Hickey and Reddress

8K 707 67
                                    

Chanyeol lagi-lagi meremas surai hitamnya. Tidak hanya meremas, bahkan kini jemari besarnya mulai menarik-narik rambutnya sendiri hingga helai-helai hitam itu rontok beberapa. 

"Aaarrgghhhhhh!!!" ia berteriak dengan suara beratnya.

Chanyeol sedang frustasi. Mata bulat besarnya memerah, berkilat marah dan kesal. Wajah tampannya menegang, ikut memerah hingga telinga peri miliknya. Kemeja biru muda satin yang melekat menutupi tubuh atletisnya kusut dengan beberapa kancingnya yang sudah terlepas memamerkan dada bidangnya.  Chanyeol benar-benar kacau. Benar-benar kesal. Benar-benar marah. 

Masih lekat di ingatannya kejadian beberapa jam lalu di pesta Kris. Saat ia melihat Baekhyun yang terang-terangan selalu tersenyum manis dan menempel pada pemuda China - Canada itu di depannya. Masih ia ingat bagaimana si kecil itu meronta saat tangan besarnya menyeret paksa Baekhyun menjauh dari Kris. Tatapan tajam Baekhyun saat ia memojokkannya pada dinding kamar mandi  yang dingin begitu mengganggunya. Si kecil itu tampak begitu marah. Tapi Chanyeol juga tak kalah kesalnya. Sesuatu di leher mulus Baekhyun yang tertangkap oleh sepasang mata besarnya sukses membuat emosinya meledak.

Chanyeol menggeram. "Byun Baekhyun!!"

.

.

.

.

.

.

.

.

Beberapa jam sebelumnya,




Senja yang cerah merangkak menjadi malam saat kaki-kaki kecil milik seorang namja mungil nan manis itu melangkah mondar mandir di sebuah taman luas yang sudah ditata sedemikian indah. Puluhan kursi disusun bergerombol empat-empat mengelilingi satu meja, dengan pita-pita yang menghias belakangnya. Lampion warna warni menggantung di atas, mengerlip indah tak mau kalah dengan para bintang. Si mungil itu tetap saja mondar mandir tak peduli pada angin yang memainkan anak rambutnya nakal. Ini event pertama yang ia tangani jadi ia ingin memastikan semua akan berjalan sempurna. Ia tak ingin mengecewakan.

"Hey! Ada apa dengan tatapanmu itu?" ia yang kini berhenti di depan sebuah meja panjang terlonjak kecil. Kepalanya pelan menoleh dan tersenyum lega saat ia dapati wajah tampan itu yang berada di belakangnya.

"Kris! Kau mengagetkankuu~" rengeknya mengerucutkan bibir tipisnya. Kris terkekeh, mengusak gemas surai hitam Baekhyun, si namja mungil yang sibuk itu.

"Kau menatapnya begitu serius. Kau tak akan melakukan hal aneh kan? Aku tak ingin tamu-tamuku nanti kelaparan" gumam Kris dengan senyum miringnya di akhir. Dahi yang lebih mungil mengkerut lucu. "Apa maksudm-" dan mata sipitnya membola setelah akhirnya bisa menangkap maksud perkataan Kris.

"Yaak!" tangan Baekhyun bergerak menepuk pelan lengan yang lebih tinggi sedang namja tampan itu hanya terkekeh. "Aku kan hanya memastikan kau tidak akan memakannya. Kau berhenti di meja yang penuh dengan strawberry shortcake. Itu membuatku curiga". Baekhyun melirik Kris kesal. "Aku tidak!" rengutnya, namun sedetik lagi senyum jahil muncul di wajah manisnya.

"Karena kau sudah lebih dulu memergokiku!" lanjutnya berpura-pura kesal. Kris makin mengencangkan kekehan renyahnya. Telunjuk dan jempolnya mencubit pipi gembil Baekhyun hingga si empunya meringis sakit. "Kau ini, dasar..." Baekhyun ikut terkekeh.

"Jangan makan yang itu. Sebagai gantinya akan aku belikan lebih banyak lagi untukmu" Baekhyun sudah berbinar mendengarnya. Sepasang kaki pendeknya melonjak-lonjak membuat Kris yang menonton kembali terkekeh.

"Ya sudah ayo, kita harus bersiap-siap. Pestanya sebentar lagi dimulai kan?" Baekhyun mengangguk-angguk. "Jja, biar para pekerja lainnya yang mengurus sisanya" Kris meraih jemari ramping Baekhyun. Menggenggamnya dan menuntunnya berjalan menuju audi merahnya yang terparkir tak jauh dari sana.

Accidentally MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang