Pulang

49 2 0
                                    

"Apa cha? ". Tanya pelangi tidak bersemangat.

"Lo mau balik gak? Ngelamun aja dari tadi! ". Celetuk tasya kesal, pelangi hanya menatap disekelilingnya dan benar saja semua orang sudah tidak ada dikelas, hanya pelangi dan tasya yang tersisa.

"Iya cha. Kak paris udah pulang belum ya, aku mau ke ruang OSIS dulu cha". Pelangi mulai mengepak buku nya kedalam tas.

"Ngak tau coba aja lo kesana. gue balik duluan ya udah di tungguin sama Nanda". Tasya buru-buru berjalan keluar kelas meninggalkan pelangi dia tidak ingin pacarnya menunggu lama di gerbang.

"Yaudah Hati-hati cha". Teriak pelangi.

Pelangi mengambil tasnya dan mulai berjalan keluar kelas, kali ini sekolahnya terlihan sepi, karena murid-murid SMK Sukapura sudah pulang 15 menit yang lalu. Pelangi mengambil nafas panjang sambil berjalan menuju ruang OSIS dia berharap paris sedang menunggunya disana untuk pulang bersama.

"Kak paris". Pelangi memasuki ruangan OSIS yang hanya ada beberapa orang lagi disana, dilihatnya paris sedang sibuk membereskan berkas-berkas, yang lainya nampak sibuk juga dengan pekerjaannya. Dengan bahagia pelangi berjalan menuju meja paris.

" Belum pulang pel? " Tanya paris dingin sambil terus membereskan berkasnya.

"Belum kak, Kaka masih lama? " ucapnya penuh harap semoga saja kali ini dia bisa pulang bersama paris.

"Kakak masih ada tugas OSIS pel, Kamu pulang duluan aja! Nanti kasih tau kalau udah nyampe rumah" Paris kembali memandang komputernya dan entah apa yang dia kerjakan disana. Para anggota OSIS yang lain hanya menatap datar kepada pelangi.

"Oh yaudah kalau gitu pelangi pulang duluan ya ka" Ucap pelangi dengan rasa kecewa yang dia sembunyikan.

Sebenarnya dia sangat ingin sekali merasakan indahnya sore berdua dimotor paris seperti yang dia rasakan dulu, menikmati senja yang indah dengan memeluknya dengan erat, merasakan sejuknya hujan saat memeluknya. Namun kali ini pelangi harus mengondisikan hatinya untuk berteman, dia harus rela pulang sendiri lagi naik angkot.

Pelangi berjalan di koridor sekolah dia menatap hampa setiap koridor yang dia lewati, Suasana sekolah yang mulai sepi menambah kegelisahan dihati pelangi, dia terus berjalan dengan tatapan yang kosong.

Sudah hampir 30 menit pelangi berdiri di depan gerbang sekolah menunggu angkot yang lewat, dia memegangi ikatan tas pugung dengan tangannya yang dibarengi memutar mutar kaki kanannya ke tanah. Pelangi terus menarik napas kasar untuk menenangkan pikirannya.

Sudah lama dia menunggu didepan gerbang namun angkot ataupun paris belum juga menghampirinya dia mulai lelah yang ahirnya pelangi memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumahnya dia berharap diperjalan dia bertemu dengan salah satu dari mereka.

"Hey pelangi? ". Suara dan motor itu mengagetkan pelangi dia senang karena ahirnya paris menghampirinya. dengan senyum diwajahnya pelangi meboleh ke belakang.

"Ka pa...." Senyum yang tadinya terpancar diwajah pelangi seketika menghilang ketika dia melihat seseorang dengan motor ninja warna hijaunya kini tepat dihadapannya.

"Ngapain lo disini? " tanya pelangi dengan wajah kecewa bercampur kesal.

"Terserah gue dong, ini kan jalanan umum jadi lo gak berhak bilang kaya gitu sama gue". Temal laki-laki itu.

Pelangi mengambil nafas panjang dia tidak ingin sedang ribut dengan siapapun saat ini dia hanya ingin pulang ke rumah.

pelangi mulai berjalan menghiraukan Laki-laki yang sama sekali bukan yang pelangi tunggu dari tadi.

"Ayo naik! " Laki-laki itu tepat berada disamping pelangi dengan motornya.

"Gue bisa pulang sendiri". Ucap pelangi yang terus berjalan

"Mau sampai kapan lo jalan kaki? Sampai kaki lo lecet? " temal Laki-laki itu dengan nada meledek pelangi.

"Gue gak peduli, yang penting gue pulang". Pelangi terus berjalan dengan tatapan tertuju kedepan dia tidak melirik laki-laki itu sama sekali kali ini pelangi benar-benar tidak ingin ribut dengan siapapun.

" Elo itu ngeyel ya, cepetan naik! " laki-laki itu memarkirkan motornya tepat dihadapan pelangi sehingga pelangi tidak bisa berjalan.

"Gue gak mau"

"Kenapa? Karena elo gak kenal gue? Tenang aja gue bukan orang jahat"

"Bukan"

"Terus apa? "

"Gue nungguin seseorang"

"Sampai kapan? Sampai elo kemaleman? Kalau ada yang ngapa-ngapain elo gimana hah?. NAIK gak?"

"Tapi... "

"Gue gak terima penolakan! "

Pelangii menyerah diapun mulai mengikuti apa yang laki-laki itu katakan lagian dia juga perpikir sampai kapan dia menunggu paris yang entah kapan akan pulang dan benar juga kata laki-laki itu bagaimana jika dia kemaleman dan banyak hal yang akan terjadi padanya.

Disepanjang perjalanan tidak ada satu katapun yang keluar dari mereka. Rasa canggung yang menyelimuti pelangi memaksanya untuk mematung diatas motor, Kalau saja orang yang sedang memboncengnya itu paris mungkin pelangi sudah menjadi orang yang paling bawel sedunia tapi ini bukan paris ini adalah orang yang baru saja dia kenal tadi disekolah.

"Ngomong atuh kan kenal!" Suara itu membunyarkan lamunan pelangi.

"Gue baru kenal lo tadi ya, inget.". Ucap pelangi yang mulai mencairkan suasana.

"Gue inget tenang aja. Rumah lo yang mana? " tanya Laki-laki itu mulai memperlambat lajunya.

"Yang cat pink di depan". Ucap pelangi yang sedari tadi terus memegangi ikatan tasnya.

"Oke, pegangan! ". Laki-laki itupun menanjab kuat gasnya, pelangi sontak kanget dan tanpa sengaja memeluknya erat seperti yang biasa dia lakukan kepada paris.

"Aahhhh.... ". Teriak pelangi dia memejamkan matanya yang tanpa dia sadari sedang memeluknya.

"Udah nyampe hey turun! ". Laki-laki yang sedang dipeluk pelangi itupun mehentikan motornya tepat di rumah ber cat pink lengkap dengan tanaman bunga yang indah, dia melihat tangan pelangi yang masih memeluknya erat. Pelangi sontak melepaskan pelukannya, ia pun turun dari motor ninja berwarna hijau itu.

"Thank ya". Pelangi berjalan memasuki gerbang.

"Woyyy...? ". Teriak Laki-laki itu yang kesal melihat pelangi pergi begitu saja pelangi menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Gak ada ucapan terimakasih gitu". Ledek Laki-laki yang masih berdiri di depan rumah pelangi dengan motornya.

"Makasih". Ucap pelangi dengan nada yang tidak ihklas.

"eeiiittt... Gue gak terima ucapan terimakasih kaya gitu". Temalnya

"Terus? "tanya pelangi yang semakin kesal.

"Terimakasih senja udah nganterin pelangi sampai rumah, Hati-hati dijalan ya". Laki-laki bernama senja itu pun meminta pelangi mengikutinya.

"Gue gak mau". Ucap pelangi dengan nada kesal.

"Udah gue bilang gue gak nerima penolakan! "tegasnya. Pelangi yang kesal pun hanya bisa mengikuti apa yang dia suruh, dia benar-benar ingin langsung memasuki kamarnya.

"Terimakasih senja udah nganterin pelangi sampai rumah, Hati-hati dijalan ya, puas lo". Temal pelangi jiji

"Gitu dong". Ucap senja tersenyum

Pelangi meninggalkan Laki-laki itu dengan perasaan kesal. Dia tidak pernah berpikir bahwa sore ini dia akan merasa sangat kesal seperti ini. Bagaimana bisa dia memeluk orang yang baru saja dia kenal tadi disekolah ditambah tadi dia kecewa kepada paris yang lebih mementingkan tugas OSIS nya daripada pulang bersama pelangi.

Pelangi berjalan menuju kamarnya dengan perasaan kesal ingin rasanya dia menerkam seseorang.

"Udah pulang sayang? " Suara itu melemahkan pelangi.

"Udah mah, pelangi ke kamar dulu ya". Pelangi mencium perempuan kepala tiga itu dengan hangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang