[🍎]Tega

32 3 3
                                    

Dante membawa motornya dengan santai tidak ada percakapan antara Prisca dan dirinya. Hanya deru mesin dan hembusan angin malam yang terdengar. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Prisca memikirkan bagaimana ia menghadapi Natew untuk setiap harinya. Mungkin hari ini hanya pertemuan tak disengaja jadi waktunya hanya sebentar. Bagaimana jika mereka sering bertemu seperti permintaan Lisa.

Sedangkan Dante mulai sadar jika dirinya selama ini sangat peduli dengan gadis yang ada diboncengannya saat ini. Ia pacaran dengan Mala hanya karena cowok itu menyangkal perasaannya sendiri yang ilfil dengan tingkah Prisca yang selalu kekanak-kanakan. Sehingga ketika ia jadian dengan Mala, cowok itu tidak merasakan apa-apa karena ternyata ia hanya mengagumi gadis itu.

Setelah tiba dirumah, Prisca berterima kasih pada Dante dengan gaya khasnya kemudian langsung masuk ke rumahnya. Dante masih menatap punggung gadis itu cukup lama hingga ia tidak melihatnya lagi barulah ia beranjak dari sana.

Sementara itu Natew dan Lisa juga sedang dalam perjalanan pulang. Natew tidak mengucapkan apa-apa sejak tadi membuat Lisa makin bingung. "Nat kamu kenapa?" Tanya gadis itu. "Nggak kok aku cuma lelah aja" balas cowok itu sekenanya. "Nat jangan suka sama cewek lain ya?" Meskipun kita belum jadian lagi aku akan selalu ada disampingmu" gadis itu memeluk lengan Natew yang sedang menyetir dan menyandarkan kepalanya dibahu cowok itu.

Untuk pertama kalinya cowok itu merasa bimbang ia merasa seperti dipermainkan sekarang. Menurutnya Lisa sangat egois melarangnya menyukai cewek lain tapi ia juga tidak mau mereka memulai hubungan kembali. "Lis, gue lagi nyetir kita bahas itu nanti saja" ucap cowok itu dingin membuat gadis itu segera mengangkat kepalanya dan mengambil jarak diantara mereka.

Setelah mengantar pulang Lisa cowok itu langsung ke kamarnya tanpa menegur mamanya yang sedang berbicara ditelepon. "Iya mas semuanya baik-baik aja disini, mas juga sehat kan? Natew? Oh dia baru saja pulang tapi langsung masuk kamar tadi, oh baiklah suamiku nanti kita bicara lagi".

Setelah menyudahi obrolan dengan suaminya Elina beranjak untuk menengok putranya yang sepertinya ada masalah. Namun karena lampu dikamar cowok itu telah padam membuatnya mengurungkan niatnya untuk masuk. Mungkin dia sudah tidur atau sedang tidak ingin diganggu.

Sedangkan Prisca juga langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil wudhu dan segera shalat isya. Setelah selesai barulah gadis itu penasaran dengan keberadaan papanya saat ini. "Papa?" Panggil gadis itu ketika berada diruang tengah. Namun hanya ada ponsel ayahnya diatas meja yang bergetar. Penasaran, gadis itu menggeser layarnya dan membuka pesannya.

From : Rina

Mas mungkin kita seharusnya membahas semuanya besok. Jadi datanglah ke tempat biasa kita ketemu aku tunggu jam 4 sore.

Gadis itu hanya menelan ludahnya seakan paham, dengan cepat gadis itu meletakan kembali ponsel itu dan masuk kembali ke kamarnya. Setelah gadis itu berlalu barulah ayahnya keluar dari kamar mandi dan mengambil ponselnya.

Di kamarnya Prisca tampak berpikir keras mencoba untuk menanggapinya secara positif. Ayahnya tidak mungkin secepat itu memulai hubungan dengan wanita lain. Ayahnya tidak akan setega itu pada mama apalagi padanya. Sehingga gadis itu memutuskan untuk mengikuti ayahnya setelah ashar besok.

⛤⛤⛤

Sejak pagi Prisca tidak bisa fokus menerima pelajaran sehingga gadis itu banyak mendapat teguran karena selalu melamun. Bahkan pada saat istirahat gadis itu hanya membeli sebotol minuman dingin. Tidak menanggapi Didi maupun Mira ketika mereka berbicara bahkan Dante juga tidak dihiraukan gadis itu. Terlebih lagi ketika berpapasan dengan Natew dan teman-temannya gadis itu seolah hanya melihat pada satu arah yaitu lurus ke depan. Ferdi yang selalu menegurnya bahkan tidak mendapat respon dari gadis itu.

Mr. NewtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang