[🍎]Sebuah Kisah

35 3 2
                                    

Tante Elina langsung menelpon Prisca ketika Natew sudah sampai dirumah. Natew yang mendengarkan sedikit percakapan mereka tidak begitu mengerti. Dan cowok itu juga tidak tahu alasan sebenarnya mengapa Prisca mendekatinya lagi. Cowok itu memilih untuk mengabaikan mereka dan memilih untuk berkutat dengan rumus-rumus fisika di depannya.

Setelah cukup lama mamanya berbicara dengan Prisca wanita itu pun mendekati putranya. "Udah lama ya Lisa ngga ngasih kabar?" Cowok itu langsung menutup bukunya dengan kasar. "Ma udah berapa kali aku bilang ngga usah bahas-bahas Lisa lagi" Natew terlihat sangat marah. "Itulah maksud mama lupakan dia dan temukan yang baru" mendenar hal itu Natew makin terlihat marah dan kini mengerti mengapa Prisca ada disana tadi. "Ma hati aku masih belum berubah dan aku harap Lisa datang meminta maaf padaku".

"Dan aku akan menerimanya lagi karena aku sangat memahaminya lebih dari siapapun".

Setelah mengatakan itu Natew langsung pergi meninggalkan sang mama. Mama akan berusaha Natew karena setelah bertemu dengannya mama yakin kamu cocok dengan Prisca bukan dengan Lisa.

Sementara itu Prisca masih bertanya-tanya mengapa Natew selalu ada disaat dirinya akan mengalami masalah kecuali pembully-an waktu itu. Gadis itu berbaring sambil memikirkan sikap cowok itu kepadanya.

" Sadar Prisca lo jangan mulai jatuh cinta lagi" gadis itu merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa berhenti memikirkan Natew yang kini membuatnya mulai menyukai cowok itu.

Tidak ingin terus memikirkan cowok itu Prisca memilih untuk jalan-jalan disekitar rumahnya untuk menghirup udara di sore hari. Gadis itu mondar-mandir menggunakan hoodie yang menutupi kepalanya.

"Ngapain di luar Pris?" Suara ayahnya menghentikan gadis itu yang sedari tadi mondar-mandir. "Hmm papa udah pulang! Prisca cuma cari udara aja kok". Setelah menganguk Dedi langsung masuk ke rumah meninggalkan putrinya yang masih menatapnya senang karena ayahnya mengajaknya bicara.

Prisca langsung menyiapkan makan malam untuk ayahnya setelah shalat magrib. Gadis itu terlihat sangat senang hingga membuatnya bersenandung menyanyikan sebuah lagu. "Ayah makanannya sudah siap! Ayo kita makan" Gadis itu berteriak memanggil ayahnya sambil tersenyum. Setidaknya ayah masih bisa menjadi alasanku untuk pulang ke rumah.

Dedi pun duduk dan menikmati makanannya sementara Prisca hanya melihat ayahnya itu membuat ayahnya menyuruhnya juga untuk makan. Dengan sangat bersemangat gadis itu pun mulai makan. Terima kasih ucapnya dalam hati.

Di pagi hari Prisca juga membuat sarapan untuk ayahnya dan juga bekal untuknya. Dengan ceria gadis itu berangkat ke sekolah setelah pamit pada papanya. Dedi juga ikut tersenyum melihat putrinya yang begitu senang. Namun lelaki itu langsung menghilangkan senyum diwajahnya ketika putrinya pergi entah apa yang dipikirkannya.

⛤⛤⛤

"Pagi Sumire makin cantik aja" goda Prisca pada ketua kelasnya itu. Mira tetap diam tak menanggapi malas menanggapi Prisca yang masih pagi sudah bawel gangguin orang. "Sumire jangan jutek terus dong nanti cepat kriput! Hehe" Mira langsung melotot membuat gadis itu cepat-cepat ke tempat duduknya.

Kini giliran Dante dan Mala yang baru datang. Mala seakan pamer dengan menggandeng tangan Dante dihadapan Prisca. "Pagi Prisca!" Gadis itu menyapa dengan gayanya yang sok lugu. "Pagi Princes Mala yang cuaantik! Hmm ngomong-ngomong gue belum bilang selamat untuk kalian ya! Selamat semoga kalian langgeng deh kalau perlu sampe nikah terus sampe kakek nenek".

Mala sedikit kesal karena Prisca terlihat biasa saja dan Dante langsung melepaskan gandengan Mala dengan sedikit menghentak dan pergi ke tempat duduknya. Prisca meliriknya dengan ekspresi datar bingung sebenarnya cowok itu benar-benar menyukai Mala atau bagaimana.

Mr. NewtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang