7# scene 05

79 22 1
                                    

" M-maaf pak. Sepertinya saya tidak setuju. Proyek mas Mol itu hanya semacam proyek buang buang duit padahal perusahaan bapak lagi tidak bagus kondisi keuangannya pak.

Nilai saham kita juga lagi pada titik terendah pak, Kalo dipaksakan akan sangat tidak bagus untuk Imperial pak. ... " suara om Bambang masih dengan suara lemah namun ketegasannya nggak bisa diragukan lagi. Pak Tomo hanya bisa menerawang dan memandangi langit langit diruangannya.

" Oke mas Bambang ... saya bisa mengerti. Saya bisa paham .. pendapatmu itu sangat saya hormati dan bukankah pak bambang digaji memang untuk hal hal seperti ini "

" M-maaf lagi pak. Secara pribadi saya sangat respek dengan rencana putra bapak. Itu luar biasa sekali meskipun sebenarnya kadang saya merasa itu berlebihan, tapi namanya juga anak remaja, ide idenya suka banyak pak.

Kalo boleh saya usul, bagaimana kalo seluruh karyawan Imperial menyumbang secara pribadi untuk membantu mas Mol siapa tahu bisa membantu pak .. karena dari bisik bisik mereka, mereka sangat respek dengan kegigihan putra bapak " ujar om Bambang sembari was was juga karena takut menyinggung perasan bosnya.

" bisa dapet satu milyar ? " tanya pak tomo. Pak bambang hanya mengangkat kedua pundaknya tinggi tinggi. Pesimis sih.

" Oke tak masalah .. tidak apa apa. Itu kan niat baik. Masak orang mau nyumbang saya larang " kata pak Tomo. Ini agak aneh karena biasanya pak Tomo mudah tersinggung untuk urusan urusan beginian, tapi mungkin menurutnya ini sekaligus bisa untuk tes seberapa loyalitas anak anak buahnya di imperial terhadap kepemimpinanya.

Terbayang oleh Pak Tomo berapa sumbangan yang akan didapat. Dari ratusan karyawannya kalo masing masing satu juta saja maka sudah akan terkumpul jumlah yang enggak sedikit. Sesekali pak Tomo memukul mukul kepalanya sendiri. Sementara pak Bambang sedang ngumpulin sumbangan dari para dermawan, pak Tomo melanjutkan membaca Koran pagi sambil sesekali melirik kearah laptop untuk sekedar menengok comen - comen pesbuk yang udah masuk .

Tapi senyuman itu mungkin tak berlangsung lama, sejam jam berikutnya pak Bambang sudah menghadap lagi keruang pak Tomo lengkap dengan dua asisten dan hasil pengumpulan sumbangan.

" Maaf pak .. sumbangan sudah terkumpul dan alhamdulilah semua ikhlas menyumbang hanya ada beberapa yang belum karena masih dilapangan.. sumbangan untuk mas Mol terkumpul sejumlah dua ratus tujuh puluh lima ribu lima ratus rupiah.. mohon tidak dilihat dari besarnya sumbangan tapi ...

" Dari keikhlasan kalian kan ? " potong pak Tomo sambil menepak keras nyamuk yang nekat hinggap dikeningnya. Wah, ini pertanda bahaya. Pak Bambang juga membatin demikian. Hiiiiii !

" Pak Bambang .....tolong semuanya dikumpulkan diruang metting .. kalo nggak cukup tempatnya ya berdiri nggak apa apa. Saya mau bicara ... " singkat sekali kata pak Tomo yang tak urung membuat om Bambang dan dua asistenya mendelik kecut.

Mereka mulai menduga duga bahwa pak Tomo akan tersinggung dan marah dengan begitu dahsyatnya. Sebetulnya tadi om Bambang sudah nggak punya nyali untuk menyerahkan uang mengingat saking sedikitnya dari segi jumlah. Kini tentu mereka harus siap dengan segala resiko yang ada.

" Nah sodara sodara ... Asalamu alaikum wr wb ...Imperial ini saya bangun dengan dimulai dari bawah sekali, perlu kesungguhan yang luar biasa dan usaha keras sehingga bisa menjadi seperti sekarang.

Walaupun perusahaan ini belum bisa dibilang perusahaan besar tetapi kenyataanya sudah mampu menampung dan memperkerjakan kalian semua " suara pak Tomo masih meninggi. Seluruh hadirin terus menunduk dan mengira ira kemuingkinan apa yang bakal terjadi.

" Saya baru saja menyaksikan kejadian yang amat mengharukan dimana sodara sodara rela merogoh kocek untuk menyumbang untuk acara pensi sekolah anak saya.

Sekali lagi ini sangat mengharukan dan saya mengucapkan penghargaan dan terimakasih yang setinggi tingginya ..tetapi ada yang membuat saya amat tersinggung terutama kepada bagian keuangan dan juga kepada pak bambang iryanto karena ..... " Pak sengaja mengentikan ucapannya. Ia mulai melihat kesemua arah.

Ditatapnya seisi ruangan dengan muka serius sampai sampai peserta rapat pada menahan nafas sambil mengira ira kengerian apa yang bakal pak Tomo ciptakan pada rapat emerengency kali ini. " Bapak bapak, Ibu dan semuanya .. karena saya pernah digosipin mau menghapus acara family gatering taun ini, perkenankanlah saya mengatakan sejujurnya bahwa : acara family gatering tetap akan diadakan di Korea Selatan.

Kita akan booking pulau jeju selama dua hari berturut turut. Bagaimana pak Bambang ?

"S-saya terserah bagaimana bapak saja "

Hore ..... hore .. hidup pak Tomo .. Hidup Imperial !!!!

Begitu suara suka cita mereka ! Memang betul, mereka tadinya sempat mendengar gosip kalau acara family gatering bakal ditiadakan karena duitnya mau dipake untuk biaya mendatangkan artis korea.

Dan itu sungguh mendatangkan keresahan diantara karyawan Imperial. Beberapa diantara karyawan sudah membayangkan kemping di pulau jeju yang teerkenal sangat romantis itu. " Kalo sampe batal, gue pingsan aja deh " teriak yang namanya Sinta.

" ya nggak betul. Saya bukan orang yang sadis begitu kok, masak uangnya mau dipakai untuk mendatangkan personel k-pop. "

"Apalagi cuma buat nonton pertunjukan gerak dan lagu itu "

"Bukan gerak dan lagu pak, tapi mereka grup musik beneran " kata Sinta dari bagian pembukuan ikut nimbrung.

(Mol cs sampe menahan nafas berjam jam. Hahaha mati dong .. makanya lanjut. jgn lupa vote ya)

MOL (Blm Ada Di Gramedia. Blm Dicetak Sih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang