Bagian Ketiga

10 2 0
                                    

Percakapan ini berlangsung saat keduanya tengah berada di ruang auditorium sekolah. Waktu itu, hanya mereka berdua saja penghuninya.

"Kenapa bisa sampe segitunya banget ya mereka, jatohnya kan kayak jadi ngebully lo gitu."

Dia tersenyum sinis. "Gue gak peduli mereka mau ngehina atau bahkan ngebully gue sekali pun gak masalah. Asal lo emang bener jadi temen gue aja, itu udah lebih dari cukup."

"Tapi lo juga gak bisa terus-terusan kayak gini sampai kelulusan nanti."

"Kelulusan gue gak ada sangkut pautnya sama mereka."

"Ada. Kenangan lo jadi memorinya. Gue gak mau lo punya kenangan yang buruk setelah keluar dari sekolah ini. At least gak semua kejadian pahit yang tertinggal di memori lo itu."

"Gue cuma punya satu kenangan terbaik yang ada di sekolah ini."

"Apa?"

"Elo."

A Boy Who Lives With SunglassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang