Suara detik jarum jam begitu nyaring membelah kesunyian. Ini tengah malam, seharusnya semua orang sudah tidur saat ini. Tapi tidak untuk dua orang yang berada dalam gedung perusahaan. Terlibat percakapan yang terlihat begitu serius.
"Eden, aku sudah membawa daftarnya." Lelaki tinggi dengan setelan jas formal tersebut menyerahkan sebuah dokumen. Meletakkannya di hadapan lelaki bernama Eden.
Edenㅡpria dengan baju santai itu menerimanya, membaca sekilas dokumen yang diberikan sambil sesekali membenarkan kacamata yang turun. "Kau sudah mengecek semuanya, Marc?"
Marc mengangguk, menunjuk nama seseorang di urutan ketiga. "Namanya Jeon Jungkook, dia dari agensi BigHit Entertainment. Aku sudah menyelidikinya dan dia memiliki sedikit masalah dengan wanita."
Seringai muncul menghiasi wajah tampan Eden, ia meletakkan dokumen itu lalu melipat tangan di dada. "Hubungi agensinya."
Marc menghela napas panjang, mengambil dokumen yang sempat diserahkannya dan menatap Eden malas. "Kenapa kau jadi senang mengurusi kehidupan percintaan manusia sih? Urusi dirimu sendiri dan berhenti menjalani hidup seperti manusia."
Eden berdecak, memajukan kursinya kemudian menatap Marc tajam. "Lalu, kenapa kau menikmati saat-saat menjadi produser terkenal? Apa aku harus menghentikan biaya produksi?"
"Jangan! Akan aku lakukan. Jadi, apa rencanamu?"
--
Jungkook, Jimin dan Taehyung sedang latihan di dance room saat manajer datang dan meminta Jungkook untuk menemui Bang Sihyuk. Kaget tentu saja, padahal Jungkook tidak merasa mempunyai kesalahan fatal hingga dipanggil langsung ke ruangan nya.
"Ada apa memanggilku sajangnim?" Jungkook membungkuk, segera duduk saat Bang Sihyuk telah mengarahkannya.
"Apa kau tertarik mengikuti sebuah acara?"
Kening Jungkook berkerut, jika ditanya seperti itu tentu saja dia mau. Kenapa pula harus ditanya seperti itu?
"Acara ini baru dibuat dan kau terpilih untuk menjadi tamu yang pertama. Kau tahu? Seperti acara We Got Married tapi ini berbeda, kau akan tinggal bersama dengan seorang fans beruntung selama 30 hari."
Kedua mata Jungkook melebar, sangat terkejut saat mengetahui dirinya akan berurusan dengan seorang wanita. Oh ayolah, selama ini Bang Sihyuk bahkan sudah mengetahui semua tentang dirinya. Tapi kenapa malah begini sih?
"Tidak sajangnim, aku menolak."
"Oh ayolah, ini kesempatanmu. Ubah dirimu yang penakut pada wanita dan jalani hidup yang baru. Apa kau berniat melajang seumur hidup?"
Jungkook mendengus kesal. Tapi apa boleh buat, lelaki berkacamata itu bahkan sudah memohon seperti itu. "Baiklah, tapi aku tidak yakin sajangnim."
"Oke, mari tanda tangani kontrak dan pengundian akan dilakukan seminggu lagi."
Dan Jungkook hanya bisa menurut. Semoga saja hal ini tidak akan membawa hal buruk baginya. Dan semoga phobia terhadap wanita bisa dihilangkan.
--
Jungkook tersenyum lega saat Taehyung memutuskan untuk menemani dirinya ke perusahaan tv ternama di Korea Selatan. Tadinya, Jungkook hanya akan berangkat sendiri. Tetapi berhubung Taehyung sedang lowong dan tidak memiliki rencana, akhirnya dia ikut. Paling tidak rasa gugupnya sedikit menghilang karena keberadaan Taehyung.
"Hyung, menurutmu bagaimana?" Jungkook sedikit melirik ke arah Taehyung, penasaran bagaimana tanggapan lelaki berkulit tan tersebut.
"Bagaimana apanya? Bagus dong, kau harus berubah. Kau sudah dewasa Jungkook-ah, harusnya kau sudah melupakan hal itu Kook, itu bukan salahmu."
Keadaan kembali hening setelah ucapan Taehyung, Jungkook sibuk berpikir. Entah kenapa ucapan Taehyung tadi terngiang-ngiang di otaknya. Dan secara perlahan berbagai kepingan kenangan buruk muncul begitu saja. Sangat acak karena Jungkook sama sekali tidak berminat untuk mengingafnya.
Mereka telah sampai di ruangan yang dituju. Menemui seorang produser penyelanggara acara 'Sweet Home' yang akan dibintangi oleh Jungkook. Ini pertama kali bagi Jungkook bertemu dengan produser tersebut.
Namanya Marc, kelahiran Vancouver dengan tubuh tinggi tegap, wajahnya tampan bagaikan sebuah karya seni yang indah. Jungkook sampai berdecak kagum saat melihatnya.
Mungkin, jika seseorang yang gay melihat Marc, maka akan langsung jatuh cinta. Jungkook yang normal saja sampai begitu kagum apalagi yang menyimpang.
"Aku Marc, produser dari acara yang akan kau bintangi. Kau sudah membaca kontraknya kan?" Marc tersenyum lembut, membiarkan Jungkook membaca ulang lembaran kertas yang sempat diberikan pada pimpinan BigHit Ent.
"Sebenarnya aku masih agak bertanya-tanya, tapi yang terpenting kami tidak akan sekamar kan?"
Taehyung tersenyum geli, mengulum bibir dengan keras agar suara tawanya tidak keluar.
"Tentu tidak, itu tergantung kalian masing-masing selaku pengisi acara. Aku tidak mungkin memaksa kalian melakukan hal yang bahkan tidak disukai. Cukup membiarkannya mengalir perlahan saja."
Jungkook mengangguk paham, satu kekhawatirannya sudah memudar. "Jadi bagaimana sistem pemilihan pasangan?"
"Pertanyaan bagus, kami telah menyiapkan beberapa gulung kertas, kau bisa mengocok dan mengambil salah satunya untuk negara yang akan dituju. Lalu, akan diundi lagi untuk memilih siapa pasangan mu agar adil."
Ok, Jungkook sangat paham sekarang. Perkataan Marc benar-benar membuatnya merasa nyaman. Cara bicaranya sangat baik dan dapat membuat orang lain ingin menuruti. Pantas saja Marc meraih penghargaan produser terbaik di usia yang terbilang muda.
"Ok, aku setuju." Jungkook menjabat tangan Marc. Mulai melakukan penandatangan kontrak sebagai tanda bahwa dia setuju dengan semua aturan dan ketentuan yang berlaku di dalam kontrak.
"Silakan ambil salah satu."
Jemari Jungkook terulur, jantungnya berdegup tak karuan karena gugup dan agak sedikit takut. Bagaimana jika dia tidak bisa menjalankan acara dengan baik?
Dan sebuah tulisan di sana muncul.
"Indonesia."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FanfictionMendapat kesempatan untuk tinggal bersama Jeon Jungkook?! Apa yang bakalan kalian lakukan jika itu benar terjadi? 2017©wendy_ssi