[🍎]Cinta Pertama

33 4 2
                                    

Natew terkejut kontak yang tidak pernah menghubunginya ataupun mengirim sms padanya tiba-tiba menelponnya ketika malam. "LISA!". Kebahagiaan diwajahnya sangat jelas terukir cowok itu tersenyum sangat lebar untuk pertama kalinya.

"Halo!" Sapa seorang gadis diseberang sana.

"Lis aku senang kamu mau menghubungiku lagi"

"Nat--- maafin aku ya....?" Suara Lisa tampak serak karena terisak merasa bersalah pada cowok itu.

"Aku ngga apa-apa Lis, dengan kamu menghubungiku sekarang aku sudah senang bangat. "Jadi kamu mau balik ke jakarta ya?"

"Iya Nat, besok aku balik ke jakarta. "Ya sudah aku tutup ya. Sambungan terputus secara sepihak meskipun begitu Natew tetap senang dan tidak sabar untuk menunggu besok.

Penantian yang tidak sia-sia terima kasih Lisa karena sudah mau kembali. Aku merindukanmu. Aku masih mencintaimu hingga saat ini. Natew tertidur dengan senyum merekah diwajahnya.

Elina sarapan dengan wajah murung dan tidak menghiraukan putranya. Dan kini ia merindukan suaminya yang sedang mengambil gelar profesornya di Singapura. Untuk saat ini suaminya lah yang paling memahaminya karena putranya itu tidak mau mendengarkannya lagi. Hanya karena seorang gadis dia tidak mau mendengarkan saranku. Padahal ini untuk kebaikannya.

Hingga Natew berangkat ke sekolah Elina tidak mengindahkan perkataan putranya itu ketika pamit. Sedangkan Natew begitu bahagia hari ini karena Lisa akan kembali lagi padanya.

Disisi lain Prisca sedang kurang enak badan untuk ke sekolah. Namun gadis itu berusaha pergi meskipun ayahnya melarangnya. "Pris kamu jangan ke sekolah nak! Badan kamu panas". Dedi terlihat khawatir dengan putrinya. "Ye papa Prisca ngga apa-apa lagi, kalau Prisca udah ngga sanggup Prisca bakalan izin untuk pulang kok jadi papa pergi kerja aja".

Prisca mendahului ayahnya untuk ke sekolah dan memaksakan senyumnya ketika pamit. Hari ini dia memilih untuk jalan sedikit kebetulan jam masih menunjukkan pukul 6.30 setelah itu ia akan naik angkot. Gadis itu berhenti disebuah halte bus untuk duduk sebentar menatap orang-orang yang lalu lalang.

"Aku kangen mama! Aku sakit ma tolong jenguk aku. "Aku ngga marah sama mama karena mama akan tetap menjadi ibuku" Gadis itu terisak dan meringkuk memeluk tasnya. Setelah puas menangis gadis itu pun mencari angkot untuk ke sekolah.

Gadis itu memasuki gerbang dengan semangat berbeda dengan hatinya yang sebenarnya penuh luka. "Hey Prisca aku tadi liat kamu di halte ngapain? Didi mendekati gadis itu. "Nggak kok, dari rumah aku langsung ke sekolah tuh". Didi manggut-manggut mengerti padahal ia jelas-jelas melihat cewek itu sedih.

Keduanya pun berpisah untuk ke kelas masing-masing. Didi kelas XI IPA 2 sedangkan Prisca IPA 3. Jadi kelas mereka tentu saja berdekatan. Sebelum masuk ke kelasnya Prisca menghentikan langkahnya karena menangkap sosok Natew yang melewatinya dengan wajah sangat senang. Cowok itu tidak berhenti tersenyum meskipun seorang diri.

Prisca juga ikut tersenyum melihat senyum itu. Begitu indah dan membuatnya sedikit tenang meskipun hati cowok itu tidak akan pernah diraihnya sekalipun. Dante yang melihat sedikit cemburu dan langsung masuk kelas meninggalkan Mala yang datang bersamanya.

⛤⛤⛤

Prisca meminta bantuan kepada Didi untuk mencari tahu siswa yang jago kimia untuk siswa seangkatan mereka. Karena tugasnya harus dikumpul besok lebih cepat dari dugaannya. Seandainya saja bu Yul tidak melarangnya untuk meminta bantuan kepada teman sekelasnya. Karena Mira tentu saja akan membantunya.

Setelah makan dengan ngebut keduanya mulai tour keliling kelas untuk mencari yang bernama Ferdi yang terkenal jago kimia. Kini mereka sudah berada di depan kelas XI IPA 1 yang juga merupakan kelas Natew karena keduanya tidak tahu kalau cowok itu merupakan teman dekat Natew selain Denis. Dan sebenarnya Prisca sudah berpapasan ketika ia jatuh kemarin.

Mr. NewtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang