi kosong dalam sekejap berubah. Pupilnya bergerak tak beraturan, giginya gemeletukan.

Jeritan keras yang memekakkan telinga memenuhi ruangan. Jeritan yang seolah meremas dada seluruh isi kelas dengan emosi yang sulit mereka kenali.

Syaira bangkit, air matanya bercucuran. Lalu tanpa mengindahkan apa pun, ia berlari keluar kelas, tidak juga mengacuhkan Nara yang mencoba menahannya. Meninggalkan semua penghuni kelas XII-IPA-4 dalam kebingungan dan kesiap yang menyentak .

Lalu lahir dengungan tak sedap di seantero kelas, ketika banyak murid mulai memuntahkan ketidaksukaan mereka atas sikap Syaira. Dengung demi dengung saling menyulut kebencian. Nara tahu ia harus berbuat sesuatu, maka dengan tegas ia mengetuk papan tulis berkali-kali dengan spidol.

"Ada yang tahu Syaira kenapa?" Ia mengedarkan pandang waswas ke penjuru kelas yang kembali senyap.

"Sejak orang tuanya meninggal, dia jadi sensi, Pak!" Salah satu murid perempuan yang duduk di barisan terdepan berkata sambil mencibir.

TERBIT Obsessive Loves x Ketika Cinta Penjarakan NuraniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang