[🍎]Nothing Anyone

32 2 1
                                    

Kini Prisca memasuki halaman rumah barunya yang begitu sederhana dengan banyak bunga-bunga liar di halaman depannya yang menjalar tidak beraturan.

Tidak ada percakapan antara dirinya dan ayahnya sejak tadi. Mereka membereskan barang mereka masing-masing. Ayahnya hanya melewatinya begitu saja ketika mereka bertemu di dapur untuk mengambil minum.

Sambil menunggu azan magrib gadis itu memangku dagunya diatas lututnya depan jendelanya dan menatap lurus ke depan. Ayahnya keluar setelah membereskan barang-barangnya kini ia hanya sendiri. Benar-benar sendirian.

Setelah selesai shalat gadis itu membuatkan makanan papanya sesuai bahan-bahan yang ada dikulkas. Sepertinya ayahnya itu sudah mengisi sayuran disana sebelum mereka pindah. Gadis itu tidak menyentuh makanannya sebelum papanya pulang membuatnya tertidur dimeja makan.

Karena merasa ayahnya sangat lama Prisca terpaksa makan sendiri ketika sudah bangun lagi. Ketika menguyah makanannya air matanya mulai menetes membuatnya menangis sesegukan namun tetap saja gadis itu berusaha menghapus air matanya agar berhenti mengalir. Ini terakhir kalinya aku menangis meskipun aku mengeluarkan air mata sebanyak mungkin tidak ada satupun yang akan peduli padaku.

⛤⛤⛤

Ketika berangkat sekolah gadis itu pamit pada ayahnya dengan ceria seolah tidak terjadi apa-apa. Membuat ayahnya diam karena mengingat semalam putrinya itu pasti menunggunya namun Dedi memilih tak menanggapi putrinya itu. Namun Prisca tidak peduli ia hanya tersenyum lalu berangkat.

Melihat anaknya yang tegar membuat Deni makin merasa bersalah padahal putrinya itu sudah memilihnya. Maafin papa Pris.

Prisca berjalan di koridor sambil mendengarkan musik menggunakan headsheat ditelinganya. Langkahnya terhenti ketika dihadapannya begitu banyak cewek-cewek yang menghadangnya. Pemimpin mereka tentu saja Triple Y. " Lo itu pake pelet ya godain Natew? Pinky maju mendekati Prisca yang langsung melepaskan headsheat nya karena tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. " Ngomong apa sih gue ngga dengar?" Balas Prisca.

" Heh lo itu ngga pantas jadian sama Natew muka lo biasa-biasa aja tau ngga intinya benar-benar nggak cocok" ucap Keny.

" Iya muka biasa-biasa aja berani jadian sama Mr. Newton yang tampan" Timpal Jeny.

" Sejak kapan ada aturan cewek yang mukanya biasa-biasa aja nggak boleh pacaran sama cowok tampan?" Balas Prisca sedikit emosi meskipun kenyataannya dirinya tidak berpacaran dengan Natew.

Cewek-cewek itu makin jengkel dengan pertanyaan sekaligus pernyataan dari Prisca. Atas perintah Pinky mereka melemparkan telur dan terigu ke wajah dan baju seragam Prisca. Prisca hanya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya membiarkan dirinya dilempari gadis itu lelah untuk selalu melawan. Dante ingin membatunya namun Mala melarang cowok itu. Prisca yang melihat makin kecewa pada cowok itu.

Sementara Natew sedang serius membaca buku dikelasnya meskipun diberitahu bahwa pacarnya tengah di-bully cowok itu hanya diam tak menanggapi membuat teman-temannya heran dan bingung. Dante yang tidak bisa berbuat apa-apa langsung menghampiri Natew dengan murka. " Ini semua gara-gara lo sebagai cowok seharusnya lo bertanggung jawab karena lo juga pacarnya. Natew masih bergeming menatap datar kepada Dante. " Kata orang kalau sudah menabur benih maka hasilnya harus dinikmati baik maupun buruk". Dante menarik kera baju Natew karena cowok itu terlalu bertele-tele. " Apa maksud lo?"

" Jika kamu peduli maka tunjukkan kepedulianmu jangan menjadi loser dan hanya menyalahkan orang lain.

" Dan satu hal yang perlu kamu tahu dia bukan gadis yang selemah itu. Sebagai orang yang pernah dekat denganya bukannya aneh kalau kamu tidak mengenal temanmu dengan baik".

Mr. NewtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang