Diam dan Beku

Part 2

     Hari ini aku sangat bersemangat sekolah, ya tentu saja karna aku ingin bertemu Al banyak yg ingin aku tau darinya. Hari ini aku mulai mencari dimana kelasnya aku hanya tau iya kelas 12 tapi aku tak tau 12 apa dia. Jam pergantian pelajaran bunyi karna hari ini aku yg piket terpak aku harus manggil guru kimia yg sangat menyebalkan itu sungguh aku malas sekali namun ini sudah tugasku yg tak bisa ditolak, aku berjalan melewati kelas 12 karna hanya itu jalan menuju ruang guru aku melewati kelas 12 ips 5 ya betapa kagetnya aku melihat pria itu Al siapa lagi ia sedang bersama teman"nya didepan klsnya "duh jadi pengen manggil guru setiap hari" kataku sambil melongo melihat Al "pasti biar ketemu pria itu kan sapa namanya" ucap Vinda yg menemaniku untuk memanggil guru "Alfaldi namanya baguskan seperti rupanya" kataku sambil tersenyum melihatnya. Semenjak tau dirinya dikelas dekat ruang guru aku selalu mengambil tugas piket dan KM untuk keruang guru ya sekalian melihatnya walau hanya melihatnya aku begitu senang. Apalagi kalau iya senyum

         Dan aku selalu bertanya pada siapa saja yg tau tentangnya segala hal aku tanya. Setelah beberapa bulan aku sudah cukup banyak mengetaui tentangnya, dan ternyata dia cowo yg begitu beku dan dingin kepada cewe itu yg bikin aku penasaran.
"Sudah sedalam ini kah rasaku untuknya mengapa hanya dia yg ada dipikiranku apa aku lebih dari sekedar mengagumi apa ini cinta? Apa aku cinta padanya?" kataku dalam hati bingung dgn perasaanku sendiri.

           Setiap hari aku slalu memandangi Al secara diam" dan hari ini aku melihat Al dgn teman cewe yg sekelas dgnnya begitu dekat ada rasa yg begitu sakit yg aku rasakan saat melihatnya
"Apa ini yg namanya cemburu tapi mengapa aku cemburu aku bukan siapa" nya dia" kataku dalam hati. Dirumah pun aku slalu mengepoi sosmednya ya apa yg kulihat dia memposting foto dgn wanita yg tadi bersamanya
"Apa kah dia pacarnya? Siapa wanita itu wanita yg slalu membuat senyum diwajahnya" kataku sambil bertanya sendiri, mataku mulai memanas tak terasa air mataku jatuh kepipi. Ini begitu sakit sudah cukup kah rasa sakit ini akan membuatku berhenti mencintainya.

"Ternyata tidak perlu memiliki untuk merasakan cemburu"