Jangan pernah kau sekali-kali mengatakan kau menyukaiku, atau kau menyayangiku, apalagi kau mencintaiku. Sebab sejatinya aku tak tahu bagaimana harus membalasnya. Aku justru akan terdiam, tersipu, dan hanya tersenyum tanpa membalas hal serupa yang kau ucapkan.
Jangan pernah kau sekali-kali bertanya perihal apakah aku menyukaimu, aku menyayangimu, apalagi mencintaimu. Sebab sejatinya aku tak tahu harus menjawab apa. Aku justru hanya akan memberikanmu seulas senyuman sebagai jawaban. Padahal jelas itu bukanlah jawaban yang kau cari.
Bukan itu artinya aku tak menyukaimu, aku tak menyayangimu, apalagi tak mencintaimu. Aku hanya tak tahu harus bagaimana menggambarkan perasaanku terhadapmu. Seolah kata suka, sayang, dan cinta tak cukup bagus untuk menggambarkannya. Sebab terkadang kata-kata tak dapat menjadi tolak ukur sebuah perasaan antarindividu.
Jangan pernah kau sekali-sekali tidak mempercayaiku. Karena, mungkin aku memang tak mengatakannya secara konkret. Tapi akan kubuktikan bahwa aku begitu terhadapmu. Mungkin aku memiliki berlusin-lusin lelaki lain yang kukagumi hingga setengah hidup. Namun itu tak melepaskan fakta bahwa aku memiliki dirimu di sisiku. Kehadiranmu bahkan sudah memenuhi seluruh ekspektasiku.
Jangan pernah kau anggap aku tak pernah merindukanmu. Sebab saat dimana kita tak berada dalam ruang yang sama, itulah saat-saat aku merindukanmu. Kerap aku memejamkan mata dan membayangkan kau yang menggenggam tanganku, merangkulku, memelukku, dan mengusap kepalaku dengan lembut.
Jakarta, 27 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
03.03; Sulit Menghapus Bayangmu
PoetryPuisi dan prosa, karya yang sederhana namun penuh makna. Karena berkat mereka aku berhasil menuangkan semua rasa serta asa yang tak mampu terucap lewat bibir. Sampai akhirnya aku berani berbagi kepada kalian mengenai pahit-manis-asam-asinnya kehidup...