Jakarta
Suasana Cafe begitu ramai sekarang, harum khas dari kopi yang digiling begitu semerbak mewangi memenuhi ruangan. Somi mendekatkan cangkir berisi cappuccino latte yang baru di seduh ke bibir. Menghirup harum kopi yang khas itu lalu menyesapnya perlahan. Menikmati sensasi hangat yang mengalir melewati kerongkongan.
Kedua mata bulatnya terpejam. Sedikit berpikir tentang beberapa hal sebelum akhirnya membuka mata. Menatap keluar jendela. Sebelah alisnya naik saat melihat seseorang yang dikenalnya lewat di sana. Segera saja dia berlari keluar.
"Kak Mino!" panggilnya, begitu keras hingga bukan lelaki itu saja yang menoleh.
Lelaki bernama Mino itu tersenyum, mendekat ke arah Somi yang lantas menariknya masuk ke dalam Cafe. "Kenapa Som?"
"Gimana pengumumannya?" Mata Somi berbinar. Mengatupkan kedua tangan di depan dada sembari menanti ucapan yang akan keluar dari bibir Mino.
Mino menggeleng, sedikit merasa bersalah pada Somi yang sepertinya banyak berharap padanya. "Maaf."
"Gagal lagi ya?" Somi tersenyum kecut, menghela napas panjang.
"Jangan putus asa dong, kamu pasti bakalan bisa nulis cerita yang bagus. Dan lagi menurutku gaya menulismu itu menarik."
Tangan kekar Mino mengusap lembut kepala Somi, menenangkannya. Dan jujur saja, bagi Somi ini merupakan hal yang sangat ampuh untuk melupakan semua masalah. Lagipula Somi sudah menganggap Mino yang notabene kakak dari Doyeonㅡsahabatnyaㅡ itu sebagai kakaknya sendiri.
"Ngomong-ngomong Doyeon mana, kak?"
Kali ini gantian Mino yang menghela napas panjang. "Biasalah, dia di BSD sekarang. Katanya ada pengundian golden ticket apalah gitu."
"Golden ticket apa?"
Mino mengedikkan bahu, menyodorkan kotak kecil terbungkus kertas kado berwarna pink ke Somi. "Hadiah buat kamu. Jadi semangat ya. Siapa tau kamu bisa dapat inspirasi."
Somi mengangguk, membuka kotak tadi dengan bersemangat. Matanya membulat karena terkejut ketika melihat selembar kertas disana. Sebuah kertas berwarna keemasan dengan foto Jungkook yang ada di sana beserta no yang mencapai puluhan ribu di sana.
Somi menatap Mino tidak percaya, "Ini beneran buat aku kak?"
Mino mengangguk, membiarkan Somi mengagumi hadiahnya tadi dengan mata bulat yang berbinar. "Kamu suka?"
Somi mengangguk semangat, "Berarti Doyeon ngantri di sana buat ini? Kok aku nggak tau ya?"
"Gimana kamu bisa tau kalau dunia mu aja selalu di laptop, tidak pernah lepas dari sana."
Rasanya Somi baru ingat kalau dia tidak pernah mencari kabar dari Bangtan akhir-akhir ini. Dirinya selalu saja tidak pernah mempunyai waktu karena deadline yang mepet. Yaahh walaupun akhirnya gagal juga sih.
Somi dapat merasakan jantungnya berdebar kencang. Dia menemukan tulisan di sana bahwa pengundian akan dilakukan sendiri oleh Jungkook tiga hari lagi.
Yang berarti sama saja Jungkook yang memilih takdirnyaㅡmaybe?
"Menurut kakak, apa aku bakalan kepilih?"
Mino tersenyum, menggenggam jemari Somi dengan erat. "Takdir sudah tuhan yang mengatur, dan mungkin akan ada campur tangan malaikat atau peri untuk mewujudkannya. Cukup percaya saja."
Somi mengernyit, cukup tidak mengerti dengan maksud dari Mino.
Malaikat? Peri?
--
![](https://img.wattpad.com/cover/122248972-288-k851306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FanfictionMendapat kesempatan untuk tinggal bersama Jeon Jungkook?! Apa yang bakalan kalian lakukan jika itu benar terjadi? 2017©wendy_ssi