|5|

37 7 3
                                    

Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi.

••••

Terlihat seperti biasanya suasana kelas X-2 yang memiliki murid bermacam ragam. Pagi itu, dikelas X-2 memulai pelajaran Biologi. Terlihat sangat baik dan tenang.

Pergantian jam pelajaran..
"Jam kedua sudah selesai waktunya memasuki jam ketiga. Ten,, tenn,,, tenn."

Ona berjalan menuju bangku Rana. Kemudian disusul oleh Caca dan Jihan.

"Woi Rana!" Ona memukul meja agar Rana kaget.

"Apaan, bising tau gak!"

"Lanjut dong cerita semalam. Kepo nihhh."

"Iyaa lanjut dong Ran." sahut Jihan.

"Billa, Nova sini gabung."

Nova pun juga ikut bergabung. "Pada ngebahas apa? Biologi?"

"Etdah! Kagak! Kita ngebahas soal yang semalam."

"Yaelah kirain! Tapi ya udahlah gue ikut gabung juga."

"Oke gue lanjut ya." sahut Rana.

"Sekarang The Third, namanya Frans Danendra. Dia kelas 3 SMA juga anak Basket. Dia satu sekolah sama Alex dan Nando. Bisa dibilang sih dia paling tua diantara mereka semua. Dan seharusnya nih, dia itu udah kuliah but dulu dia Sd berkali-kali jadi sekarang samaan sama orang Alex.

"Lo ada fotonya? Siapa tau ehem." sahut Caca.

"Sd berkali-kali? Aneh banget dah tuh anak." sahut Nova.

Rana mengambil handphonenya dari tas dan dia menunjukkan fotonya. "Ini nih orangnya."

"Manis juga sih."

"Oke kita lanjut. The Fourth, namanya Devano Oskar Jeremy. Dia kelas 2 SMA. Cuma dia yang tinggal diluar negeri di Australia. Tapi dia sedikit bisa bahasa Indonesia. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Dia punya adik cewek tapi adiknya udah meninggal karena sakit. Dia juga beragama islam. Dia bisa main gitar, bisa nyanyi terus dia suka main basket. Dia juga pernah keIndonesia pastinya kerumah gue! Terus nih, dia itu suka pindah-pindah karena bokapnya ada kerjaan. Ini fotonya!"

"Lumayan sih. Tapi jauh banget."

Tiba-tiba Ona menghampiri Billa dengan membawa handphone yang ada fotonya Devano.

"Bil, liat deh." Ona menunjukkan handphonenya ke Billa.

"Kenapa?" sahut Billa hanya singkat.

"Gantengkan? Lo mau gak sama dia?"

Billa melirik Ona. "Biasa aja. Gue kagak tertarik."

"Bil, diliat dulu yang benar. Mana tau lo bisa sama nih anak. Bule cuyyy buleee."

"Apaan sih. Gue kagak suka! Kenal juga kagak!"

"Karena itu lo harus kenalan sama dia. Rana yang ngatur lo santai aja deh! Dari pada lo sendiri terus, mendingan coba aja dulu. Siapa tau jodoh."

"Gue gak sendiri. Gue punya lo-lo semua. Gue tetap kagak mau!"

"Hmm, ya udah deh serah lo jomblo!"

Ona kembali ketemannya yang lain, dan meninggalkan Billa sendiri. Sedangkan Billa melanjutkan kegiatannya. Billa tidak begitu memperdulikan perkataan Ona tadi. Karena menurutnya itu sama saja membuang pikiran.

Waktu pelajaran pun telah selesai dan sekarang masuk jam istirahat.

"Kantin dulu yuk, laper nih entar lanjut lagi ceritanya." sahut Jihan.

"Ya jangan dong masih mau lanjut sekarang."

"Nov, lo mau kekantinkan? Kita nitip dong plissss." sahut Ona.

"Iya udah, gue beli gorengan aja ya. Biar kagak repot gue!"

"Iya udah, itu pun jadi deh!"

"Bil, kantin yuk." sahut Nova

Billa dan Nova pun kekantin. Sedangkan yang lainnya pada sibuk melanjutkan cerita.

"Lanjut,,, lanjut,, lanjut!" teriakkan Ona.

"Oke, The Fifth, namanya Rangga A. Zhafif. Dia sebayaan sama kita. Dia Kristen but now, dia Mualaf. Cuma dia yang Mualaf, bokap nyokapnya kagak!Gak tau kenapa sama nih anak. Dia anaknya ramah banget. Ini dia fotonya." Rana menunjukkan fotonya.

"Terus bokap nyokapnya gimana? tanya Jihan.

"Ya gitu deh! Dia pun masuk Islam awalnya gak bilang sama bokap nyokapnya. Diem-diem tau gak. Yang tau cuma Alex dan bokap nyokapnya Alex. Dia barengan sama Alex. Ya kemudian, begitulah!"

"Gila kali ya tuh anak!" sahut Ona.

"Oke Last! The Sixth, namanya Ardo Nathalla. Dia samaan sama Rangga. Jago nyanyi. Dia Kristen. Papanya seorang Pendeta. Ini anaknya!" Rana kembali menunjukkan fotonya.

"Gue mau nanya sama lo Ran. Kok bisa sih lo punya sepupu secakep ini? Terus kenapa ada yang beda agama? Terus ada yang diluar negeri juga. Maaf nih ya bukannya bermaksud apa gitu, tapi lo kok beda sendiri sama mereka?"

Rana terdiam mendengar perkataan temannya.

"Me-mereka itu keluarga dari bokap gue. Jadi ya begitulah."

"Ohh gituu. Ya udah deh kalau gitu lo langsung kenalin kekita dong."

Billa dan Nova masuk dan menghampiri mereka. Nova memberi bungkusan gorengan kepada temannya.

"Thanks yaa beb."


------------------------------------------

Hai para readers.
Maaf jika ada yang salah atau typo.
Kritik dan saran sangat diharapkan!
Thanks~

DECEITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang