2#6 THE COPET KAMPRET

267 32 11
                                    

" Ya Tuhan, perlambatkan laju metromini ini, kalo seharian baru sampe Pondo kelapa juga enggak apa apa deh? " 

Mol membatin aneh. Beberapa waktu kemudian, dia sudah lebih menguasai keadaan. Mereka berdua lalu terlibat obrolan yang sangat lancar dan asyik meskipun tak sedikit penumpang lain yang ikut memperhatikan ulah tengil Mol sambil menjeb bibirnya. Tapi juga ada yang geleng - geleng ngelus dada.

Ini jelas beda dengan obrolan waktu bersama Siti tadi yang cuma diisi perbincangan satu dua kalimat. Mungkin karena deborah lebih agresif ya kesannya.

Sekarang, Mol dengan senang hati menurut ketika Deborah memintanya menutup kaca jendela yang ternyata susahnya setengah mati. Mol sampe keringetan jadinya.

Butuh sekuat tenaga agar bisa menggeser ditutup. Setelah melalui serangkaian usaha tak kenal menyerah, dan didorong keinginan luhur, untuk melepas masa dudanya, akhirnya Mol berhasil juga. Emang sih dengan angin yang masuk sedemikian kenceng bisa membuatnya dan Deborah masuk angin. Deborah segera memberi acungan jempol.

"Makasih ya, elo baik ternyata " kata deborah. Mol hanya mengernyit.

Kira - kira sepuluh menit kemudian, Deborah menunjukkan tanda - tanda mau turun.

" Makasih ya udah ngasih nomer hape tadi .. tapi sory banget, depan itu gue turun. Sampai ketemu, senang lo bisa kenalan sama elo.. bang bang depan kiri ... " ujar Deborah.

Oh, Tuhan kenapa demikian cepet waktu berlalu ? Secepat inikah kau ambil kebahagiaan hamba ? Mol terus membatin dalam hati.  Kenapa metromini enggak berjalan lebih lambat lagi ?

Beberapa detik kemudian, kenalan barunya itu memang sudah turun dan langsung disambar tukang ojek pangkalan, yang setia menunggu penumpang. Mol menatap dengan tak percaya.

Dia sempat bingung, bukannya tadi katanya Deborah mau ke Pondok Kelapa Mal tapi halte curug kok udah turun. Dia agak curiga sih. Lalu terlihat mikir tapi sejurus kemudian seperti tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Bayangkari eh bayangkan hari ini sudah berkenalan dengan dua cewek yang semuanya cantik dan manis. Mol mulai berandai andai salah satu atau salah dua (hus) adalah jodohnya.

Tapi jujur kacang ijo, kayaknya bagaimanapun Siti Aisyah lebih menggetarkan dadanya. Entah kenapa wajah Siti Aisyah itu terasa lebih menggetarkan dan bisa bikin Mol klepek - klepek. Pikirannya kembali pada wajah Siti yang lembut dan teduh.

Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama ?

Yuhuuuuu ...

     *********  ********

BEBERAPA menit lagi metromini akan sampai didepan gerbang komplek rumahnya. Penumpang lain juga tinggal beberapa. Mol segera berdiri untuk meminta turun didepan gapura. Tapi mendadak tangannya reflek merogoh dalam tas lebih dalam.

Seluruh isi tas ubek - ubek. Dia jelas mencari sesuatu, tapi yang dicari tak kunjung ketemu. Mol makin blingasan. Kepalanya dikucek berkali kali. Jelas banget pemeran utama pria kita itu sedang didera kekacauan yang luar biasa. Ternyata hape xxxxx 10 terbaru-nya seperti lenyap ditelan bumi.

Mol udah bolak balik merogoh tas, berulang ulang tetep juga nggak ketemu. Kantong celana, baju dan jaket sampe kolong kursi semua udah di udak udak , yang ada cuma hape yang lama.

Tadi sebelum naik metromini, Mol masih sempat mainin sebentar lalu ditaruh di dalam tas karena bateri tinggal dikit. ya dia ingat banget. Tapi sekarang benda berharga itu ilang, atau Mol kecopetan ? Aduh mana hp itu enggak dikasih pasword lagi ! Hp terbaru itu memang enggak boleh di kunci kalo sedang dirumah karena bunda akan memeriksa secara berkala. Dulu waktu peraturan itu dibuat, Mol sempat protes keras. Tapi akhirnya kalah suara waktu babeh ternyata berada di fihak bunda.

"Kan hanya waktu dirumah saja, kalo kamu keluar atau sekolah di pasword juga nggak apa apa " kata babeh waktu itu. Masalahnya bagaimana kalo pas diluar hape itu nggak kekunci, gimana kalo ilang dan ditemu orang ? Mol jadi tambah kacau.

" Hai anak muda, kenapa kau jadi demek begitu, apa yang kau cari rupanya ? Atau duit keambalian tadi kebanyakan ya .. ? " Tanya abang kenek, songong. Mol jadi agak kaget. Maka dia bawaanya jadi pengen nyelepet aja itu abang kenek. Orang lagi kacau di fitnah segala. Penumpang lain yang berjumlah tinggal lima orang juga ikutan memperhatikan Mol. Mereka mendadak jadi gaduh.

"Eng-anu bang hape saya yang ada dalam tas hilang "

" Masak siang - siang begini ada copet " kata abang kenek ngeselin. Emangya copet kalo beraksi hanya malam hari ? kayak kampret gitu ? Mol uring uringan sendiri.

"Emang hape apaan ? hape cina ?

" xxxxxxx 10 bang, Ori " Jawab Mol langsung membuat abang kenek setengak teriak. Penumpang lain juga nggak kaleh kaget seribubahasa. Lalu tambah gaduh.

"Haaaa .. Iphone 10 ? " teriak abang kenek menghanguskan sensor.  Jiaahhhh. 

Penumpang lain lalu pada mengerubungi mol.

" Tadi cewek yang barusan turun bukan temennya dik .. " Tanya bapak - bapak. Mol menggeleng bingung.

" Baru aja kenal juga pak .. "

" Wah, udah pasti dia copet dik. Tadi ngambilnya saat adik sibuk nutup kaca tadi. Bapak lihat kok waktu kamu kesulitan menutup kaca. Cuma bapak enggak lihat pas ngambilnya. Pasti adik tadi enggak meratiin tas ya tadi .. " masih kata bapak  yang pake kemeja krem. Mol menggeleng. Ih, bapak ini sukanya kok nuduh. Enggak masuk akal kalo Deborah itu tukang copet. Enggak mungkin, pikir mol sambil menggelengkan kepala.

" Lain kali hati hati dik. Waspada. Cepet lapor polisi aja " tambah penumpang lain, ikutan gaduh. Sopir & kenek pada cuwek bebek seolah enggak mau tahu apa yang tengah terjadi.

" Gimana nih bang, ada copet di metromini abang kok didiemin ? abang sekongkol ya ?" Mol menuduh lantang.

" Heh, ngaco kali kau. hati hati kau kolo ngomong. Mana awak tau. Kalau awak tahu, pasti kucincang dia. Aku injek - injek sampe mam .... Tiiiiittttt (sensor gitu lo) lagi pula, ku tengok tadi kau bokis kali ngerayu cewek sampai hape ilang kau tak tau pula" ujar si sopir ngebelain keneknya. Mol akhirnya diam, bukanya takut tapi sulit juga menyalahkan sopir atau kenek dalam hal ini. 

"Tak adalah itu sekongkol, kolo bukan anak anak ku libas kau. Betul juga kata bapak tadi, mungkin pula teman cewek kau itu yang nyolong " tambah abang kenek. Mol begidik ngeper juga. Walhasil dia meminta maaf dengan sopan. Tetapi untuk mempercayai bahwa Deborah adalah tukang copet, mol tetap enggak bisa menerima.

"sory bang, tadi kelepasan ngomong. Maapin ya .. "

Mol langsung terkulai dikursi metromini, dia baru turun menjejakkan kaki kirinya setelah metromini persis melintas didepan jalan masuk komplek rumahnya.

Dia melangkah gontai menyusuri jalanan komplek. Mungkin Mol ngebayangin bakal disetrap babe semaleman dengan berendem dibak mandi atau bahkan hidupnya akan berakhir di tiang gantungan. Hiiiii !!


********* *********

___________________

Cerita ini bersambung di bab sekanjutnya BARISAN DUDA DI SMA disitu siapa pencopetnya, bakal ketahuan kok. jangan lupa vote ya

MOL (Blm Ada Di Gramedia. Blm Dicetak Sih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang