Kabur

2.2K 176 3
                                    

Mohon saran dan kritiknya....

°
°
°

Di kediaman keluarga Jaya terlihat panik karena nona yang centil dan cerewet menghilang sejak subuh tadi. Tak ada seorangpun yang tahu ke mana perginya sang nona kecil. Mira pelayan setiapun tidak tahu. Ketika Mira ke kamar majikan kecilnya membangunkan untuk siap-siap berangkat sekolah agar tidak telat, Ave sudah tidak ada. Mira teriak memanggil nona kecilnya sehingga membangunkan seisi rumah.

"Ave ke mana, Pak?" Tangis Ambar tak terbendung lagi karena putri bungsunya hilang.

"Sabar toh, Bu. Pasti Ave ditemukan." Pak Brata menenangkan istrinya yang menangis.

"Bagaimana mau sabar toh, Pak? Aku nggak mau sampai Ave mengalami hal serupa dengan Mustika. Sudah cukup Mustika yang meninggal." Ambar semakin histeris saat mengingat anak ketiganya meninggal di usia muda karena penculikan.

"Tidak akan terjadi lagi seperti itu, Bu. Bapak janji akan menemukan Ave."

Eyang Yaya dan eyang Uti terlihat gelisah dan menerawang jauh saat mengingat kejadian 17 tahun yang lalu di mana cucu ketiganya Rahma Mustika Dewi meninggal karena penculikan oleh orang yang berniat jahat untuk meminta tebusan dari keluarga Jaya. Para polisi tak bisa menyelamatkan balita tersebut dari tangan penjahat. Ketika Ambar hamil anak keempat maka anak yang dilahirkannya menjadi anak kesayangan dan dijaga. Mereka tak ingin mengulang kejadian itu. Apalagi Ave memiliki masalah dengan jantungnya. Ia berada dalam pengawasan keluarga dan dokternya.

"Le,wes nelpon polisi?" Eyang Yaya  membuka suara. (Nak, sudah telepon polisi)

"Sudah romo. Kata Polisi jika mencari orang hilang harus 1x24. Ave menghilang baru 3 jam."

"Aku nggak mau tahu, Pak. Cari Ave sampai ketemu." Ambar menangis sesenggukan.

"Bagaimana jika sakitnya kambuh?" Ambar panik saat mengetahui putri kecilnya belum minum obatnya.

"Biar aku yang mencarinya". Ambar segera lari, tetapi dicegah oleh Brata.

Salim yang baru datang dari ronda terlihat bingung dengan keadaan ini.

"Mbok Sum ada apa ini?"

"Non Ave hilang, Salim."

Rasanya Salim ingin tertawa tapi ia tahan karena melihat mimik wajah mbok Sum yang panik.

"Loh kok bisa mbok Sum."

"Piye toh arek iki. Ilang yo ilang. Mbok pisan ora ngerti." Rasanya Mbok Sum kesal dengan Salim yang tak mengerti. (Bagaimana sih anak ini? Hilang ya hilang. Mbok juga tidak paham)

"Biar Salim yang mencari nona Ave."

"Tolong temukan dan bawa Ave dengan selamat ya, Salim," ucap Ambar sebelum Salim pergi.

Salim segera melajukan mobil pak Brata untuk mencari nona kecilnya. Salim ingat biasanya Ave jika merasa kesal nona-nya akan mengelilingi perkebunan dengan sepeda. Namun, Salim lupa betapa luasnya perkebunan milik keluarga Jaya. Tak mungkin ia mencarinya menggunakan kaki. Maka ia mengerahkan semua pekerja di perkebunan untuk mencari nona kecilnya.

"Bagaimana pak Rizal? Apa anda sudah menemukan nona Ave?" Salim menanyakan setiap orang yang mencari nona Ave.

"Belum Salim. Bapak tidak tahu ke mana lagi mencari nona Ave," katanya putus asa.

"Terus saja cari, Pak. Nanti kita saling berhubung melalui telepon ya, Pak."

"Baik Salim."

"Dirimu di mana, Nonaku?" Bisik Salim di hatinya.

Nona Kecilku "You Are My Sunshine" ( Pindah Ke Noveltoon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang