Handle

377 22 5
                                    

Aku harus mencerna kembali ucapan penjaga tadi. Putri keluarga Brynhild, setelah mengantarkanku kemari paman itu pergi begitu saja. Bahkan aku belum tahu namanya.

Sungguh besar area istana ini dan aku Putri kerajaan, tapi aku ini laki laki bertubuh perempuan. Lupakan saja, tidak ada gunanya mengungkapkannya berulang kali. Aku berjalan mengikuti jalan setapak yang sepertinya mengantarkanku ke bangunan utama. Cukup memakan waktu lama.

"Laurieze dari mana saja?. Ibumu ini khawatir, tiba tiba menghilang tanpa memberi tahu apapun. Apa kamu marah karena percakapan semalam?"

Orang ini ibuku?, kupikir demikian. Aku melihat pada seorang lelaki tua dan sorang gadis remaja di belakang ibuku. Apa mungkin?

"Youko jangan berlebihan seperti itu. Anakmu ini walaupun masih muda, aku sudah mengajarkan beberapa tekhnik dasar untuk bertahan hidup. Jadi tenanglah, aku percaya padanya"ujar raja.

Sudah kuduga, jika dia Raja maka perempuan itu kakaku. Aku senang mendapat pujian, tapi perlu aku ingatkan. Raja kamu belum mengajarkanku apapun.

"Sayang, walaupun kamu mengatakan itu. Kau sendiri sangat khawatir. Bahkan menanyakanya berulang kali" balas Youko, ibuku
"Excesia Laurieze Brynhild, kakak percaya kamu pasti baik baik saja. Kuharap kamu tidak melupakan kakakmu yang cantik ini."tambah kakakku.
"Ayane, tolong bawa Uri -chan ke kemarnya. Pasti dia lelah"pinta ibuku kepada seorang pelayan.
"Baik" jawabnya singkat

Aku mengikuti arahan dari Ayane. Kejadian semalam?, aku tidak mengetahui apapun di dunia ini.

"Baik sampai ini kamarmu Uri- hime, dan jangan terlalu memikirkan masalah semalam?. Ayane pikir jika -Hime membicarakannya baik baik. Orang tua -Hime akan mengerti."

Aku mengangguk mengisyaratkan tanda mengerti.

"-Hime istirahatlah sekarang, Ayane akan melanjutkan perkerjaan, pegang liontin ini untuk jaga jaga."

Ayane pergi begitu saja setelahnya. Aku memasuki kamar dan membaringkan tubuhku di ranjang yang berada di tengah ruangan. Cukup banyak barang di ruangan ini. Bahkan ada boneka di kiri kanan lemari. Liontin ini mengingatkanku dengan coin tadi, walaupun motif dari keduanya sangat berbeda. Ada sebuah meja kecil dengan laci di bawahnya dekat tempat tidur, aku menaruh liontin itu di sana dan tidak sengaja menemukan surat di dalamnya.

Kepada Excesia.....
Dari.....

Surat yang mencurigakan tapi tertulis namaku di sana, kupikir ini untukku. Pengirim surat ini juga tidak ada. Daripada penasaran Sebaiknya segera ku baca.

'Hey, bagaimana pendapatmu tentang dunia ini?.
Aku mengundangmu kesini dengan beberapa alasan. Salah satu alasan hentikan keluarga Brynhild. Karena kamu satu dari yang terpilih. Terakhir, jika kamu mengeluh dengan tubuhmu sekarang, terimalah untuk sementara. Pada dasarnya kamu lebih cocok seperti itu. Jangan berikan surat ini pada siapapun. Kau akan segera mengetahuinya!! '

Kusimpan surat itu dalam saku baju. Yang benar saja untuk menerima semua itu. Memang benar tubuh ini lebih ringan tapi tetap saja dan juga apa maksudnya 'yang terpilih tadi'. Biarlah, aku tidak peduli dengan surat itu. Di ruangan itu terdapat balkon yang menghadap langsung ke kota, tersedia sepasang kursi dan sebuah meja yang sepertinya terbuat dari perak. Aku berjalan menuju balkon itu lalu duduk di salah satu kursinya. Sesekali seperti ini boleh juga, tanpa memikirkan masalah apapun dan relax sejenak. Dapat melihat cakrawala dari sini, spot ini bagus juga.

*****************************
"Nesly-Hime ingin di temani?"
"Tidak, Ayane aku akan pergi ke kota sendiri. Lagi pula aku ingin membuatkan makanan kesukaannya dan tidak perlu ada tambahan -Hime saat kita hanya berdua."
"Tapi Nesly-Hime, itu tidak so.. "
"Ssstttt... Coba panggil dengan namaku. Ayane sudah seperti temanku sendiri. "Sela Nesly, dia membuka jari telunjuknya lalu mengarahkan ke bibir Ayane, mengisyaratkan untuk menghentikan bicaranya.
"Ne.. Nes.. Ly"Ayane mengucapkanya dengan gugup.
"Begini, lebih baik. Lain kali ucapkan dengan lancar. Baiklah, aku akan pergi sebentar. Bye..bye" Nesly melambaikan tangannya.
"Hati hati di jalan -Hime. Kurasa aku akan kena marah nanti."Ayane membalas melambaikan tangan, dia melihat perlahan lahan Nesly meninggalkan istana.

"Dasar Ayane, padahal baru beberapa menit. Biarlah, aku akan memarahinya nanti" keluh Nesly kepada Ayane yang tanpa sengaja memanggil dengan -Hime

Hamparan lahan gandum mememani Nesly ke kota, dia juga bertemu dengan beberapa petani. Dengan luas seperti itu mungkin dapat memenuhi kebutungan rakyat hingga Akhir musim. Tidak hanya gandum, buah buahan juga ada.

"Sepertinya kami tidak perlu memikirkan masalah pangan" sahut Nesly

Langkah Nesly telah mengantarkannya ke pusat jual beli di kota itu. Pertokoan berjajar rapi di kiri kanan jalan. Nesly membaca kembali catatan yang ia buat. Nesly beranjak dari toko ke toko Lalu membeli barang nya satu persatu. Nesly melihat kembali catatannya.

"Ini sudah, ini juga dan ini. Jadi hanya tinggal membeli beberapa apel. Sekarang saatnya ke sana"

Nesly berlari kecil ke toko buah di seberang jalan dari tempatnya tadi.

"Ooo.., Nesly -hime. Apel lagi? "Tanya paman pejual buah
"Iya, paman. Seperti biasa. Uri -chan baru saja pulang dan aku ingin membelikan buah kesukaannya. "
"Baguslah, tidak terjadi apa apa terhadapa Uri -hime. Dia memang gadis yang kuat. Aku percaya padanya"
"Ini Nesly -hime, aku letakkan apelnya di keranjang."paman itu menambahkan
"Makasih paman, ini uangnya. Bye.. Bye"
"Sama sama, jangan lupa datang lagi"

Sosok nesly samar samar hilang hanyut dalam keramain kota.

******************************
"Dia bukan, target kita. Yang membawa keranjang penuh apel itu"
"Rambut pirang keputihan. Ini seperti yang di katakan Bos. Aku telah mengalihkan jalan di depannya dan mengarah ke sebuah gang sempit di sana. Membunuhnya adalah tugas kita. Lakukan dengan hati - hati"

******************************
Nesly berjalan pulang sambil memakan sebuah apel yang di belinya. Dia melihat papan bertulis 'jalan ini untuk sementara di tutup untuk perbaikan. Tolong ikuti perintah yang di tunjuk'.

"Papan itu menunjuk ke sana. Tapi gang ini cukup gelap. Biarlah, Jauh jika harus memutar "eluh nesly.

Nesly berjalan mengikuti perintah yang tertulis. Dalam gang itu banyak tumpukan kotak kosong. Yang seperti hasil curian atau sejenisnya. Tidba tiba datang dua orang berpakain serba hitam.

"Siapa kalian? ."Tanya nesly kepada dua orang itu.
"Kami Bolg dan Golg."jawab keduanya bersamaan.
"Ada perlu apa denganku." sahut nesly

Keduanya tertawa...
"Kaubilang ada perlu apa?. Kami di tugaskan untuk membunuhmu.
"Lala, aku serahkan ini padamu. Pagi tadi kau bilang bosan. Mungkin ini bisa menghiburmu walaupun hanya sedikit. "
"Kau berbicara dengan siapa barusan, jangan jangan...?"
"Ya benar, aku adalah Castrixnya Nesly baru saja menyerahkan masalah ini padaku."
"Bolg majulah dahulu, bos tidak mengatakan kalau target kita salah satu pemilik Castrix."
"Golg, pengguna Castrix atau apapun itu. Lawanlah, kita sudah diberikan tugas ini"
"Kalian tahu, Nesly sudah mengetahuinya dari awal. Ayahnya pernah mengatakan jalan yang di perbaiki tadi sudah selesai tiga hari lalu."
"Bolg, ini semua salahmu"
"Maaf Golg, kupikir dia tidak akan menyadarinya"
"Tidak ada gunanya berdebat, sebaiknya segera kita serang"
"Kalian berdua terlalu lama" nesly melempar kotak kotak yang ada di sana. Kedua orang itu tidak berhasil menghindar dab tersungkur setelah menghantam dinding.

"Jadi, siapa yang menyuruh kalian membunuhku.."
"Ano.. Kami tidak bisa mengatakannya."
"Kalian ingin di hajar lagi, kali ini aku akan menggunakan kekuatanku untuk mengangkat kalian dan menjatuhkannya"
"Tidak tidak kami tidak mau terbentur tanah dan mati. Yang menyuruh kami.." mereka saling menatap lalu mengangguk
"Odin -sama..."

Catatan penulis : harap maklum jika penulisan masih acak acakan karena masih pemula. Semoga reader suka, thank. Like, komen dan baca terus kelanjutannya.
See you next

Regard HumanityE










Reincarnated In Different World, Being As A Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang